Peran

1.9K 39 4
                                    

"Aku tak kuat lagi. Semua mencemoohku.", dia menangis.

"Hei, ini peran kita. Aku tak pernah berat dengan peran yang sudah tertulis untukku. Seharusnya kamu juga begitu.", aku berusaha menguatkannya dengan berbagai fakta yang ada.

"Tapi seharusnya mereka juga memerankan peran mereka sendiri. Bukan duduk dibangku itu lalu menjadi penonton.", dia menangis semakin keras.

"Jika hati mereka terlalu keras untuk memainkan peran mereka sendiri bagaimana? Kamu mau melunakkannya?"

"Tidak, aku tidak bisa berbuat apa-apa."

"Jadi, mari kembali ke panggung lagi lalu mainkan peran kita. Biar mereka menonton, lalu melakukan apa yang seharusnya penonton lakukan. Kamu harus tabah. Ini sudah yang seharusnya."

"Kapan mereka akan ikut bermain lalu sadar dengan pembagian perannya?"

"Suatu saat nanti saat mulut mereka mulai lelah dengan omongan gerah dan jenuh melihat asyiknya kita mainkan peran kita sendiri.", ku ulurkan tanganku, dia menggenggamnya. Kami mainkan peran bersama sampai penonton lupa, dalam cerita mereka memiliki peran juga.

SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang