Hal yang ingin kuungkapkan pada Nona Bulan

174 18 20
                                    

Halo, Nona Bulan, sang Ratu yang dengan manisnya selalu mengitariku dengan porosmu. Aku tak mendengar kabar darimu beberapa hari ini. Apa kau baik-baik saja?

Aku ingat betul pertama kali ketika Yang Mahakuasa menciptakanmu. Sedikit canggung memang, apalagi kau diciptakan hanya untuk mengitari diriku.  Namun nampaknya kita memang ditakdirkan satu sama lain, kau dengan pancaran sinarmu membuatku terpesona.

Nona Bulan, sebenarnya ada yang ingin kuungkapkan. Bukan, mungkin lebih tepatnya ingin kujelaskan. Aku yakin kau sudah tahu dari para bintang yang tukang gosip itu bahwa aku terpikat padamu. Sebenarnya, aku bukan saja terpikat denganmu. Lebih tepatnya aku jatuh cinta padamu.

Aku yakin wajahmu yang polos kini berubah kaget, tidak menyangka atas apa yang selama ini terjadi di antara kita. Ya, kebaikanku padamu memang bukan semata-mata karena aku memiliki kepribadian yang baik.

Kini aku sadar, Nona Bulan. Apa yang Tuhan maksudkan untuk bersama belum tentu bersatu, sama seperti kita. Bagian dari diriku pernah mencoba mengartikan makna dari tiap senyuman dan tingkahmu padaku. Pada akhirnya aku menyesal, aku tidak menemukan maksud lain selain tatapan seorang wanita pada sahabatnya.

Tidak apa-apa, Nona Bulan. Tidak perlu merasa bersalah atau tidak enak hati. Aku pikir ini semua karena aku yang tak lagi biru dan hijau seperti yang dahulu pernah kau utarakan. Perlahan aku sadar, sosok lainlah yang membuat kedua matamu berbinar. Jika memang tebakanku ini benar, aku harap Helios cepat sadar mengartikan tatapanmu padanya.

Nona Bulan, bisakah aku meminta satu hal padamu? Biarkanlah aku jatuh cinta padamu, jatuh cinta pada setiap pesona yang selalu kau pancarkan. Oh, dan satu lagi. Cintailah Helios dengan sempurna. Tidak ada hal yang lebih baik dari mencintai dengan kesempurnaan.

Dari pengagummu yang tidak lagi rahasia,

Bumi.

Catatan:
Jangan mencoba meminta pada Tuhan untuk melepaskanmu dariku. Percayalah, aku sudah pernah mencobanya. Seperti kataku, kita ditakdirkan untuk bersama, bukan bersatu.

Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang