CH. 4: Teman Baru?

33 3 0
                                    

    "Apa yang kau lihat? Senang ya, melihatku menderita?" sahut Riko sambil menolehku. "Ti..tidak.. kau hanya bersikap aneh hari ini.. Gomennasai!" jawabku gugup sambil nenundukkan kepalaku. "Tidak usah bersikap formal begitu, aku hanya bercanda!" tawa Riko meledak. Aku tertunduk malu. Riko mengacak-acak rambutku. "Sudahlah, dah! Sampai ketemu besok!" Riko pun berlari keluar sekolah sambil melambaikan tangan padaku. Aku menjawab lambaian tangannya dan tersenyum. Aku menghampiri lokerku. Kubuka lokerku, dan ku ambil sepatuku. Dibawah sepatuku, ada sebuah lipatan kertas berwarna merah. Karena rasa ingin tahu, aku buka lipatan kertas itu dan ternyata.. sebuah surat. Temui aku didepan kelas 3-2. Kelas 3-2? Kelas.. Nishi-san. Aku berlari menuju kelas 3-2. Kulihat ada orang menunggu. Bukan seorang laki-laki, tetapi seorang perempuan.. yang terlihat familiar. Saat aku ada di sampingnya, kulihat wajahnya.. benar saja. Yoshi.. pacar Nishi-san. "Uhm.. Yoshi-senpai.. ada apa?" tanyaku gugup. "Oh tidak ada apa-apa... hanya saja.. kau.. itu menggangguku dan Nishi. Tolong pergi. Aku lebih cocok untuknya. Dan lebih cantik" tukasnnya panjang lebar. Aku melihatnya dengan muka datar. Oh.. benar.. Nishi-san tidak ada disini. Aku tidak perlu menangis. "Itu saja?" jawabku ketus. "Apa? heh.. berani ya kamu? Kamu bahkan tak tahu Nishi!" bentaknya. "Aku tak paham.. kalau memang Yoshi-senpai percaya diri bahwa dirinya sendiri cantik, kau tidak usah peduli siapa yang bersama Nishi-san. Iya kan? Kau bilang kau lebih cantik.. kalau aku begitu aku jelek buatmu. Lalu kenapa kau susah-susah memberi tahuku untuk menjauhi Nishi-san?" jelasku panjang lebar. "KAU!! GAH!" Setelah itu dia berlari tanpa berkata apa pun. Heh.. 1-0

    Setelah kejadian kemarin aku menjadi segar. Aku mandi dan bersiap-siap sekolah. Aku berangkat dengan perasaan bahagia. Entah mengapa, mungkin aku bisa mengalahkan Yoshi-senpai dan merebut Nishi-san. Aku sampai di gerbang sekolah. "Riko!! Mana uang kemarin! Dasar miskin!" Kudengar ada suara pukulan. Riko? Kucari sumber suara itu. Ternyata ada di dekat pohon sekolah. "Heh.. aku tak akan membayar uang itu.. dasar penipu!" Bentak Riko. "Oke, kau ingin mati ya?!" Banyak suara pukulan menghantam Riko. Aku bisa melihat Riko sekarang. Mukannya penuh pukulan, hidungnya berdarah. Rambut merahnya yang cantik sekarang tidak karuan. Haruskah aku menolongnya? Sesaat sebelum aku ingin menolongnya, orang yang memukulinya bertanya. "Sekarang kau berteman dengan Subare bodoh itu ya? Kenapa? Terlalu Miskin Ya? HAHAHAHA!" Tawannya meledak mengejek Riko. "Hei. Jangan geser Subare ke permasalahan ini! Dia tidak ada hubungannya denganku!" Jawab Riko dengan muka percaya diri. "Aku.. menganggap Subare sebagai teman. Jangan sentuh dia dengan tanganmu yang kotor itu!" Bentak Riko sambil menangis. Aku tersentuh mendengarnya. Kulihat kanan kiriku. Kutemukan batang pohon yang kuat dan kuserang orang yang memukuli Riko dari belakang. Sekarang dia pingsan. "Subare.. kenapa kau kesini?" Riko tanya dengan muka sedih. "Aku dengar semuannya" jawabku menahan tangis. Dengan cepat Riko memelukku. Aku membalas pelukannya. "Terima Kasih Sudah menolongku! dan.. Terima Kasih karena menerimaku sebagai temanmu!" Dengan itu Tangisan kami berubah menjadi tangisan kebahagiaan. Riko.. kau adalah teman baruku. Arigato.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suki Desu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang