Dua Puluh Satu

35 0 0
                                    

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa seseorang akan terbiasa pada suatu hal jika mereka melakukannya dalam dua puluh satu hari.

Suku Maya pernah mengungkapkan bahwa hari kiamat akan terjadi tahun 2012 di bulan Desember pada tanggal dua puluh satu.

Indonesia menetapkan umur legal seseorang berada di tahun ke dua puluh satu.

Dua puluh satu. Apakah angka ini akan menjadi seistimewa itu?

Berulang kali benakku dipenuhi angka ini. Dua puluh satu. Bukan angka yang kecil, apalagi jika kita berbicara tentang tahun. Tunggu, bahkan dua puluh satu detik saja akan terasa lama ketika kita berada atau merasakan sesuatu hal yang tidak kita sukai. Dan sekarang, tahun? Dua puluh satu tahun?

Pikiranku makin runyam ketika menyadari bahwa angka nolku hilang dan digantikan oleh angka satu yang mengekor angka dua. Kau mengerti maksudku kan? Dua puluh satu!

Apa saja yang telah aku lakukan selama angka dua puluh mengisi titik-titik kosong di biodata usiaku?

Aku melemparkan diriku pada memori-memori masa laluku. Ah, apa aku telah melakukan hal yang salah? Apa aku mengecewakan orang-orang di sekitarku? Apa pernah mereka berpikir aku bukan orang yang bertanggung jawab di angka dua puluhku kemarin?

Aku penat, sungguh. Berbagai macam rasa kecewa dan kesedihan hinggap, membuat seluruh raga dan jiwaku terenyak. Gila, dunia ini sungguh gila! Begitu banyak hal-hal yang bisa dipermasalahkan dalam hidup kita.

Dua puluh satu.

Lagi, lagi, dan lagi. Kepalaku berputar hebat menyadari angka ini muncul. Setelah angka dua puluh yang menguap dalam setahun ini, kini ketakutan yang muncul.

Apa yang akan terjadi pada dua puluh satuku?

Apa aku bisa membuat impianku tercapai?

Apa aku akan kehilangan seseorang dari hidupku?

Apa aku mampu menjadikannya memori tak terlupakan, sama seperti angka-angkaku lainnya?

Aku menarik napas panjang. Perlahan-lahan. Bahkan sangat perlahan.

Benang kusut di benakku mulai terurai. Dua puluh satu. Ah, hanya sebuah angka.

Ya, hanya angka. Bukankah angka ini tidak sebesar itu? Bandingkan saja dengan orang yang melahirkanmu, atau milik orang yang melahirkan tulang punggung keluargamu.

Perjuanganmu belum sehebat mereka yang berjuang melawan kerasnya hidup. Kekhawatiranmu tidak sebesar perjuangan mereka yang pernah merasakan jajahan bangsa asing. Ketakutanmu berbeda dengan mereka yang berada di antara aksi tahun '98.

Benar. Dua puluh satu itu hanya angka!

Benang kusut di benakku kini telah benar-benar terurai.

Dua puluh satuku bukan sesuatu yang perlu aku takutkan atau khawatirkan. Dua puluh satuku adalah berkat yang luar biasa yang aku terima dari Yang Mahakuasa.

Bodoh. Kenapa aku malah terusik dengan dua puluh satuku?!

Berapapun angkanya, bukankah aku hanya perlu hidup sebaik dan seluar biasa mungkin? Bukankah Sang Pencipta membiarkanku menapaki angka ini agar aku menjadi berkat bagi orang lain?

Hahaha! Bodoh. Kau begitu bodoh!

Dua puluh satuku memang bukan angka yang kecil, tapi bukan angka yang terlalu besar juga. Sudahlah, biarkan saja angka itu bertambah. Biarkan saja kekhawatiran dan ketakutanku sirna!

Hanya saja, aku berharap dua puluh satuku ini memberikan senyuman dan berkat bagi orang lain dan bagi diriku sendiri. Hey, ini bukan keinginan yang sulit untuk terkabul kan?

Ah, dua puluh satu. Kuharap petualanganku denganmu akan membuahkan hasil yang terbaik, sampai dua puluh satuku terus berganti menjadi angka-angka selanjutnya, bahkan sampai Tuhanku menghentikan pertambahan angkaku ini. Amin.

Hei, dua puluh satuku! Terimakasih telah memasuki hidupku. Ayo kita melakukan petualangan hidup bersama!♥

Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang