14. Hasil

3.2K 301 7
                                    


14.

Juro mempercepat langkahnya mencari Aruna sesaat setelah keluar ruang kerja Edsel. Ia baru saja hendak menaiki tangga ketika mendapati suara gelak tawa Aruna terdengar dari arah kolam renang. Tak menunggu lama Juro pun bergegas mendatanginya.

"Runa!"

Aruna menoleh lalu tersenyum. Ia duduk di tepian kolam. Tak lama tangannya melambai, "Juro kemarilah!"

"Sepertinya menyenangkan?"

Aruna mengangguk. "Bella itu lucu," katanya sambil menunjuk ke sosok Bella yang tengah berenang di kolam.

Juro mengikuti arah pandang Aruna, tak lama ia mengangguk. Semalam Edsel memang sudah memperkenalkan dirinya pada Bella. Namun sejauh ini ia belum berinteraksi pada gadis yang ternyata adiknya tersebut.

"Dia anak yang beruntung."

Aruna mengerut. Ia tahu betul maksud ucapan Juro. "Kamu iri?"

"Nggak." jawab Juro singkat.

Kepala Aruna menggeleng. Juro bohong! Jelas pemuda itu iri. Sama seperti dirinya yang juga merasakan perasaan tersebut. Bella tumbuh dengan limpahan kasih sayang Edsel sebagai Ayah. Jauh berbeda dibanding mereka berdua.

Ah, tapi sudahlah! Aruna lebih memilih menghiraukan perasaan irinya. Sekarang ya sekarang. Masa lalu biarlah berlalu...

"Aku juga merasakannya tapi kurasa kita sudah terlalu tua untuk iri pada seorang bocah."

Juro mengangguk perlahan. "Yeah, lo benar. Oh ya ngomong-ngomong benar lo tetap mau tes ulang?"

Aruna diam sesaat. "Hira masih bersikeras jika tes itu ditiadakan."

"Dia cinta banget sama lo ya?"

"Kurasa ia mulai terobsesi pada adiknya,"

"Bisa jadi. Tapi gue tetap pada keyakinan kalau dia bener-bener cinta lo."

Aruna tersenyum masam. "Tapi tetap hubungan kalian nggak bisa dilanjutkan." Ujar Juro menambahkan.

"Yah... aw!"

Aruna memekik saat merasakan wajahnya terciprat air. Tak lama terdengar suara kekehan anak-anak.

Arabella.

"Kak Runa! Kak Juro! Ayo berenang." Ajak Bella. "Jangan ngobrol aja, ah...," rajuknya kemudian sambil menarik tangan kedua kakaknya.

"Bella jang...,"

"Siapa takut?"

Aruna yang hendak menolak akhirnya tak bisa menyelesaikan ucapannya karena Juro ikut menariknya ke air. Sedetik kemudian ia mendelik, yang justru membuat Bella dan Juro tertawa-tawa.

"Nah gitu ayo berenang sama-sama." Seru Bella dengan raut wajah berbinar senang. Aruna yang sebelumnya kesal pun akhirnya tersenyum. Aura Bella menular padanya. Tak lama ketiga kakak beradik itu pun tampak asyik bermain bersama. Sungguh, pemandangan yang menyenangkan.

Begitulah yang dirasakan Edsel, yang tengah berdiri di salah satu jendela yang berada di ruang kerjanya.

Hmm, sepertinya liburan bersama menjadi ide yang menarik?

***

Dia cantik.

Eka menelan ludah saat mendapati sosok Aruna keluar dari kiosnya. Hari ini Edsel kembali menyuruhnya menjemput Aruna kembali. Sungguh, Aruna itu gadis yang cantik.

THEY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang