Saat mentari mulai turun dari puncak langit biru di hari minggu, persiapan terakhir sebelum misi pun selesai dilakukan. Ketegangan yang tadinya tersembunyi, kini keluar... tadinya mereka hanya membayangkan peperangan dari sudut pandang yang menyenangkan. Namun, yang mereka bayangkan sekarang adalah ketakutan yang tiada tara. Menghadapi makhluk menyeramkan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Setetes peluh mulai menetes dari kening mereka, sebagian ada yang menangis mencoba tuk menekan rasa takut dalam dirinya.
"Baiklah... besok kalian akan berangkat ke Garut. Misi kalian adalah mengumpulkan informasi apapun yang dapat ditemukan, lalu melakukan penelitian, selain itu... kalian bisa menyelamatkan siapapun yang kalian temui." Walfred membuka pembicaraan mereka. Keseriusan terlihat sangat mencekam di sini. "Kalian akan berada di kota itu selama tiga hari, manfaatkan waktu itu."
"Baik pak!" serentak pasukan Rajawali.
"Persiapan kalian sudah sempurna, untuk hari ini... kurasa sudah cukup. Kalian bisa beristirahat sekarang, jangan terlalu kecapean, persiapkan kesehatan kalian untuk besok."
***
Keesokan harinya...
Para pasukan telah bangun sejak pagi sekali, pakaian ringan berteknologi nano yang dilapisi jaket kasual anti-peluru sudah mereka pakai. Dalam hati kecilnya mereka terus meyakinkan diri untuk tidak takut. Sebelum keberangkatan, mereka berkumpul terlebih dahulu.
"Kalian!" panggil Viola kepada pasukan Rajawali yang lain. Mereka menghampirinya, dan Viola pun memberikan suatu kotak berisi sesuatu seperti cincin. "Ini adalah alat untuk meningkatkan hormon adrenaline, jadi kalian tak akan merasa ragu setelah memakai ini."
Tanpa banyak bicara... Falach, Cherry, Rafa, Nita, dan Liand memakainya.
"Terima kasih Viola..." ucap Falach. Viola hanya tersenyum manis dengan wajah merona. Tanpa Falach sadari, dia pun ikut merona... hatinya merasakan sesuatu saat melihat senyum manis Viola. Di sisi lain, Cherry hanya berusaha tidak tahu saat melihat mereka saling berbalas senyum. Hatinya terbakar. Mungkin kejadiannya hanya berbalas senyum, tapi itu cukup buatnya cemburu. "Mungkin dalam hati mereka... mereka saling berbicara..." batin Cherry.
***
"...baiklah, semoga berhasil!" Walfred mengakhiri pidato panjangnya. Suara baling-baling helikopter sudah terdengar nyaring. Mereka pun masuk ke dalam helikopter itu satu per satu, lalu berangkat.
Perjalanan berlangsung hening. Pemandangan lautan mulai berubah menjadi daratan yang sudah tak karuan. Asap hasil ledakan dan sebagainya, menghiasi kota-kota yang dipenuhi alien yang mulai pintar. Ketegangan mereka meningkat, namun saat itu terjadi... cincin yang mereka pakai mengeluarkan cahaya kecil, dan tiba-tiba hati mereka merasa tenang.
"Sudah sampai!" tegas pilot. Helikopter pun turun merendah, dan pasukan pun langsung turun satu per satu dengan gagahnya.
"Sekarang kalian sedang berada di puncak gunung Cikuray. Ini adalah tempat kalian bermalam, atau bisa disebut markas sementara kalian." Diana memberikan kabar dari markas, melalui suatu alat mirip earphone wireless yang mereka pakai dulu... namun lebih kecil.
"Oke Diana, sekarang kami harus ke mana?" Falach melemparkan suatu pertanyaan. Dia melihat jam tangan+kompasnya yang menunjukkan waktu 11:40 WIB.
"Kalian tahu misi ini sebenarnya hanya untuk menguji kemampuan kalian. Jadi... misi utama kalian hanyalah menyelamatkan manusia yang masih hidup. Dan bila ada sesuatu yang bisa diteliti, kalian bisa menelitinya, atau membawanya kepada pasukan lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliquid : The Culmination of The Conspiracy (On Hold)
Bilim KurguSemua misteri tentang alien kini terungkap! Pemikiran-pemikiran yang salah telah terperbaiki. Alien yang kita kira makhluk menyeramkan itu ternyata hanyalah suatu cairan. Cairan ini bernyawa, tak terpengaruh oleh apapun, dan merupakan virus yang dap...