Can You Love Me? (Part 8)

3K 307 25
                                    

Yonghwa dan shinhye sudah kembali dari satu jam yang lalu, tapi tak ada percakapan dari keduanya. Shinhye masih mendiamkan yonghwa, sedangkan yonghwa juga masih sungkan untuk berbicara dengan shinhye. Yonghwa tahu jika shinhye masih marah padanya mungkin maka dari itu, yonghwa menunggu untuk shinhye berbicara terlebih dahulu.
Yonghwa tidak berangkat kerja hari ini, ya.. selain karena masalah tadi, yonghwa juga ingin seharian melihat wajah shinhye.
Sepertinya yonghwa mempunyai ide, dengan cepat yonghwa mengambil ponselnya dan mencari nama kontak yoochun hyung.
'Hyung.. bisakah kita bertukar sekretaris?'
From: yoochun hyung
wae??????
To: yoochun hyung
Ayolah hyung.. kau pasti tahu maksudku..
From: yoochun hyung
hhhaa arraseo.. mulai besok kau pakai saja sekretarisku, aku akan menyuruh sekretarismu bekerjasama denganku
To: yoochun hyung
gomawo hyung.. kau benar-benar sangat baik hati
Yonghwa tersenyum puas, ya.. tak akan pernah ada yang menyangka bahwa kini mereka sangat dekat. Bahkan jika mereka berjalan berdua mungkin orang akan mengira jika mereka saudara bukan ipar. Shinhye pun juga tak tahu jika suaminya dan oppanya sangat dekat. Yonghwa bahkan pernah bertanya pada yoochun apa yang disukai dan tidak disukai shinhye, yonghwa juga tahu jika shinhye suka rangkaian Mawar merah dan putih dari yoochun.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 perut yonghwa sudah sangat kelaparan. Apa Shinhye kembali tak memasakkan makanan untuknya? Apa kembali dia harus membeli buah? Oh.. ayolah.. yonghwa sekarang tak bisa makan masakan yang bukan Shinhye masak.
dengan langkah gontai yonghwa berjalan ke dapur, shinhye sudah dikamarnya. Mata yonghwa mengangkap sesuatu di atas meja makannya. Biasanya shinhye takkan pernah menyisakan sedikitpun makanan. Tapi sekarang ada makan, bukankah berarti shinhye menyiapkan untuk dirinya? Yonghwa tersenyum dan segera duduk mengambil piring dan memakan sesuatu yang ada di atas meja makan tersebut.
****
"Yya! Oppa.. apa maksudmu eoh? Kenapa aku harus jadi sekretarisnya?" Marah shinhye ketika dia pergi keruangan yoochun untuk menyerahkan laporan-laporan yang harus dilihat yoochun.
"Aigoo.. lihatlah.. bagaimana bisa kau didepan atasanmu seperti ini eoh?" Tanya yoochun menggoda shinhye.
"Yya! Apa karena ini oppa menyuruhku untuk pindah jadi sekretaris yonghwa? Oppa.. jangan begitu.. aku akan melakukan apapun untuk oppa.. bahkan aku akan menghormati oppa.. ak.. aku tak masalah jika harus memanggilmu sajangnim.. oppa.. aku mohon" yoochun menggeleng tanda dia tak setuju.
"Tak bisa shin.. bukan cuma itu saja masalahnya, kau lihat kadang kau bahkan tidak serius saat bekerja" Yoochun berdiri dan menghampiri shinhye. Shinhye mengakui jika kadang dia malas dia akan melupakan pekerjaannya dan main game di iPhonenya.
"Oppa... aku mohon.. aku akan serius" yoochun kembali menggelengkan kepalanya. Dengan cepat yoochun mendorong shinhye sampai depan ruangan yonghwa.
"Kau mau oppa antarkan sampai ke dalam?"
"Jebal oppa.. jangan lakukan ini padaku" mohon shinhye dengan aegyonya. Yoochun menatap shinhye dan menganggung.
"Arraseo.." shinhye tersenyum mendengar jawaban yoochun, tapi senyum itu menghilang dengan cepat ketika yoochun membuka ruangan yonghwa. Dan sekarang shinhye bisa melihat yonghwa yang juga sedang melihat ke arah pintu. Shinhye dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya datar.
"Yong.. aku hanya mau mengantar sekretaris barumu" ucap yoochun yang dihadiahi pelototan dari shinhye tapi yoochun tak mengindahkannya.
"Ah.. n.. ne hyung.. gomawo" entah kenapa tiba-tiba saja yonghwa menjadi gugup saat berhadapan dengan Shinhye, padahal yonghwa adalah namja yang penuh percaya diri tak pernah ada dalam kamusnya kata gugup.
Yoochun meninggalkan shinhye dan yonghwa dalam ruangan yonghwa.
"Hm.. ah.." entah yonghwa bingung harus bagaimana.. aigo.. ada apa denganku.. begitulah yang dipikirkan yonghwa. Dia bingung harus berkata apa.
"Saya akan kembali bekerja sajangnim" ucap shinhye dan keluar dari ruangan yonghwa dengan cepat saat merasakan hampa diruang yonghwa, tanpa menunggu jawaban yonghwa, shinhye keluar ruangannya begitu saja.
Yonghwa menengus kesal, bukan ini yang diinginkannya, yonghwa ingin mereka semakin dekat dengan menyuruh yoochun bertukar sekretaris, bukan malah bersikan formal seperti tadi.
"Aigoo.. park shinhye.. kau membuatku pusing.." yonghwa memegang kepalanya bingung apa yang harus dilakukannya supaya shinhye bisa kembali mencintainya.
Tiba-tiba yonghwa tersenyum dan tak lama kemudian sekretaris lamanya datang.
Setelah sekretarisnya keluar, yonghwa kembali tersenyum.
****
"Nona park shinhye?" Tanya seseorang didepannya.
"Eoh? Ne.. dengan saya sendiri"
"Ada kiriman bunga yang ditujukan pada anda" Shinhye terkejut, apa bunga ini dari jonghoon?
"Atas nama siapa pengirimnya?" Tanya shinhye pasti. Pengantar bunga itu melihat catatannya.
"Tuan jung yonghwa"
"Ne?? Bagaimana mungkin?"
"Disini tertulis begitu nona, tuan jung yonghwa memesan bunga Mawar putih dan merah untuk nona park shinhye, silahkan anda tanya sendiri pada orangnya kalau anda masih belum yakin saya hanya mengantarkan alamat yang diberikan, mohon tanda tangan disini nona" shinhye menuruti perkataan pengnatar bunga itu. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi.
"Aku tadi kerumahmu tapi kau tak ada" ucap suara disebrang sana.
"Eoh.. mianhae hoonie.. aku dipaksa yonghwa berangkat dengannya"
"Kau bisa kan menjemput eun sul nanti dan makan siang bersama seperti biasanya?" Tanya yoochun. Shinhye menimbang-nimbang bisakah dia menjemput eun sul dan makan siang bersama dengannya. Tapi jika dia menolak dia akan merasa kasihan dengan yeoja kau kecil itu. Tapi jika dia menerima, dia tak yakin yonghwa akan mengizinkannya. Ah.. bukankah itu waktu makan siang? Mungkin dia bisa dan cepat-cepat kembali sebelum waktu istirahat habis.
"Arraseo" putus shinhye akhirnya. Yang tentu saja mendaptkan sebuah senyuman diwajah seseorang yang sedang di telphonnya.
Tepat sebelum makan siang mau tak mau shinhye harus mengirimkan berkas kepada yonghwa padahal rencananya dia akan menunggu jonghoon dibawah.
Shinhye mengetuk pintu ruangan yang bertuliskan ruangan kepala bagian perencanaan (maaf klo salah.. ini hasil ngarang hhe) shinhye masuk saat ada sahutan dari dalam.
"Maaf mengganggu waktu anda sajangnim ada beberapa berkas yang perlu anda tanda tangani" yonghwa menghela nafas kasar saat shinhye bersikap formal kembali.
"Aigoo park shinhye.. berhenti bicara formal padaku, aku suamimu, bagaimana mungkin kau memanggilku sajangnim? Ini perusahaanmu, seharusnya aku yang memanggilmu sajangnim" kesal yonghwa, yonghwa hanya berharap agar shinhye bisa kembali memanggilnya seperti biasa, akan jadi menyenangkan jika nn shinhye kembali memanggilnya oppa.
"Tapi saya disini sebagai bawahan anda, jadi saya harus memanggil anda sajangnim"
"Berhenti memanggilku sajangnim, disini aku sebagai suamimu menyuruhmu untuk bersikap seperti biasa saat kau memanggilku dirumah"
"Ini kantor sajangnim bukan rumah" bantah shinhye tak mau terkalahkan. Shinhye melihat jam ditanganya, ah.. sebentar lagi jonghoon pasti sudah sampai tapi dia tak bisa meminta izin ke yonghwa untuk keluar dan menemui jonghoon dibawah.
"Silahkan anda tanda tangani sajangnim, nanti saya akan kembali lagi"
"Shin.. kembali.." teriak yonghwa saat shinhye hendak membuka pintu. Shinhye hanya mendengus kesal pada atasan yang juga suaminya ini.
"Kau harus makan siang denganku" shinhye memutar bola matanya tak percaya dengan apa yang dikatakan yonghwa. Jadi setelah kemarin yonghwa mengaduh pada eommanya sekarang yonghwa seolah-olah berkuasa atas dirinya? Ya.. memang yonghwa suaminya, tapi dia seolah-olah jika hubungan mereka sedang baik-baik saja. Shinhye memang mematuhi ucapan eommanya untuk tidak bercerai dengan yonghwa tapi dia masih takut untuk kembali mencintai yonghwa seperti dulu.
"Maaf sajangnim saya sedang ada janji dengan seseorang" yonghwa dengan cepat menatap mata shinhye.
"Mantan kekasihmu itu?" Tanya yonghwa. Shinhye hanya diam tak menanggapi ucapan yonghwa, toh itu juga benar adanya.
"Park shinhye aku suamimu, seharusnya kau makan denganku bukan dengannya"
"Saya harus menjemput putrinya" tambah shinhye
"Dengannya? Dan kalian akan makan siang bersama?" Tanya yonghwa yang memang benar apa yang dikatakannya karena shinhye seperti tampak terkejut.
"Jangan pergi, kau harus makan siang denganku"
"Aku bilang tidak bisa aku sudah membuat janji dengan jonghoon" shinhye sudah mulai tersulut emosi.
"Jung shinhye dengarkan ucapan suamimu" bentak yonghwa dan menggunakan marga jung pada nama shinhye supaya shinhye sadar kalau dia sudah menikah. Tanpa menunggu jawaban shinhye, yonghwa sudah menggeret tangan shinhye menuju kantin di kantornya.
Yonghwa memesan daging dan dua cup ice americano.
Setelah pesanan datang yonghwa mengambil sumpitnya dan hendak mengambil daging yang tersaji didepannya tapi urung dilakukannya karena shinhye tak kunjung memakan pesanannya.
"Makanlah" perintah yonghwa dan mengambil daging yang urung diambilnya tadi. Bukannya menjawab ataupun segera makan, shinhye malah meneteskan airmatanya, ya.. walaupun sedikit tapi yonghwa tahu. Dengan kesal yonghwa meletakkan kembali sumpitnya dan melihat shinhye yang duduk dihadapannya.
"Mianhae jika aku tadi membentakmu, sekarang pergilah menemui jonghoon. Lakukan semua semaumu asal jangan ceraikan aku, aku bahagia jika kau tersenyum, tapi kau selalu menangis saat bersamaku. Pergilah cari kebahagiaanmu" yonghwa mengusap air mata Shinhye dengan lembut.
"Pergilah menemui jonghoon, dia bisa membuatmu tersenyum, bukan seperti aku yang selalu membuatmu menangis.. tapi aku mohon kembalilah padaku suatu saat nanti, jangan pernah berfikir untuk menceraikanku, karena mungkin aku bukan yonghwa yang sekarang lagi jika kau menceraikanku" shinhye memandang yonghwa yang tersenyum padanya. Kembali yonghwa mengusap air mata yang keluar dari mata Indah shinhye. Padahal saat ini hatinya sakit saat mengatakan itu.
"Pergilah, jonghoon pasti menunggumu, kau tak boleh membuat orang menunggu lama eoh?" Yonghwa melepaskan tangannya dari pipi Shinhye dan saat itu Shinhye berdiri dan meninggalkan yonghwa.
Saat itu pula airmata yonghwa menetes perlahan.

Hu..hu..hu.. nyesek ngetik bagian akhirnya.. dah lumaya banyak kan??? Gantinya kemaren gak bisa update hhee..
Semoga kalian suka dan makasih udah mau baca ff abal-abal an ini.. maklum autohornya bukan author profesional hhhee..
Oh ya dan maaf... foto diatas fotonya jonghoon.. cuma mw liatin betapa tampannya kakak tercinta itu hhhaa.. cakep pas masih kurus dulu.. hhee

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang