input dan output?

726 16 2
                                    

“Apa maksud ayah tadi? Ia mundur dari Soyoung Group, itu berarti aku Kim Hyunsik akan menggantikan posisi tersebut. Ini benar-benar berita gembira, sudah lama aku memimpikan ini. Menjadi seorang pemimpin yang dihormati oleh karyawan-karyawan yang bekerja kepadaku, menjadi penopang kehidupan dua ribu kepala keluarga, menjadi anak kebanggaan ibuku” Batin Hyunsik, Ia terlihat sangat senang akan kejutan ayahnya ini. Saking senangnya Ia tak menyadari keheningan yang terjadi setelah ayah nya mengatakan kalimat pusaka itu ‘Mulai hari ini ayah mundur dari Soyoung Group’

“minggu depan aku akan mengadakan rapat membahas penyerahan jabatanku, kau bisa mempersiapkan dirimu mulai hari ini” suara Taewo memecahkan keheningan dan juga memecahkan lamunan Hyunsik

“iya ayah, aku akan mempersiapkan diriku sebaik-baiknya” ucap Hyunsik yakin

“oh iya, kapan ayah akan menemui Jessi? Aku yakin tak lama lagi Ia akan menanyakan mu, bagaimanapun alasannya kemari itu untuk menemuimu” sambung Hyunsik, Taewo tampak berfikir. Ia belum siap untuk menemui Jessi dalam waktu dekat

“yang jelas jangan dalam minggu ini, masih banyak urusan yang harus ku selesaikan dibanding bertemu dengan nya” jawab Taewo akhirnya sementara Hyunsik hanya diam tak menyahuti apa-apa

***

“aargghh.. bosann” jerit Jessi di dalam kamarnya, untung nya kamar itu kedap suara. Sehingga suara nya tidak mengganggu orang-orang yang berada diluar, dari tadi Ia hanya menggonta-ganti chanel TV tanpa menyimak apa yang di tonton nya. Jessi pun menarik nafasnya panjang

“sampai kapan aku harus berdiam diri disini? Kenapa juga Hyunsik belum juga datang, apa dia sengaja mengurungku di kamar ini?” omel Jessi, Ia masih ingat pesan Hyura tadi pagi ‘tadi Hyunsik menelponku, Ia bilang kau harus tetap di kamar ini dan jangan mencoba untuk keluar sebelum Ia datang menemuimu’

“Hyunsik benar-benar berhasil merusak pagiku, seandainya ada Carlo disini… oh iya Carlo. Kenapa aku tidak menelpon nya saja” Jessi mengeluarkan Smartphone nya, baru saja Ia akan menelpon tiba-tiba Ia membatalkan niatnya

“panggilan International pasti mahal, disini aku tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan untuk membayar tagihan telepon” pikir Jessi, kemudian Ia mengedarkan pandangan nya dan berhenti di satu titik

“setidaknya aku harus memanfaatkan fasilitas kamar ini sebaik-baiknya, bagaimanapun aku juga tuan rumah dirumah ini” ucap Jessi kepada dirinya pada saat melihat telepon rumah di atas nakas samping ranjangnya, Ia pun memencet beberapa nomor dan tersambung

“Hai Carlo, bagaimana kabarmu? Dan bagaimana keadaan Oma? apa Ia kesepian dirumah besar itu? Kenapa kau tidak menelpon ku? Kau tidak merindukanku? Oh tidak, jangan bilang kau sudah punya pacar disana, sehingga melupakan sahabat cantik mu ini” Jessi memberondong Carlo dengan berbagai pertanyaan ketika telepon itu tersambung

“ck, pertanyaan yang mana dulu yang harus ku jawab” ucap Carlo tertawa kecil di telepon

“hhmm.. semuanya”

“baiklah, kabarku baik-baik saja begitu juga dengan Oma. tenang saja, sekarang aku dan ibuku menemani Oma tinggal dirumah itu. Aku juga sedang sibuk membantu Oma mu dalam mengurus perusahaan, dan tentu saja aku merindukan mu Jessi. Kalau tentang pacar, jujur saja aku mengharapkanmu menjadi pacarku” jawab Carlo panjang dan diakhiri dengan tawanya

“ok, aku akan menerimamu menjadi pacarku jika kau bisa kesini sekarang. Aku memberimu waktu 1 menit dari sekarang” kelakar Jessi

“hahaha, sepertinya sekarang aku membutuhkan kantong doraemon dan meminjam pintu ajaibnya itu” Jessi tertawa mendengar candaan Carlo

My Brother is My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang