02

52 5 0
                                    

******

"Biar aku bantu," Julia menghampiri Yon Ah yang sedang membuka kopernya. "Ini letakkan dimana?" Tanyanya saat meraih pigura kecil, foto Yon Ah yang sedang hamil bersama mendiang suaminya.

"Tolong letakkan itu di meja rias, Julia."

Julia mendengar suara Yon Ah yang serak dan melihat matanya yang sembap. Dia masih menangisi kepergian Jungyeop rupanya, pikir Julia.

Julia mengabaikan pigura yang tadi dipegangnya dan justru mendekatkan tubuhnya pada Yon Ah yang kemudian memeluknya.

"Aku tahu ini berat buatmu Yon Ah. Kehilangan pria sebaik Jungyeop bukan berarti kau kehilangan segalanya," Julia melonggarkan pelukannya. "Kau harus kuat demi calon anakmu. Kami akan selalu ada buatmu Yon Ah. Kau mengerti?"

Yon Ah yang terharu tak sanggup mereda air matanya yang mengalir makin deras. "Terimakasih Julia. Selama ini aku hanya hidup berdua dengan Jungyeop. Ayah dan ibuku sudah lama meninggal. Aku bergantung padanya. Dia satu-satunya yang aku miliki."

"Hsttt... Kau punya kami sekarang. Dan lagi Lee Junior yang ada dalam perutmu. Kau harus kuat. Habiskan air matamu untuk menangis sekarang dan berjanjilah kau tidak akan menangis lagi selain tangis bahagia. Janji?"

Yon Ah mengangguk mantap. Kedua tangannya sibuk menyapu wajahnya yang basah karna air mata derasnya. "Okay. Aku berjanji."

"Bagaimana kamarnya Yon Ah? Kau suka?" Tanya In Guk yang mengintip dari pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Aish... Kau mengagetkan saja Oppa!" Bentak Julia yang seketika melepaskan pelukannya pada Yon Ah karna terkejut dengan suara In Guk. Yon Ah tertawa kecil.

"Hehe... mianh honey," In Guk mendudukkan tubuhnya di samping istrinya. "Kau suka dekorasi kamarnya, Yon Ah?" In Guk memeluk pinggang ramping Julia.

"Aku suka. Warna merah muda yang soft. Auranya menenangkan. Gomawo In Guk ah." Jawab Yon Ah. Matanya menjelajah seisi kamar yang didominasi cat merah muda pastel dengan perabotan -meja televisi, lemari, meja rias- berwarna senada.

"Oppa... Aku juga mau kamar seperti ini." Julia memeluk balik suaminya.

"Kita tidur bersama. Dan aku tak suka warna merah muda, honey. Terlalu girly."

Julia menyingkirkan tangan sang suami dari pinggangnya. Kedua lengannya dilipat ke depan dada. "Kalau begitu buatkan aku kamar yang sama seperti ini. Aku akan tidur disana."

"Kau mau kita pisah ranjang, eoh?" In Guk mempoutkan bibirnya. Meski tak pandai beraegyo, tapi dia yakin Julia akan luluh dengan jurus pout bibir miliknya.

"Arasseo! Tapi berjanjilah membuatkan kamar yang sama seperti ini saat kita punya anak perempuan."

In Guk yang girang melihat jurus aegyonya berhasil lantas memeluk tubuh sang istri. "Tentu honey."

Yon Ah tersenyum bahagia melihat kemesraan pasangan suami istri, In Guk dan Julia.

'Jangan pisahkan mereka seperti Kau memisahkanku dengan Jungyeop. Kumohon.'

******

Kicauan burung senantiasi meramaikan kebisingan setiap pagi di apartemen Hinks. Kawasan apartemen terdapat taman kecil lengkap dengan air mancur dan kolam ikan koi. Taman itu ditanami banyak pohon cherry blossom. Saat musim gugur seperti ini, pemandangan taman kecil Hinks sangat indah.

Princess And Three MusketeersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang