Fajar kini mulai menjulang, memberikan setetes kehangatan di markas P.B.A.E.D yang cenderung dingin. Beberapa orang telah terbangun, termasuk Rafa dan Diana. Mereka sudah bangun duluan untuk sholat sunat. Mereka memang rajin untuk urusan agamanya. Dan sekarang sudah hampir sampai waktu shubuh.
"Diana, aku akan membangunkan para laki-laki."
"Baiklah, biar aku yang membangunkan para perempuan."
"Tapi ingat, jangan ganggu orang yang beda kepercayaan... oke?"
"Iya... iya, aku mengerti." malas Diana. Mereka pun berpisah. Diana ke kamar perempuan, dan Rafa ke kamar laki-laki.
***
Di kamar laki-laki...
Para pejuang dan calon prajurit hebat dari SMA Rajawali kini sedang tertidur. Mereka tidur berserakan bagaikan sampah di ibukota, tepatnya seperti korban tsunami aceh tahun 2004. Dengkuran terdengar lantang di sini, kalau saja Rafa cukup kreatif, mungkin dia bisa me-remix dengkuran-dengkuran itu. Lumayan menarik untuk disebar ke you tube. Rafa mendekati kasur Falach.
"Kak Falach! Bangun!" bisik Rafa.
Falach hanya menggeliat. Matanya tetap tertutup, sedangkan kakinya malah menendang Rafa. Falach sudah seperti beruang yang berhibernasi saat tidur. Sulit dibangunkan.
"Kak, bangun..." Rafa kembali mencoba membangunkan Falach. Dia menggerak-gerakkan tubuhnya. Falach mulai bergerak.
Tangannya menggaruk-garuk rambutnya sambil terpejam. "Dia belum bangun juga -_-" batin Rafa. Dia mencoba lagi, Falach kembali menunjukkan reaksi. Kini dia menggaruk pantatnya, memasukkan tangannya ke dalam celananya. Menjijikan, Rafa hanya mengerenyitkan dahinya sejenak, lalu kembali berusaha membangunkan Falach. Hal yang lebih menjijikan malah terjadi. Sekarang tangan Falach yang menggaruk bagian belakang berpindah ke depan lalu berhenti di sana.
"Kaaakk!!!" Rafa menaikkan nadanya. Tangan Falach berpindah tempat, "syukurlah!" batin Rafa.
Dengan kesabaran yang hampir bermetamorfosis menjadi kesal dan amarah itu Rafa kembali menggerakkan tubuh Falach. Reaksinya mulai bagus, dia agak mengangkat badannya... walaupun masih terpejam. Setelah itu dia kembali berbaring dengan menyamping membelakangi Rafa, lalu...
Prooottt...
Suara kentut yang keras itu berhasil membuat kesabaran Rafa habis. Tanpa pikir banyak lagi, dia langsung memukul bokong Falach dengan keras. Dan akhirnya, mata Falach sedikit terbuka.
"Apa?!" malasnya.
"Setelah kupukul pun, hanya itu reaksinya? ._." batinya heran setengah mati.
"Sudah shubuh, kau muslim kan? Ayo sholat!" ajak Rafa menekan emosinya. Falach langsung tersentak, matanya langsung terbuka.
Tak aneh Falach tersentak mendengar kata sholat dari mulut Rafa. Di sekolahnya, ibadah seperti itu telah dilupakan. Bahkan mesjid yang dulu ada pun telah dirobohkan dan diubah menjadi laboratorium fisika. Sekolah mereka memang terlalu mendahulukan pendidikan. Pantas saja SMA Rajawali tak pernah terkenal di Indonesia ini, walaupun mungkin ada sebagian muridnya yang berprestasi. Ya, karena sekolah yang seperti itu, murid-muridnya pun jadi malas melakukan ibadah.
"Satu tahun kemudian..." canda Rafa memberi backsound pada lamunan Falach yang... lama. Falach pun tersadar.
"Oh, ayo!" hati kecil Falach tersentuh. Dia bergegas melaksanakan kewajibannya itu. Di antara beberapa laki-laki di sini, yang beragama islam hanya Rafa dan Falach saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliquid : The Culmination of The Conspiracy (On Hold)
Science FictionSemua misteri tentang alien kini terungkap! Pemikiran-pemikiran yang salah telah terperbaiki. Alien yang kita kira makhluk menyeramkan itu ternyata hanyalah suatu cairan. Cairan ini bernyawa, tak terpengaruh oleh apapun, dan merupakan virus yang dap...