04

59 4 0
                                    

******

Perjuangan, meski berat, tetapi selalu memberikan hasil. Tergantung bagaimana kita terjun dalam perjuangan tersebut. Hal itu berlaku pula pada Tn Seo, In Guk.

Setelah hampir lima tahun bergelut dengan perjuangan usahanya, kini dia menjadi pengusaha sukses. Dan ya, kesuksesan mengubah hidupmu. Hidup dan gaya hidup, dua hal yang berbeda.

"Welcome to our new world..." In Guk membuka pintu rumah barunya.

Rumah megah dengan taman yang indah di halaman depannya. Rumah megah bercat putih krim dengan jendela besar di kedua sisinya.

"Uwa... chagi, its amazing. How could you?" Julia menutup mulut dengan kedua telapak tangannya karna terpukau.

Bagaimana tidak. Selain karna bentuk rumahnya yang megah, setelah masuk kedalamnya, dapat dilihat rumah ini sudah lengkap dengan berbagai furniturenya.

"Ini hadiah untukmu. Setimpal dengan seringnya aku absen di malam-malam kita, bukan?" In Guk mengerlingkan sebelah matanya pada Julia. Membuat sang istri mendelik seketika. In Guk terkadang tak sadar situasi. Mereka tak hanya sedang berdua sekarang, tapi ada Yon Ah yang sedang berdiri di samping mereka sambil menggendong bayinya.

"Yah... In Guk ah!" Julia mendorong pelan lengan suaminya.

In Guk merengkuh pundak sang istri, "Saranghae, Julia."

"Nado. I love you."

"Sungyeol ah... hati-hati sayang. Kau bisa terjatuh." Seru Yon Ah dari dalam dapur pada sang anak yang sedang duduk di meja makan.

Kegiatannya setiap pagi adalah menyiapkan sarapan. Yon Ah seorang perempuan yang mandiri. Dia menolak untuk tinggal di rumah In Guk dengan cuma-cuma. Dia pun menawarkan diri untuk menjadi salah satu pelayan di rumah temannya itu. Meski agak berat, akhirnya Julia menyetujui keputusan dan permintaan Yon Ah.

Akan tetapi, memiliki seorang anak dalam usia sekarang ini -dua tahun delapan bulan- akan lebih menyulitkan kita dalam beraktifitas. Terlebih jika anak itu adalah Lee Sungyeol. Anak laki-laki super aktif yang periang itu tak pernah bisa semenitpun diam. Dia akan menyentuh, menarik, melempar barang-barang disekitarnya yang menurutnya menarik. Apalagi setelah Sungyeol sudah bisa berjalan. Sesaat dia berada di ruang tamu, dan beberapa saat kemudian dia sudah berada di taman belakang dengan girangnya berlarian di atas rumput hijau.

"Yah! Lee Sungyeol! Berhenti memainkan makananmu!"

Julia berjalan menghampiri Sungyeol kecil. Dia baru saja keluar dari kamarnya tapi telinganya langsung disambut teriakan Yon Ah yang kesal karna ulah anak semata wayangnya sendiri.

"Kaulah yang harusnya berhenti Yon Ah. Berhenti berteriak. Suaramu melebihi nyaringnya suara penutup panci saat dibanting, kau tahu?!" Julia mendudukkan dirinya kursi samping Sungyeol kemudian menutup kedua telinga sang bocah. "Saat besar nanti jadilah anak yang baik, pintar, dan anak laki-laki yang lembut. Jangan tiru kebiasaan berteriak ibumu. Arajji?"

Sungyeol bengong memandangi wajah Julia. Untuk kisaran anak seusianya, Sungyeol adalah anak yang pendiam. Dia jarang bicara hanya saja suka sekali tertawa. Tapi pagi ini nampaknya suasana hatinya sedang sangat baik. Sungyeol mengarahkah telapak tangan kecilnya ke atas kepala Julia lalu membelainya.

"Aunti, yeppo."

Dua kata singkat yang terucap si bocah, Sungyeol. Julia mendengarnya tak percaya. Kecil-kecil jago merayu, batinnya.

"Sungyeol manis sekali," Julia mengalihkan pandangannya pada makanan Sungyeol yang sudah sangat berantakan. "Makanan dimasukkan kesini, bukan dijadikan mainan. Ingat itu." Julia menyuapkan makanan ke dalam mulut Sungyeol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Princess And Three MusketeersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang