Chapter 2 : The Agreement

108K 2.7K 71
                                    

Private Secretary

Chapter 2 : The Agreement


Aku bekerja seperti biasanya di malam hari. Sambil menunggu giliranku, aku merias diriku. Dengan wiig merah dan topeng lalu sarung tangan untuk menutupi gelang di pergelangan tanganku. Aku takut, jika salah satu kenalan Shane, atau lebih buruknya lagi, Shane sendiri akan berada di luar.

"Sambutlah, Mia!" panggilan itu berasal dari panggung. "Giliranmu, Mia." ucap Cruz, salah satu temanku yang juga berprofesi sebagai penari di sini.  Aku segera keluar dan menari mengitari tiang besi di panggung.

"Mia!" Terdengar sorakan-sorakan tiada henti. Apalagi ketika aku mulai membuka atasan bikiniku. Membuat semuanya semakin keras. Aku mendekati satu persatu pria yang kemudian menyelipkan uangnya ke pakaian dalamku.

Aku melirik sekitarku. Berharap Shane tidak ada di sini... Sialnya aku malah melihat Shane. Ia sedang menatapku dengan mata birunya sambil meneguk pelan whisky yang ia pegang. Mengetahui aku melihat ke arahnya, ia tersenyum licik. Aku akan mati...

Aku menari sambil berkeringat dingin. Untunglah musik elektrik yang mengiringku akhirnya selesai. Dengan tergesa-gesa, aku segera masuk ke belakang panggung. "Ada apa, Mia?" tanya Cruz memegang pundakku. "Kau terlihat pucat, Mia." Aku menggeleng dan berpura-pura tegar. Walau aku tidak..

"Kau yakin?" tanya-nya lagi. 

"Tenang saja." ucapku sambil berkedip padanya. Ia tersenyum lega. 

"Baiklah.. Ayo, mari menyajikan minuman saja." Ia menggandeng tanganku keluar bersamanya, lalu menyerahkan setampah minuman padaku. Aku menyerahkan beberapa minuman pada setiap pelanggan di bar.

Tapi, karena kurang berhati-hati, aku menabrak Ross, sehingga minuman tersebut tumpah ke arahnya. "Mia!" bentaknya dengan suara lantang. 

"Maafkan aku.." ucapku sambil mengambil serbet untuk mengelap dirinya yang hampir tidak dibalut pakaian.

"Kau pasti sengaja, kan?" Aku tidak berani menatapnya. 

"Aku minta maaf." Aku dapat merasakan amukannya. 

"Hentikan itu." desisnya dengan kejam lalu membuang serbet itu ke arahku. Dengan segera, kejadian itu langsung menjadi pusat perhatian. "Apa kau tidak memiliki mata Mia?" Ia menaikkan tangannya hendak menamparku. Aku pun menutup mata karena tidak ingin melihatnya. Namun, anehnya, tamparan itu tidak juga sampai di wajahku.

Apakah ada seorang pangeran yang datang untuk melindungiku seperti yang biasanya ada di novel?

Memberanikan diriku untuk membuka mata, aku melihat seorang pria memunggungi dan memegang tangan Ross yang akan menamparku. Pria ini, aku mengenalinya. Shane yang melindungiku? 

"Berapa harganya?" tanya Shane setelah melepaskan tangan Ross. Setelah Ross menjawabnya dengan nominal uang yang lumayan besar, Shane membayarnya. "Ambil saja kembaliannya." jawabnya dengan arogan setelah itu langsung merangkul tanganku pergi tanpa memerdulikan orang-orang yang memperhatikan kita.


-

Ia membawaku ke ruang VIP, yaitu ruang sendirian. "Lepaskan aku.." Ia pun melepaskan tangannya dariku, lalu duduk dengan pesonanya di sofa. Ia tertawa kecil. 

"Kau benar-benar ceroboh.." nilainya sambil meneguk whisky nya kembali. Merasa segan, mau tidak mau aku harus mengatakan "Terima kasih." Ia tertawa kecil. "Menarilah di depanku.."

Private SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang