Hujan 2

41 9 3
                                    

😊

MOS telah berakhir kemarin, itu artinya hari ini Tiva resmi menjadi siswa di sekolah tersebut sampai 3 tahun mendatang.

Kemarin, Tiva menyempatkan ke toko buku untuk membeli buku-buku yang di perlukan karena kebetulan MOS berakhir lebih cepat.

Dan kemarin hujan, tepat setelah Tiva keluar dari toko buku. Seperti biasa, Tiva menyempatkan waktu untuk menikmati hujan.

Berdiri mematung di pinggiran jalan dengan sebuah payung hijau di tangan.

Tiva yang sedang duduk tersentak karena bunda menyentuh pundaknya.

"Kamu udah siapin semua kan? Gak ada yang ketinggalan? Coba cek dulu, ntar ada yang ketinggalan lagi."

"Udah bun, gak ada kok. Aku udah siapin daritadi malem." Tiva beranjak dari kursi menuju rak sepatu di depan rumahnya.

"Oke, hati hati ya nak. Semoga cepet dapet temen biar gak sendiri mulu, hehe." bundanya berucap sambil tersenyum jahil.

"Susah nyari temen baru bun, ntar aja deh liat. Tiva berangkat dulu bunda, Assalamualaikum." Tiva segera berangkat setelah pamitan dengan bunda.

~~~~

Sesampainya di kelas barunya Tiva melihat kelas yang masih lumayan sepi, hanya ada beberapa anak yang sibuk dengan bukunya. Pasti kutu buku, pikirnya.

Tiva memilih duduk di samping perempuan yang sibuk membaca buku di baris kedua di samping jendela daripada duduk di depan meja guru. Biarpun pintar, Tiva tetap tidak suka duduk terlalu dekat dengan meja guru. Itu membuatnya risih.

"Gue duduk di sini ya." ucap Tiva pelan sambil meletakkan tas di meja.

"Hai, iya duduk aja. Kosong kok. Kenalin gue Nada, nama lo siapa?" Sapa Nada sambil tersenyum ramah pada teman barunya tersebut.

"Gue Tiva, Rativa Adinda." balas Tiva sambil tersenyum kecut.

"Ih, nama lo bagus. Kayak orangnya, hehe"
Nada nyengir melihat tingkah tiva. "Kok senyum lo kecut sih? Gue... banyak tanya ya?"

Tiva segera menggelengkan kepalanya. "Gak kok, gue... cuma gak terbiasa ngomong sama orang." jawab Tiva dengan suara pelan.

"Trus, pas smp lo gak punya temen gitu? Eh, lupain aja. Kok gue jadi lancang sih, haha.. maaf ya." Nada jadi salah tingkah dan tertawa sendiri.

"Gak pa pa kok, pas smp punya sih, satu. Tapi sekarang beda sekolah, jadi ya gitu." ah, Tiva jadi kangen Rani. Walaupun tidak begitu dekat, tapi setidaknya Rani selalu mendampinginya selama smp. Melalui semuanya bersama.

"Yaudah, kalo gitu.. lo jadi temen gue aja, gimana? Itu kalo lo mau sih, soalnya gue agak berisik." Nada bertanya sambil nyegir polos. "Oiya, gue juga ada temen yang sekolah disini juga. Ntar gue kenalin deh, oke." sambung Nada ceria setelah melihat anggukan dari Tiva.

~~~~

"Tiva, yuk ke kantin. Temen-temen gue udah nunggu di depan kelas tuh." Nada langsung menarik tangan Tiva keluar kelas setelah selesai membereskan buku di atas mejanya.

Temen-temen? Jadi, temennya banyak gitu?

"Nada, lo lama banget sih! Dari tadi gue nungguin, udah laper nih. Bentar lagi bel bunyi tau." seorang cewek berambut ikal bertanya kepada Nada dengan raut muka cemberut dan kesal.

"Maaf ya, tadi gue nungguin temen gue ini nyatet bentar." ucap Nada sambil menunjuk Tiva yang dari tadi diam di sampingnya.

"Nih, kenalin. Temen baru gue namanya Tiva.. nah, Tiva kenalin temen temen gue.. Yang pake kacamata Dila, trus yang marah marah tadi Anna, yang nyengir ini Nara." ucap Nada mengenalkan teman-teman nya.

Love And RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang