Aksi Jail

551 26 4
                                    

Pada saat adzan isya di kumandangkan. Nanda datang menjemputku. Nanda datang lalu bertanya kepadaku.

"Mau cabs kemana nih kita" Dengan logat khasnya yaitu logat betawi

"Gatau nih, kita samper si akbar dulu aja" Jawabku

kemudian aku dan nanda bergegas ke rumah akbar. Sesampainya di rumah akbar aku memanggilnya.

"BAR, AKBAR, keluar gak lu. Klo lu gak keluar gua angkut nih rumahnya" Dengan suara yang keras

"Maaf mas, disini tidak menerima fakir miskin dan kaum dhuafa" jawabnya dengan suara yang halus.

"Anjir lu bar, gua tabok jadi ganteng lu!" Teriakan nanda sambil ketawa.

"Iye, sabar gua naik haji dulu tungguin" jawab akbar sambil jalan ke rumah.

Lalu aku dan nanda pun tertawa mendengar jawaban akbar

"iye, gua tunggguin" Jawab aku dan nanda sambil tertawa

Sehabis itu nanda menyuruhku menelfon adiana dan gunadi untuk segera merapat ke rumah akbar

"Hallo, sini ke rumah akbar" kataku

Lalu adiana menjawab telfonku

"Kan gua di depan lu!" jawabnya sambil tertawa dengan lirih

Lalu aku dan nanda kaget seperti kemasukan budaya korea

"Ya ampun, kok lu bisa disini?" Tanyaku

"Iyala kan gua keturunan madun jadi bisa disini" Jawabnya dengan sombong

"Siapa lagi si madun, tukang beling!" Kataku

"Ya elu kaga gaul amat si" Ujarnya

Setelah kami mengobrol dengan lama sekitar 5 menit. Akbar keluar bagai pangeran. Menghpiri kami semua dan berkata.

"udah ganteng belum?" Kata akbar sambil memegang kacamatanya

Sontak kami tertawa terbahak - bahak karna melihat si akbar, yang memakai kaos partai dan celana chino.

"Buset dah mau kemana lu? mau nguli di apartemen?" Tanyaku sambil tertawa

"Yakali, udahla ayu kita cabut" jawabnya dengan malu

Kemudian, kami pun jalan - jalan mengelilingi kota. Kami pun berlabuh
di rumah gunadi untuk beristirahat. Sesampainya di rumah gunadi, kami pun duduk bercerita. Cerita - cerita, tak terasa jam sudah menunjuk pukul 11 malam. Sekitar jam 11 aku pun tertidur, karna sudah capek setelah semalaman berjalan - jalan.

Lalu dengan otak - otak yang jail mereka menjahiliku. Yaitu dengan cara menutup badanku sampai ke dada seperti orang yang meninggal. Dengan lucunya nanda berdandan layaknya ibu malin kundang, dan adiana berdandan seperti seorang ustad yang baru keluar dari diskotik. Selanjutnya akbar menyetel lagu 'Opick - Khusnul Khotimah'. Yang terakhir gunadi yang bertugas sebagai dokter.

Kemudian, pas lagu di setel aku pun bangun. Mereka pun gagal menjahiliku. Kaget, karna melihat sekelilingku berdandan yang tak wajar. Mereka marah - marah kepadaku

"Ah lu bikin rencana kita gagal aja!" Sambjl memegang bajuku

"Ada apasih nih?" tanya dengan bingung

"Udah, lu tidur aja!" kata gunadi

"Engga ah, pasti kalian punya rencana buruk ya" kataku

Mereka pun tertawa terbahak - bahak karna melihatku yang hidung di tutup dengan tisu.

"apa - apaan nih!" Kataku sambil marah

"Engga, kita cuma buat video aja buat di share di instagram" kata nanda

"Yaudah gua tidur lagi" kataku

"Udah gak seru, gara - gara elu nih" kata adiana

Kemudian setelah asik menjahiliku. kita semua pulang dan kembali ke rumahnya masing - masing

Pada kejadian kali ini ada nilai dari sebuah persahabatan yaitu

"Teman adalah orang yang mengetahui kisah terbaik dalam hidupku. Namun, Teman baik adalah orang yang bersama di kisah tersebut"

Sabtu Malem yang SablengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang