Part 5

44 21 3
                                    

Happy reading..

Vote dan comment jangan lupa ya.. 👌

____________________

" Halo, selamat sore Mrs. Melani "

"...  "

"Apakah ibu ada keluhan hingga menelfonku? "

". . .  "

"Ah, baguslah  "

". . . "

"Ya tentu, aku tak melupakan janjiku "

"..."

"Ya, baiklah. Bye "

Setelah menjawab telfon, tak lama terdengar suara bel rumahnya. Dahi Stella mengerut bingung siapa yang mengunjunginya. Dia merasa tak memiliki janji temu dirumahnya dan memang selama ini Stella jarang menerima tamu dirumah karena lebih sering diluar lagipula bukankah erik akan kesini sore sekali sedangkan sekarang masih jam 04.00 pm. Lalu siapa?
Saat Stella membuka pintu apartemennya, dengan terkejut melihat Richard berdiri dengan tampilan jas mahalnya yang melekat pada tubuhnya dan wajah menawannya..

' fokus stella, dia pasti mencari masalah '
benak Stella seakan membuat pro-kontra yang beradu di dalamnya.

"Ehm.. "
Suara Richard menyadarkan Stella jika lelaki ini masih berdiri didepannya yang masih terkejut karena kedatangannya

"Maaf " ucap Stella spontan

"Untuk? Ehm, seharusnya aku yang minta maaf Ms. Stella "

"Ya, ya..  Maksudku..  "
Jawaban Stella yang kaku membuat Richard menebaknya jika wanita didepannya ini sedang gugup. Richard hanya diam melihatnya dan meniliti lebih jelas penampilan yang terlalu sederhana untuk seorang dokter dan cucu dari orang kaya dinegaranya stella.

"Maksudku, kau tau dari mana apartemen ku Mr. Gates? "

"Ahh.. Tentu aku bisa Ms. Hartono "
Ucap Richard dengan senyum smirknya." aku kesini ingin meminta maaf atas kejadian kemarin Ms. Hartono " lanjutnya

"Tolong panggil Stella saja "

"Baiklah, panggil aku Richard kalau begitu. Dan kau tidak mau manawariku masuk Stella? "

"Tentu tidak tuan Richard, aku tidak merasa harus menerima tamu tak diundang disini "

"Baiklah, kalau begitu ini untukmu " ucap richard seraya memberi sebuket besar mawar ungu dan dandelion

'Bagaimana dia tahu? Ah, kekuasaannya segalanya Stella ' benak Stella lagi-lagi menerka apa lelaki dihadapannya ini tahu segalanya tentangnya. Stella tidak munafik mengambil bunga tsb.

"Untuk apa? "

"Sebagai permohonan maafku tentu saja "

"Baiklah "

"Apa kau memaafkanku? "

"Ntahlah, mungkin "

"Dan aku akan membuat kata 'mungkin' menjadi kata 'ya' itu terjadi Stella "

"Try it Mr. Gates, aku tak memiliki banyak waktu sekarang. Jadi kau boleh pergi sekarang, bye " ucap stella seraya menutup pintunya.

"Apa?  "
Lirih Richard seakan tak percaya jika Stella telah mengusirnya 2 kali dalam minggu ini ' damn ' umpatnya.
"I'll be back Ms. Stella " ucapnya seraya berjalan meninggalkan apartemen tsb.

Erik yang baru sampai di parkiran mobil apartemen stella dengan membawa beberapa kantong belanjaan, dan keluar menuju lift menekan angka 15 menuju lantai tempat Stella, saat sampai disana tak sengaja dia berpapasan dengan lelaki dengan tampilan kantoran.

'Bukankah hanya Stella penghuni di lantai ini? ' menepis pemikirannya Erik sudah sampai depan pintu stella, erik langsung memasukkan password apartemen stella dan masuk ke apartement. Tanpa Erik sadari jika lelaki yang diperhatikannya tadi -Richard juga memperhatikan Erik saat masuk apartemen stella.

___________________

"Bagaimana perkembangannya? " tanya Erik

"Baik. Ada kemajuan walaupun sedikit " sahut Stella sambil membawa minuman yang ditaruh di meja tamu.

"Apa kau baru menerima tamu? " Erik bertanya sambil menatap Stella dengan penasaran

"Ada apa?  " tanya Stella kaku

"Aku berpapasan dengan seseorang lelaki tadi, bukankah hanya kau sendiri dilantai ini "

Sontak Stella membulatkan matanya mendengar pernyataan Erik, namun dengan cepat Stella menguasai kembali ekspresinya.
" salah alamat " jawab Stella singkat.

"Ooh..  aku akan ke kamar babyree "

Stella lega melihat Erik masuk kamar Claire untuk membangunkannya dan membayangkan wajah kantuk dan terkejut bersamaan Claire pasti sangat menggemaskan. Mengingat dia hanya mengatakan suprise kedatangan seseorang untuk Claire.
Stella beranjak ke dapur untuk memasak makan malam mereka. Setelah selesai dengan memasaknya dan makan malam sudah siap Stella beranjak ke kamar Claire untuk memberitahu jika makan malam telah siap. Saat membuka pintu, pemandangan di depan Stella membuat bibirnya menarik ke atas dengan sendirinya, melihat posisi Claire di pangku oleh Erik yang tengah mendengarkan balita itu tak berhenti beebicara banyak hal.

"Momy.. Dabdy bilang membawa kelinci untukku. Benarkah momy? "

"Ya sweetheart, apa kau ingin melihatnya "

"Tentu momy "

"Tapi sudah babyree makan okay " sahut Erik

"Sesudah kita makan? " tanya Claire

"Yap, dan kita akan bermain dan memberinya makan nanti. Setuju? " balas Erik

"Setuju " seru Claire

"Apakah aku boleh memberinya nama dady? " sambung Claire

"Tentu babyree, Itu punyamu. ayo, kita ke meja makan sweetheart " jawab Erik.
Erik membawa hadiah kecil untuk Claire 2 ekor kelinci anggora dengan berwarna coklat beserta kandangnya. Stella hanya senyum senang melihat Claire dan Erik bercengkrama layaknya ayah dan anak ini.,

_______________________

  Akhir pekan telah tiba, Claire dan Stella berencana untuk menghabiskan libur pekan dengan di pagi hari ke panti dan setelah waktu makan siang mereka akan ke apartement Erik untuk membuat kue. Yahh.. Sebenarnya hanya Stella yang membuatnya tapi ini sebagai hadiah dari Claire yang menjanjikan kue untuk Erik -dadynya. Dan sekarang telah lewat makan siang saatnya mereka bergegas ke supermarket untuk membeli bahan dan beberapa cemilan sebelum ke apartment Erik

"Kita ke supermarket sebentar ya sweetheart "

"Oke momy " sahut Claire
Setelah sampai supermarket, Stella dan Claire yang berjalan di sampingnya memasuki supermarket tsb.

"Sweetheart, ingin membuat kue apa untuk dady? "

"Brownies momy, apakah boleh? "

"Haha.. Tentu sweetheart. Dan dady akan suka itu"

Di tempat tak jauh dari mereka, Richard tengah berdiri dengan pakaian kasual beserta topi dan kacamata hitamnya memperhatikan ibu dan anak didepannya itu, mendengarkan kue apa yang akan mereka buat untuk dady. 'dady? ' batin richard.
Richard yang kebetulan melewati supermarket di mall ini melihat mereka -Stella dam Claire- memasukinya. Dan tanpa sadarpula Richard mengikuti mereka diam-diam.
' jadi Stella sudah punya kekasih? ' Richard sibuk dengan pikirannya tentang Stella tanpa sadar tangannnya di tarik seseorang dan spontan Richard melihat ke arah orang yang menariknya dan ternyata balita ini lagi..?

"Paman sedang apa? " tanya Claire penasaran

"Ahk.. Paman sedang, sedang.. "

________________________

Maaf jika Typo masih berkeliaran.. 

Vote dan comment, 👌

Still BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang