Can You Love Me (Part 9)

3.4K 323 24
                                    

Seminggu ini yonghwa selalu membiarkan shinhye keluar dengan jonghoon. Dan seminggu pula dia mulai menyibukkan dirinya dengan tugas-tugas bahkan dia tak membiarkan shinhye yang secara beperan sebagai sekretarisnya bekerja. Tapi meskipun begitu yonghwa tak pernah mendiamkan shinhye, setiap pagi yonghwa selalu memberi bunga di meja kerja shinhye, kadang ada sebuah coklat. Yonghwa sadar jika selama ini adalah kesalahanya. Yonghwa hanya berharap semoga ketulusannya ini dilihat oleh hati shinhye. Bahkan saat shinhye pulang dari makan siang bersama jonghoon yonghwa selalu bertanya apakah shinhye sudah makan, padahal dirinya sendiri tak pernah memikirkan dirinya sudah makan atau belum. Bahkan saat malam yonghwa selalu pulang larut dan melupakan makannya karena dia terlalu capek. Memang setiap pagi yonghwa selalu memaksa shinhye untuk berangkat bersama, tapi saat pulang shinhye selalu dijemput jonghoon, membuat yonghwa malas untuk pulang dulu dan akhirnya dia lebih betah dikantornya.
shinhye heran, tak biasanya yonghwa belum keluar kamarnya, semenjak shinhye tak pernah membangunkan yonghwa, yonghwa selalu bisa bangun tepat waktu. Tapi kenapa sekarang namja itu belum keluar kamarnya? Apa dia belum bangun? Fikir shinhye. Sudah jam 7.20 dia bisa telat, apa dia harus membangunkan yonghwa? Ya.. mungkin itu salah satu caranya, lagi pula mungkin yonghwa kesiangan karena akhir-akhir ini dia sangat sibuk.
Ketika sampai didepan pintu yonghwa, shinhye mulai ragu, apa dia harus mengetuk pintu kamar yonghwa? Dan akhirnya shinhye memutuskan untuk mengetuk pintu yonghwa.
"Kau belum bangun eoh?" Teriak shinhye dari luar. Tapi tak ada sahutan dari dalam, shinhye kesal, apa yonghwa mengerjainya lagi seperti dulu? O.. ayolah.. pagi ini shinhye sedang tak ingin di kerjai. Dia ingin cepat-cepat sampai kantor dan mungkin bisa melihat banyak orang.
Dengan putus asa dan perasaan kesal, shinhye memutuskan untuk berangkat sendiri menggunakan mobilnya.
'Brugh..'
langkah shinhye terhenti tepat ketika dia hampir membuka pintu rumahnya. Dengan cepat shinhye berlari ke kamar yonghwa.
"yong.. kau kenapa?" Shinhye mencoba bersikap biasa, tapi tetap tak ada jawaban.
'Argh..' suara dari dalam membuat shinhye semakin cemas. Tanpa menunggu persetujuan yonghwa, shinhye masuk ke kamar yonghwa yang tak terkunci.
Saat masuk shinhye sudah bisa melihat yonghwa yang sudah terkapar di lantai.
"Yong.. kau kenapa eoh?" Teriak Shinhye khawatir.
"Yong..." yonghwa tak menjawab ucapan shinhye, dia memejamkan matanya. Dengan susah payah shinhye mengangkat yonghwa kembali ke tempat tidurnya. Setelah itu shinhye buru-buru mengambil ponselnya di dalam tas dan menghubungi dokter keluarga mereka.
"Jungshin-ah bisakah kau kerumahku? Yong.. yonghwa tak sadarkan diri" shinhye menelpon dokter keluarga mereka sambil menangis. Yang terakhir baru diketahui jika jungshin juga merupakan sahabat yonghwa sejak kuliah. Jungshin sering menggantikan appanya yang memang lebih sering bekerja diluar negeri. Jadi appanya menyuruh jungshin untuk menggantikannya saat dia tak ada untuk menjadi dokter keluarga park.
"Tenanglah noona, maag hyung kambuh, dia memang punya maag karena dulu dia sering sekali melupakan makannya saat ada masalah. Aku akan memberinya obat, minumkan obat ini padanya saat dia sudah sadar. Dan juga, noona buatkan hyung bubur dulu untuk sementara waktu, karena maag butuh makanan yang lembut. Ah ya.. obat diminum satu jam sebelum makan, dan ini obat yng sesudah makan" jelas jungshin panjang lebar dan berusaha menenangkan shinhye yang masih sesenggukan.
"Apa hyung tak pernah makan noona?" Tanya jungshin, shinhye hanya diam karena dia tak tahu, saat makan siang shinhye selalu keluar dengan jonghoon, sedangkan saat malam shinhye selalu tidur lebih dulu sebelum yonghwa pulang, tapi shinhye selalu menyajikan makanan. Dan memang makan itu tak penah disentuh yonghwa. Shinhye hanya tahu kalau yonghwa makan sarapannya dengan baik karena mereka makan bersama.
"Aku tak tahu jungshin-ah" jawab shinhye menunduk. Ya.. jungshin tahu, jelas shinhye tak tahu, karena mungkin Shinhye masih belum bisa memaafkan kesalahan yonghwa.
"Noona.. cobalah kembali buka hatimu untuk hyung, aku tahu hyung bersungguh-sungguh kali ini, dia sungguh ingin meneruskan pernikahan kalian, dia sungguh ingin mengakhiri cintanya padamu" nasihat jungshin.
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku beberapa hari yang lalu bertemu dengan hyung, dia bilang seperti itu padaku dan aku bisa melihat dari matanya kalau memang ia bersungguh-sungguh noona.. pikirkan ucapanku baik-baik, aku pergi dulu, masih banyak pasienkh dirumah sakit" shinhye mengangguk dan membiarkan jungshin pergi.
****
Shinhye masih menangis, dia kembali memikirkan perkataan jungshin, juga dia khawatir karena yonghwa belum bangun-bangun, shinhye tadi sudah menghubungi yoochun kalau dia dan yonghwa tak bisa masuk kerja karena yonghwa sakit.
"Kenapa kau menangis? Apa aku berbuat kesalahan lagi? Maafkan aku kalau aku salah" sebuah suara menyadarkan shinhye, dia mendongak dan melihat yonghwa sudah sadar. Shinhye malah menangis lebih kencang.
"Yya! Kau kenapa?" Dengan cepat yonghwa bersiap duduk tapi dia merasakan sakit di perutnya.
"Jangan bergerak, tidur saja" perintah shinhye dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipinya.
Shinhye mengambil obat yang diberi jungshin tadi dan segelas air dan menyodorkannya pada yonghwa. Shinhye membantu yonghwa untuk menyandarkan kepalanya di kepala ranjang. Tanpa bertanya yonghwa meminum obat yang diberikan shinhye. Shinhye duduk di pinggir ranjang yonghwa dengan tubuh menghadap yonghwa.
"Kenapa kau menangis?" Tanya yonghwa sekali lagi saat sudah minum obatnya.
"Yya! Babo-ya.. kenapa kau melupakan makanmu eoh? Kau tak tahu khawatirnya aku saat kau tak sadarkan diri tadi?" Ucap shinhye cepat. Yonghwa menyeka air mata shinhye sambil tersenyum, yonghwa tahu jika hati shinhye sangat lembut, meskipun yonghwa mempunyai kesalahan yang sangat fatal, tapi shinhye tak bisa membiarkan yonghwa terbaring sakit begitu saja. Padahal dulu saat shinhye sakit yonghwa tak pernah peduli, bahkan yonghwa bersenang-senang dengan eunhye dan pulang larut. Yonghwa meneteskan airmatanya saat mengingat itu, betapa jahatnya dia dulu. Tak seharusnya dia menyakiti hati yeoja yang begitu lembut ini. Tak seharusnya Yonghwa bersanding dengan seorang sebaik shinhye, dia malu jika harus kembali mengingat itu. Tapi yonghwa terlanjur jatuh terlalu dalam pada pesona shinhye, yonghwa tak bisa membiarkan shinhye pergi begitu saja. Yonghwa berjanji akan membuat shinhye menjadi wanita terbahagia di dunia ini. Yonghwa berjanji jika dia kembali menyakiti shinhye, dia rela jika shinhye harus melepaskannya.
Yonghwa memeluk shinhye sangat erat, seolah-olah takut jika shinhye akan pergi.
"Kenapa kau begitu baik eoh? Bahkan aku meninggalkanmu waktu kau sakit dulu" yonghwa menangis kembali, shinhye hanya diam mendengarkan semua ucapan yonghwa.
"Shin.. gomawo ne.. kau memaafkanku kan? Aku berjanji mulai sekarang aku akan membahagiakanmu aku berjanji itu shin" mereka masih berpelukan begitu lama.
"Kau harus makan, jungshin tadi memberitahuku untuk memberimu bubur, kau harus makan satu jam sesudah minum obat, aku akan kedapur dulu, bubur yang aku buat tadi sudah dingin biarkan aku memanaskannya lagi" ucap shinhye saat yonghwa masih memeluknya dengan erat. Entah kenapa yonghwa ingin terus memeluk shinhye, tak rela rasanya melepaskan shinhye walau hanya untuk ke dapur.
"Yong.." panggil Shinhye saat Yonghwa tak juga melepaskan pelukannya.
"Arra.. arra.. jangan lama-lama eoh?" Yonghwa mengerucutkan bibirnya kesal karena harus melepaskan pelukan mereka. Shinhye tersenyum dan mengangguk, kemudian keluar kamar yonghwa.
Yonghwa tersenyum sendiri seperti orang gila, betapa bahagianya dia saat ini. Andai jika dengan sakit shinhye bisa memperhatikannya seperti saat ini, yonghwa rela jika dia harus sakit setiap hari.
yonghwa menunggu shinhye dengan bosan.
"Yya! Kenapa lama sekali eoh?" Keluh yonghwa saat shinhye masuk kamarnya.
"Mwo? Aigoo.. itu hanya 15 menit dan kau bilang lama?" Shinhye kembali duduk disamping ranjang yonghwa dan meletekkan mangkuk bubur di meja samping ranjangnya.
"Tapi aku sudah merindukanmu" keluh yonghwa dan kembali memeluk shinhye.
"Aigoo.. kenapa kau begitu manja eoh?" Tanya shinhye tapi yonghwa hanya diam menikmati aroma tubuh shinhye.
"Yong.. kau harus makan dahulu, ini sudah tepat satu jam saat kau tadi minum obat" yonghwa kembali melepaskan pelukannya dengan tak rela.
Shinhye menyuapkan buburnya pada yonghwa. Sejak awal makan sampai makanannya hampir habis yonghwa terus tersenyum dan minum obatnya.
"Istirahat lah!" Perintah shinhye. Shinhye berdiri bersiap meninggalkan yonghwa agar yonghwa bisa istirahat.
"Kemana eoh?" Tanya yonghwa.
"Aku mau ke dapur, kau harus istirahat, aku harus membersihkan dapur"
"Temani aku, aku tak mau tidur kalau kau pergi" paksa yonghwa.
"Arra aku bereskan dulu dapurnya dan aku akan menunggumu disini"
Dengan wajah bahagia yonghwa menunggu Shinhye kembali ke kamarnya. Senyumnya mengembang saat shinhye sudah kembali.
"Tidurlah aku akan menjagamu" yonghwa mengerucutkan bibirnya dan menarik shinhye sampai dia ikut berbaring didada yonghwa.
"Kau juga harus tidur disampingku" perintah yonghwa.
"Arra.. arra.." shinhye melepaskan alas kakinya dan naik ke tempat tidur disamping yonghwa.
Selanjutnya mereka tertidur dengan tangan yonghwa memeluk erat shinhye.

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang