BERKELAHI DENGAN POCONG
Masa berkabung keluarga pak Rosyid, ayah dari almarhum kang Badra belum juga usai, kini muncul berita menghebohkan mengenai sosok pocong kang Badra yang selalu nongol meneror dan menghantui warga kampung sekitar. Desas-desus makin ramai saja dari mulut ke mulut, hampir warga sekampung tak terlepas selalu mempergunjingkan arwah gentayangan penjelmaan pocong anaknya pak Rosyid yang baru saja meninggal kurang lebih 2 hari 3 malam tersebut.
Semasa hidup, anaknya pak Rosyid terkenal sangat ditakuti alias jagoan, atau istilah di sini jawara. Kang Badra ditakuti lawan dan bahkan disegani kawan. Semasa hidupnya dia juga diduga memiliki ilmu kanuragan, yaitu tidak mempan peluru dan senjata tajam. Hanya sayang, pilihan langkah hidupnya malah malang melintang kecemplung di dunia hitam dan tindakan kriminal.
Namun sebagai manusia, sehebat apapun, apalagi digunakan di jalan yang salah, tinggal tunggu saja datangnya azab dari Yang Maha Kuasa. Karena manusia sebagai makhluk Allah, tentu kita semua menyadari bahwa sesungguhnya tiada daya dan upaya, tiada kekuatan apapun selain kekuatan yang hanya milik Allah. Karena setiap yang hidup akan mati, setiap yang muda akan tua, yang kuat akan lemah dan setiap yang cantik dan tampan akan keriput dan berkalang debu. Di atas langit masih ada langit dan pada akhirnya semuanya akan kembali kepada Sang Pencipta.
*****
Pada suatu pagi yang dingin, tanah lapang di kampungnya kang Badra masih dibasahi oleh embun pagi, bahkan hangat sinar mentari pun belum juga keluar dari peraduannya. Tiba-tiba dari speaker toa masjid terdengar lantang sebuah informasi duka cita yang mengatakan bahwa kang Badra telah meninggal dunia. Dia ditemukan di tanah lapang oleh salah satu warga yang hendak menunaikan solat subuh berjamaah di masjid. Kang Badra ditemukan dengan kondisi mengerikan, terdapat luka tembak di dada kiri serta terlihat jelas lubang peluru menganga di dahinya. Tidak diketahui siapa yang menembaknya dan memakai peluru apa. Yang jelas, kang Badra sudah mati ditembak dan mayatnya dibiarkan tergeletak di rerumputan basah.
Beberapa warga yang sudah terbangun dan hendak memulai aktivitas pagi, sempat pada tercekat mendengar berita itu. Rupanya agak kurang percaya atas berita yang dikumandangkan barusan. Tanpa perlu menyita waktu lama, rumah duka bapak Rosyid selaku ayahnya kang Badra sudah dikerubungi warga sekitar. Aneh katanya, orang gak bener tapi pas meninggal kok banyak yang nengok? Usut punya usut, rupanya yang nengok bukan hendak berbela sungkawa atau turut berduka cita, tapi menurut salah seorang warga, katanya dia hanya sekedar memastikan saja, apa betul si Badra itu sudah benar-benar mampus? Kalau iya, syukur dah rasain! Kira-kira begitulah menurut salah satu warga yang tengah celingak-celinguk di sekitar rumah duka.
Singkat cerita, setelah dua hari kematian Badra, pada suatu malam di tengah-tengah kampung, tepatnya di sebuah gardu pos siskamling, Bejo, Supeno dan Sukirman tengah kebagian tugas ronda. Mereka bertiga tengah asik mendengarkan radio sambil memunguti ranting-ranting dan daun kering berselendangkan sarung untuk dibakar membuat api unggun, tentunya guna mengusir nyamuk nakal sekaligus menghangatkan badan yang diterpa dinginnya hawa malam.
Tiba-tiba... BRUUUK...!!! Seketika atap pos gardu bergoyang dan bergetar hebat, seperti ada suatu benda berat yang jatuh atau hinggap. Tanpa menoleh Sukirman yang tengah asyik merem melek di gardu dengan selonjoran sambil nempelin kuping deket speaker radio, sedikit kaget dan berceloteh.
"Kamu ini Jo, kerjanya kalau gak usil gak puas!", ucap Sukirman.
Bejo yang merasa tak melakukan apa-apa menjawab, "Usil apa sih? La wong aku dari tadi di sini lagi bakarin kayu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU ITU ADA (GHOST IN LIVES)
Horror#5. Kumpulan cerita hantu bergambar, cerita horror, cerita mistis, misteri, mitos, legenda, urban legend dan kisah nyata (Bahasa Indonesia).