ThrowBack

5.7K 293 40
                                    


  Rina meneteskan air matanya,Reza
Kemudian segera menghapus air mata yang mengalir dipipi gadis cantik itu.

"Maafin aku Rin,aku gak niat buat nanyain tentang masa lalumu",Reza memandangi wajah Rina.

"Engga papa kok,mas",Rina tersenyum.

"Aku juga sama kaya kamu,Rin",Reza memalingkan pandangannya kearah danau.

"Maksutmu apa,mas?",Rina tidak paham.

"Pacarku dulu namanya Lina,dia juga meninggal 2 tahun lalu akibat kecelakaan",jelas Reza matanya mulai berkaca-kaca.

"Maaf mas,apa almarhumah Lina kecelakaan pada sabtu pagi akibat bis yang waktu itu terperosok kejurang?",

"Iya,waktu itu sepulang perjalanan tour alumni sekolah SMA-nya dulu",jelas Reza.

"Apa mungkin bis yang pacar mas tumpangi itu bis yang sama dengan Alm.Dimas pacar saya dulu?",

"Gimana bisa kamu tau?"

"Almarhumah Lina pacar mas itu Alumni SMA Harapan Bangsakan?"

"Iya ternyata mereka satu angkatan?!",Reza terkejut.

"Sepertinya sih mas,dan tragedi dan hari kecelakaannya juga sama kaya Alm.Dimas . Ditambah lagi mereka dari SMA yang sama",tutur Rina menahan tangis,Reza terdiam sejenak.

"Kita bisakan gak bahas soal ini lagi?kita harus lari dari masa lalu",Reza menatap dalam mata Rina,seperti ada sesuatu perasaan sayang yang tumbuh. Rasanya Rina ingin memalingkan tatapan dari Reza.

"Iya mas",suara Rina terdengar gemetar,dan tak lama Irfan datang dengan membawa sebuah bingkisan.

"Eh bawa apaan tuh,fan?"tanya Reza sambil meraih bingkisan yang Irfan bawa.

"Buka aja",jawabnya cengengesan.

"Ah apaan inimah,sepatu cewe" Reza mengembalikan bingkisan tersebut pada Irfan.

"Hahaha,ini hadiah buat Salza. Dia pengen sneakers putih",

"Yaudah balik yuk?udah mau magrib nih",Reza melirik jam tangan hitamnya.

"Yaudah atuh,padahal gue baru dateng",Irfan memonyongkan bibirnya

"Kasian Rina,nanti dia balik kemaleman",

"Cieee,udah mulai peduli?"ledek Irfan.

"Bodo Fan bodo!ayo Rin kita pulang",Reza merangkul Rina kemudian berjalan berdampingan meninggalkan Irfan. Irfanpun mengejar Reza dan Rina. Matahari mulai tenggelam,memancarkan siluetnya yang indah.

     Sebuah taksi berhenti tepat dihadapan sebuah gedung apartemen. Rina turun dari taksi kemudian disusul dengan Reza,

"Terima kasih mas,cukup antarkan sampai sini saja",Rina tersenyum malu.

"Iyaudah Rin,makasih ya udah luangin waktunya buat nemenin pesiar?",

"Iya mas,sama-sama",

"Nanti kalo aku pesiar lagi aku boleh mampir keapartemen mu?",tanya Reza malu-malu.

"Boleh kok mas,apartemenku ada dilantai 4",

"Oh oke,nanti aku kabarin kalo mau mampir",

"Iya mas,aku pamit assalamualaikum",

"Waalaikumsalam,Rin",

   Rina berjalan meninggalkan Reza,
sesaat sebelum memasuki lobby apartemen ia menoleh dan tersenyum pada Reza dan Reza pun membalas senyuman manis itu. Kemudian Reza masuk kedalam taksi,dan taksipun pergi meninggalkan halaman apartemen dan kembali ke Barak karena pukul  21.00 malam nanti akan ada apel untuk pengabsenan Taruna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

End Of The WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang