Sambil menahan pelatuknya, inspektur Patrick masih mengarahkan ujung pistolnya ke kepala paman Lucio.
"Dimana Lucio?!" bentaknya.
"Aku.. tidak akan menjawab pertanyaan itu." jawab pamannya dengan menahan gemetar.
"Aku bisa saja membalas perlakuan kasar kalian berdua padaku saat itu, tapi aku lebih suka mengakhirinya dengan cepat!! Katakan dimana kau sembunyikan ponakanmu itu atau kepalamu berlubang!!" bentak Inspektur.
"Ayolah, kau ini inspektur, tidak akan mungkin kau membunuh orang"
"Oh ya? Kau salah besar.."
DOR!!..
...
Waktu menunjukan pukul 00:00, Rachel yang akhir-akhir ini kesulitan tidur mulai dapat memperbaiki kebiasaan buruknya itu. Namun, nasib belum berpihak padanya, tengah malam dia dibangunkan sesuatu yang tidak ia duga.
Suara benda jatuh sangat keras membangunkan seisi rumahnya. Begitu bangun dalam keadaan kaget, Rachel langsung menghidupkan lampu dan tidak melihat apapun dikamarnya.
Atau suara itu bukan dari kamar?
Rachel membuka pintu untuk mengecek isi rumahnya, namun dia bertabrakan dengan ibunya yang kebetulan juga terbangun karena suara tadi.
"Ibu, kau juga dengar?"
"Iya, kurasa suaranya disekitar kamarmu, apa ada yang tidak beres?"
"emm, entahlah, aku tidak terjatuh dari tempat tidur, dan seperti yang ibu lihat, disini tidak ada apa-apa."
"Baiklah, lanjutkan saja tidurmu, mungkin suaranya berasal dari luar."
Ibu Rachel meninggalkannya. Rachel kembali ke kamarnya, namun ketika ia hendak mematikan lampu, sepasang tangan menutup mulutnya dari belakang.
"Sst, ini aku Lucio, tolong jangan berteriak"
Lucio melepas tangannya, lalu Rachel langsung mendorongnya menjauh.
"Apa maumu?!" kata Rachel sambil menutupi dadanya.
"Emm, memang baru kali ini aku melihat langsung perempuan seusiaku dengan pakaian minim, tapi aku tidak berhasrat seperti itu kok, sungguh, aku terpaksa begini karena darurat sekali. Cepat pakai bajumu dan kita pergi dari sini." jawab Lucio.
Rachel menatap tajam mata Lucio agak lama, lalu akhirnya menghela nafas.
"Sepertinya kau memang jujur, baiklah, ada masalah apa? Bukannya besok kita baru akan menyelidiki kasus hilangnya dokumen inspektur Patrick?" tanya Rachel sambil mengenakan pakaiannya.
"Justru itu yang ingin kubicarakan, kita lanjutkan di tempat lain saja sebelum ibumu kemari, cepat buat surat berisi alasan yang masuk akal, lalu kabur lewat pintu masukku tadi."
"Pintu masukmu? Jangan-jangan.."
Lucio mengangguk-angguk.
"Benar, dari atap, tadi aku masuk lewat langit-langit dan kebetulan punggungku mati rasa karena jatuh dengan keras, untungnya tepat disamping tempat tidurmu, sehingga aku bisa bersembunyi langsung di kolong ranjang tanpa ketahuan ibumu."
"Kau gila, bagaimana kau bisa naik kesana? Bagaimana kau tahu dimana kamarku? Lalu, bagaimana jika tadi jatuhmu tepat diatasku? Dasar sembarangan!!"
"Ssstt, tenanglah sedikit, ibumu bisa bangun lagi, lebih baik kita pergi secepatnya." desak Lucio.
**
Paman Lucio membuka matanya dengan jantung yang masih berdetak kencang.
Aku masih hidup? Bukankah aku telah ditembak?!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden War
Mistério / SuspenseSeorang mahasiswa Harvard, Lucio crezora, mendapat panggilan mendadak dari kepolisian Perancis ke sebuah Museum. Disana yang ditemuinya seorang mayat yang penuh kejanggalan. Sadar jika dirinya dituduh menjadi tersangka, dengan sigap dia mencari car...