1.Setia Ini Di Uji.

313 23 1
                                    

Jika selama ini orang mencintai hujan karena wangi tanahnya yang tersentuh oleh air, hari ini aku mencintai hujan bukan karena itu, tapi karena hujan telah menyamarkan tangisku walau hanya satu tetes, aku tak perlu repot menjawab pertanyaan orang orang yang gak lain pertanyaannya 'ih lo nangis ya?' dan menjadi pusat berbagai orang. Maaf aku bukan orang yang suka mengumbar tangisan di depan banyak orang. Cukup aku saja yang tahu kalau aku menangis.

Aku tidak tahu alesan diriku menangis, sangat bodoh kan? Ya inilah aku gadis yang sangat tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.

Jika aku berakting seperti layaknya teman yang turut bersenang mendengar kabar bahwa teman dekatnya, pacaran dengan gebetannya. Ya, sekarang aku sedang menjalankan peran itu, sungguh sangat munafik diriku.

Aku layaknya artis yang menjalani peran dengan berhasil.

Kalian tak perlu tahu kawan,di balik sandiwara ku ini tersimpan emosi yang tak mau di keluarkan. Dengan santai nya kamu menceritkan segalanya dengan lancar tentang bagaimana kamu bisa berpacaran dengan 'dia'. Hey dude, kamu tak memikirkan perasaan ku, bahkan 2 hari yang lalu aku menceritakan tentang aku yang sedikit tertarik dengan cowo yang sekarang jadi pacarmu.

Dan 2 hari setelah nya kamu berpacaran dengan dia, padahal 2 hari yang lalu juga kamu menceritakan kamu baru patah hati dengan mantan mu. Dan kamu dengan cepat nya sudah mempunyai pacar lagi?

Huh?apakah wanita semurahan itu?

Sudah lah ngapain aku jadi marah begini toh aku tidak mencintai pacarnya. Sungguh aneh diri ku.

Aku memang tidak menjelaskan secara rinci kalau aku tertarik dengan 'dia'. Aku membenci menjadi teman dekat mu, Feyra Nuraini. Harus ku ulangi, aku membenci menjadi teman mu bukan membenci kamu.

Hari ini cuaca sedang gelap dan hujan, sangat selaras dengan keadaan hatiku

Sekarang tepat pukul 5 sore , aku masih bersama teman teman ku,termasuk Feyra. Menari nari di atas hujan yang mengguyur halaman sekolah kami. Tentu saja aku masih berakting, mungkin menurut teman teman ku, aku orang paling bahagia, karena itu jelas senyuman dan tawaan terpancar di muka ku sendari tadi.

Feyra dengan ekpresi mukanya sama denganku memutar mutar kan tubuhnya menikmati hujan. Seolah hujan turut merasa senang dan sekaligus merayakan atas kesenangannya hari ini.

Tampa di sadari oleh feyra seukir senyum terukir di wajah lelaki yang sedang duduk di koridor lantai dasar.
Lelaki itu adalah Albigari Rishajad.
Jelas lelaki itu tersenyum karena tingkah laku pacarnya itu.

Jangan bilang kalau aku setuju dengan mereka! Tidak,aku tidak setuju mereka berpacaran. Bukanya karena aku mencintai albigari, tapi entah kenapa aku membenci ketika seorang Albigari Rashajad dan Feyra Nuraini bersatu. Ada perasaan tidak rela ketika seorang yang membuat ku nyaman, membuat ku tertawa dimiliki oleh orang lain yang gak lain teman dakat ku.

Albigari Rashajad , orang yang membuat jantungku seketika seperti di bogem oleh atlet tinju dan rasa emosi ketika dia menggandeng tangan anggrek seperti sekarang. oh shit,
aku gak tau perasaan apa itu yang jelas aku tidak mencintai Albigari Rashajad. Mungkin itu hanya perasaan kagum?

Semoga saja itu benar benar perasaan kagum.

Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, aku segara rapi rapi ingin beranjak pulang. Dan sekarang aku melihat Albigari sedang mencium kening feyra. Good, Tubuhku lemas dan 1 tetes air mata meluncur dari mataku. Untung ada hujan yang membantu menyamarkan air mataku.

Aku langsung berlari ke parkiran, bisa bisa aku ngamuk melihat adengan lain yang mereka lakukan. Aku langsung membawa motor dan menuju arah pulang. Berapa tetes air mata mulai berjatuhan. Air mata kekesalan.

Sesampainya di rumah keadaan gelap,bagus lah keadaan gelap juga membantu menutupi bekas aku menangis.jadi aku tidak perlu repot menjawab pertanyaan mama 'kenapa aku menangis'

Aku butuh berendam air panas untuk menyejukan hati ku.

Setelah setengah jam menghabiskan waktu di kamar mandi, dan beres beres. Aku tiduran di kasur, mengulang memori yang pernah Abi lakukan kepadaku. Tampa di sangka benteng pertahanan yang aku bangun ternyata roboh juga. Aku menangis,  biarkan aku menangis untuk membuat hati ini lega. Yang jelas air mata itu air mata kebencian, bukan airmata kesedihan. Biarkanlah dinding bernuansa pink itu menjadi saksi bisu tangisanku.

Aku lah gadis yang tidak mengerti perasaanya, mencintai gelap dan hujan.

Namaku , Radin Githa Meyra Putri.

Sebatas CukupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang