Hujan 3

25 8 1
                                    

😊

"Eh, si gilang kenapa lagi tuh?"

"Ya ampun, pasti berantem lagi itu."

"Nggak ada kapok-kapok nya ya tu orang. Ganteng sih, tapi malah kayak gitu kelakuannya."

"Aduuh, walau udah gitu. Gue tetep jatuh ke pesonanya gilang. Cool bangett." Bisik-bisik dari siswi memenuhi lorong sekolah saat melihat seorang Gilang Ardan lewat dengan luka lebam yang sudah pasti dari hasil berkelahi.

Sudah tidak asing lagi sebenarnya melihat kejadian seperti itu di sekolah. Siapa yang tidak mengenal seorang Gilang?

Anak orang kaya tapi gak suka pamer kekayaannya. Saat ke sekolah, Gilang lebih sering naik transportasi umum daripada membawa mobil pribadinya, walau kadang dia membawa motor ninja berwarna hitam kesayangannya, itupun kalau sedang mood.

Suka berkelahi, tapi nilainya tetap baik-baik saja. Ganteng tapi dingin banget sama orang-orang, apalagi cewek yang sengaja mencari perhatiannya.

Walaupun begitu, tak ada yang tahu rahasia seorang Gilang Ardan. Karna ia tak akan membiarkan siapapun tahu hal itu.

~~~~

"Gilang, kapan kamu akan berubah? Kamu udah mau kelas 3 SMA lo sekarang. Iya, ibu tau kamu pinter. Tapi, kalau kamu berantem terus itu bisa mempengaruhi nilai kamu nak." Bu Rahma memijit pelipisnya yang sakit melihat tingkah anak didik yang sudah sangat sering keruangannya ini, ruang BK.

"Iya, bu." Jawaban yang selalu Gilang berikan saat dia dipanggil ke ruang BK.

"Kamu ya, jawabnya iya iya terus. Tapi, kenyataannya kamu ulangi lagi. Kamu gak kasian sama masa depan kamu? Kalau kamu kayak gini terus, gimana kamu bisa sukses dan banggain orangtua kamu?" Bu rahma masih terus mencoba menyadarkan anak didiknya yang sudah sangat keras kepala, seperti batu.

"Iya, bu." Gilang hanya memasang wajah datar saat menjawab nasehat dari bu Rahma.

"Huuh, ya sudahlah. Ibu capek-capek ngomong tapi jawaban kamu itu saja. Yang penting kamu harus mulai fokus sama kenaikan kelas dan ubah kebiasaan berantem itu ya, nak. Sudah, balik ke kelas sana. Ingat! Jangan keluyuran."

"Permisi, bu." Gilang pun keluar dari ruang BK dan segera menuju kelas. Hari ini dia akan menuruti perintah dari bu Rahma karena dia sedang tidak mood untuk melakukan apapun.

~~~~

Bel pulang sudah berbunyi, semua siswa mulai keluar kelas untuk segera pulang atau sekedar jalan ke mall.

Langitnya mendung, sebentar lagi pasti hujan. Batin Gilang sambil menatap ke arah langit.

Gilang itu bisa disebut a pluviophile. Seseorang yang mengagumi hujan, akan merasa tenang dan bahagia saat hujan turun. Persis seperti yang dirasakan Gilang sekarang.

Gilang segera bersiap untuk pulang. Hari ini Gilang akan pulang jalan kaki atau mungkin nanti dia bisa naik bis. Itu tidak masalah baginya. Apalagi sebentar lagi hujan.

Tik tik tik

Hujan pun mulai turun. Gilang tidak pergi untuk berteduh karena itulah yang dia inginkan, dia tetap melanjutkan jalannya. Membiarkan hujan membasahi dirinya sambil menikmati irama dan petrichor atau biasa disebut bau khas yang di timbulkan hujan.

Saat sedang menikmati hujan, tak sengaja Gilang melihat seorang gadis dengan payung hijaunya berdiri di depan sebuah toko buku sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Melihat rintikan hujan.

Dan Gilang sadar, gadis itu adalah orang yang sama dengan yang dia temui kemarin. Masih di tempat yang sama, dan pakaian yang sama.

Bagaikan tersihir, gilang terus memperhatikan gadis itu dari tempatnya berdiri sekarang. Ada sesuatu yang menahannya untuk tetap menatap gadis itu.

Love And RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang