Pagi untuk para penghuni elegi
Letupan asa mulai menari nari
Ke sana kemari tak tentu arah menuju widuri
Sayup angin berganti bergulung membentuk ironi satuan hati yang tersakiti
Dingin tak tembus sinar mentari
Sapa pun enggan mengayom sepinya hatiKaki ini sendiri menapaki kerikil berduri
Hati ini lelah menanti kepastian yang enggan bertepi
Harapan seolah mati ditapak kaki tak berhati
Pikiran pun mati, korban hati yang dikhianati
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Pena Bercerita (On Editing)
Poetry"Saat mulut tak mampu lagi berkata, maka ikutilah penamu untuk bercerita. Ungkapkan semua yang ingin kau katakan hingga tak ada lagi kata yang tersisa." Aku seorang pemula, mohon beri komen dan dukungannya untuk perbaikan. Terima kasih :) Catatan: t...