Tarian Anak Hujan

409 35 10
                                    

Hei,
Dulu kau yang datang padaku.

Membawa kehangatan di kebekuanku

Dengan sentuhan rasa yang berbeda

Mendorongku keluar dari penjara sepi

Kau tersenyum kearahku, cerah

Merubah dunia gelap di lorong hatiku

Hei,

Kau dengar aku?

Aku merindukanmu.

***


Kalau ada yang bertanya tentang apa yang paling kau sukai, kau mungkin akan mudah menceritakannya pada semua orang karena kau memang menyukainya. Jangan tanyakan padaku untuk apa yang aku suka, tentu saja. Perasaan hangat saat rasa itu menyentuh jiwaku.

Hari mulai gelap, seluruh lorong sekolah menyepi ditinggalkan beribu pasang kaki satu jam lalu setelah berakhirnya kegiatan klub. Tak terkecuali klub yang konon katanya terkenal di seantero jepang karena kekuatannya, klub basket teiko.

Jika kau ingin bertanya kenapa aku masih ada di sini sementara yang lain telah pergi? mudah saja, karena Akashi Seijuro sang kapten tim basket teiko, emperor merah pemilik manik dwi warna yang tidak pernah mau di bantah ataupun kalah itu masih ada di sini Akashi berdiri didepan loker penyimpanan sepatu yang tak jauh dari pintu keluar. Sedang hujan diluar sana--deras, sangat malah. Tapi, bukan itu yang membuatnya tetap mematung disini. Lihatlah, diseberang sana--sedang berteduh di bawah atap tempat penitipan sepeda-- si rambut biru, Kuroko Tetsuya menatap intens kearah rintikkan hujan yang jatuh turun kebumi dengan mata biru selayaknya langit musim semi dengan khidmat.

Akashi memandangi kuroko lekat-lekat tanpa sepengetahuan pemilik surai baby blue itu tentunya, ia berjengit heran tatkala makhluk yang dipandangnya itu malah berjongkok--mungkin lelah, karena lama berdiri-- dan, tersenyum? Hei, lihatlah. Dia tersenyum manis menatap air yang berguguran itu. Tidakkah ia takut basah? Apa hujan semenarik itu sampai dia tak menyadari tubuhnya yang mulai lembab terkena tempias air? Oh, tunggu! Apa yang tadi itu, sungguhan? Sungguhkah Kuroko tersenyum? Akashi tidak salah lihat kan? Ya ampun, ini berita besar. Bagaimana tidak? Dia yang selalu memasang wajah pokerface andalannya di segala situasinya --termasuk saat terluka, marah, sedih dan sejenisnya-- kini tengah tersenyum? Karena, hujan?? Sulit untuk dipercaya.

Pyaassshh ....

Akashi berlari menerobos hujan untuk mendekati Kuroko karena penasaran dan tidak sengaja menyipratkan cukup banyak air genangan hujan karena tekanan langkah larinya itu. Niat hati ingin meminta maaf tapi, melihat sang korban yang begitu asik menatap air hujan sampai tak menyadari kehadirannya bahkan air yang mengenai tubuhnya--mungkin karena ia mengira itu hanya air hujan yang jatuh kearahnya-- alih-alih meminta maaf, Akashi malah ikut berjongkok disamping Kuroko coba mengikuti arah pandangnya yang hanya ada air.

Akashi melipat dahinya. Penasaran, ia menatap wajah kuroko disampingnya, yang ditatap tak merespon seolah menganggap Akashi tak pernah ada. Uh, itu ... Sedikit menyakitkan.

"Apa yang kau lihat?" akhirnya Akashi membuka suara. Tidak ada respon, Akashi diam sejenak sebelum kembali bersuara.

"Apa ada hal menarik di setiap tetesan hujan itu, sampai kau tak mau melewatkannya?" kali ini Kuroko merespon, wajahnya menatap kehadiran Akashi sebelahnya, wajahnya benar-benar datar, tidak ada rasa terkejutnya sama sekali. Senyum tipis yang sempat akashi lihat tadi juga sudah hilang, entah kemana.

"Ah," respon Kuroko lemah, dia baru tahu ada Akashi disana. Terlihat dari matanya yang terus mengerjap lucu, membuka dan menutup berganti warna antara manik biru indahnya dan kulit putih kelopak matanya. Akashi terkekeh geli dalam hati, melihat aksi terkejut yang luar biasa aneh dan baru baginya itu.

"Dia menari," ucap Kuroko kemudian, kembali pada kegiatannya semula.

"Menari?" tanya akashi bingung sambil memandangi hujan, coba mengerti ucapan Kuroko.

"Hmm," respon kuroko, kembali menampilkan senyum tipisnya. Indah, pikir Akashi membayang. Ia terpaku. " lihatlah, dia menari dengan indah. Tersenyum, terus mencoba menghiburku."

"Menghibur? Ah, jadi itulah kenapa dia tersenyum." Akashi membatin. "Tapi ... Yang aku lihat hanya air"
Ucap Akashi yang hanya di balas senyum Kuroko. Bolehlah Akashi siswa mutlak yang jeniusnya tiada banding, terhormat dan dengan segala yang ia punya. Tapi, ia sungguh tidak mengerti arti dari senyum itu. Terlebih lagi, perkataannya.

Lanjut???
Vote dan komen :D
#di keroyok reader. Uwaaaahhhhhh

Kita (Kau Dan Aku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang