Hujan 11

5 1 0
                                    

😊

Kalau saja Tiva punya kemampuan menghilang tiba-tiba, pasti sudah dia lakukan sekarang juga atau kalau bisa beberapa detik sebelumnya deh,  Saat tak sengaja bertemu dengan Gilang di depan perpustakaan sekolah.

Awalnya Tiva ingin berbalik saja ke arah kelas dan pura-pura tak melihat Gilang, tapi yang terjadi malah Gilang yang sudah melihatnya juga dan melambaikan tangan dengan semangat ke arahnya.

Dan jadilah Tiva disini sekarang, rooftop sekolah. Sesuai kesepakatan tak sengaja mereka tadi pagi. Hanya duduk diam sambil melihat ke arah sekitar sekolah yang jelas terlihat dari tempatnya sekarang.

"Jadi, lo kenapa tadi pagi?" Tanya Gilang memulai pembicaraan.

"Emangnya tadi pagi gue kenapa?" Tanya Tiva dengan tampang polos.

Gilang mengerutkan alisnya dan menatap Tiva lagi, "tadi pagi lo tiba-tiba aja pergi duluan, padahal gue masih ngomong sama lo."

O oh.

"Gue ga kenapa-kenapa kok, cuma ya tadi itu bel udah hampir bunyi. Gue cuma takut telat masuk kelas, yang ada ntar gue kena hukum." Jelas Tiva sambil masih menatap sekitar sekolah.

"Gitu ya, gue kirain lo kenapa tadi. Bagus deh," balas Gilang tenang.

"Lo udah makan?" Tanya Gilang lagi.

Tiva menggelengkan kepalanya, "belum."

"Yaudah, nih. Gue beli roti tadi, lo makan gih." Gilang menyodorkan sebungkus roti selai ke arah Tiva yang tampak bingung.

Melihat Tiva yang hanya diam, Gilang meraih tangan Tiva dan meletakkan roti itu ke atas tangannya.

Seolah sadar, Tiva mengembalikan roti itu ke tangan Gilang dan menggelengkan kepalanya. "Gue ga laper, lo aja yang makan."

Krrrr

Keduanya terdiam sambil melihat satu sama lain,

"Pffttt, ehemm. Oke, gini aja. Gue laper dan lo juga laper. Jadi rotinya kita bagi dua aja biar adil." Putus Gilang sambil menatap geli Tiva yang sudah memalingkan wajahnya ke arah lain, malu dengan kejadian barusan. Perutnya menghianatinya sampai membuatnya malu seperti ini.

"Nih,"

setelah membagi dua roti tadi, keduanya sibuk mengunyah sampai roti masing-masing habis.

"Oiya, nanti lo pulang jam berapa? Ada kelas tambahan gak?" Gilang kembali memusatkan perhatiannya ke arah Tiva yang berdiri di sebelahnya.

"Hari ini gaada kegiatan tambahan, jadi gue pulangnya jam satu siang," jelas Tiva.

"Emangnya kenapa?" Tanya Tiva.

"Gue mau ngajakin lo pulang bareng." Jawab Gilang langsung.

"Eh?"

"Kenapa? Lo udah ada janji lain?" Tanya Gilang lagi.

Tiva langsung menggelengkan kepalanya.

"Trus?"

"Trus apa?" Tiva tidak mengerti Gilang membicarakan apa, atau tepatnya tidak fokus. Bagaimana tidak, sejak tadi Gilang terus menatapnya terang-terangan. Seolah tidak ada masalah dengan itu.

"Ya terus lo mau gak pulang bareng gue nanti? Lagian lo ga bawa sepeda juga, kan." Gilang menaik turunkan alisnya, seperti memberi penawaran.

"Tapi nanti gue ada keperluan beli sesuatu dulu," ucap Tiva akhirnya.

"Gampang, ntar gue temenin lo beli sesuatu itu. Tapi lo juga harus temenin gue juga nanti." Jawab Gilang.

"Kemana?" Tanya Tiva.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love And RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang