#2 Musik & Kenyataan

602 55 7
                                    

Hai hai
I'm back kekeke
Sebenernya sih masih ragu buat lanjutin tp gimana yaaa
Tangan udah gatel pengen ngetik tp otak lg buntu ide..
Nah lho!!!!

So happy reading guys!!

#2 Musik & Kenyataan

~~~

"Na na na na na.." Suara Soojung yang entah sedang bernyanyi atau berkumur. Aku menggelengkan kepalaku melihat kelakuan sahabatku yang satu ini. Aku sekarang sedang berada di apartementnya Soojung jadi bukan hal yang mengejutkan melihat kelakuan Soojung yang aneh seperti sekarang. Ya seperti sekarang yang sedang bernyanyi tapi tak ada lirik yang keluar dari lulut indahnya, lalu rambut yang tak tau aturan. Mungkin kalau ada orang lain yang melihat dia akan langsung heboh. Kekeke
"Heehh.. apa yang kau ketawakan bear??" Ucap Soojung sambil menipukku dengan bantal. Ck, tak bisakah dia bersikap lembut sedikit. Aku hanya tersenyum miring dan menggeleng. Soojung melempariku lagi dengan beberapa bantal ataupun boneka di sekitarnya.
"Ya!!! Kenapa kau melempariku Jung?" Ucapku kesal sambil membalas lemparannya. Oh ayolah kita bukan anak kecil lagi Jung Soojung. Kami masih tetap saling melempar barang bahkan tawa kami menjadi pengiring dan juga jeritan histeris kami saat terkena lemparan.
"Ya!! Awas kau beaarrr!!!" Teriak Soojung saat kepalanya terkena lemparanku, kalau lemparannya bantal mungkin dia tak akan sesadis ini saat teriak tapi ini buku yang tebal halamannya sekitar 300-400 halaman.
"Hahahaha.. mianhae Soojung-ah.. aku benar-benar tak sengaja. Hahaha." Soojung menatapku garang sambil mengusap kepalanya semoga saja tidak ada benjol di sana.
"Apa?? Sudahlah, lagi pula kau tadi yang memulainya bukan?? Jadi jangan salahkan aku. Oke??" Aku menatap Soojung dengan senyum miringku. Biasanya dia yang selalu menatapku dengan ekspresi juteknya itu sekarang gantian kawan.
"Ck, kalau bukan kau adalah sahabat sehidup sematiku sudah ku tendang keluar kau dari sini. Kalau perlu lewat jendela biar sekalian kau jatuh dari lantai 7 ini. Huhh." Ucapnya sambil duduk dan masih memperlihatkan tampang garangnya.
"Oohh kejam sekali sahabatku ini. Aku jadi merinding." Jawabku sambil mengambil tempat duduk di sampingnya sambil memeluk tubuhku sendiri seolah kedinginan. Dari ekor mataku, kulihat Soojung membuang napasnya kasar.
Dia lalu bersandar pada sandaran sofa dan tersenyum. Sudah kuduga aku memiliki sahabat yang aneh dan gila.
"Kau tau, kau terlihat cantik saat tertawa tadi Seul?" Kata Soojung membuatku menatapnya bingung. Dia kerasukan apa sih??
"Aku tau aku cantik Jung. Itu bukan hal baru lagi kan?" Jawabku sekenanya
"Awww.. apa yang kau lakukan bodoh?? Shit ini sakit." Soojung jelas sudah gila beneran. Tadi muji sekarang kepalaku dijitak. Kenapa aku bisa sahabatan dengannya sih..
"Itu kadar kePDannya bisa dikurangi tidak? Kau tau maksudku, kau itu jarang sekali tertawa jadi saat melihatmu tadi tertawa kau terlihat sangat cantik bear. Sekarang mengerti kan??" Ooo.. jadi karna itu. Aku hanya tersenyum canggung.
"Tuh lihat wajahmu aneh lagi sekarang." Ucap Soojung sambil mencolek hidungku.
"Ya ya ya terserah nyonya Kim Jongin saja. Kang Seulgi hanya pasrah." Balasku sambil berdiri dan berjalan ke dapur.
"Ya!!! Siapa yang kau sebut nyonya Kim Jongin??" Ucap Soojung dengan keras.





***


"Kau mau kemana hari ini??" Tanya seorang lelaki kepada seorang perempuan saat sang perempuan  sudah keluar dari rumahnya.
"Entahlah aku ingin pergi antara ke toko buku atau ke toko kaset. Menurutmu lebih enak kemana?" Tanya si perempuan balik. Si lelaki tersenyum dan mengacak rambut si perempuan. Lalu merangkul bahu si perempuan dan mulai berjalan bersama.
"Kau tau jawabanku sayang." Jawab si lelaki sambil mencium rambut si perempuan. Dan perempuan bermata sipit itu tersenyum.
"Aahhh.. toko kaset hhmm?  Tapi jangan asyik sendiri nanti."
"Pasti. Memang selama ini aku seperti apa saat di toko kaset hhmm?" Perempuan itu menatap lelaki tadi dengan sengit dan memanyunkan bibirnya. Lelaki itu terkekeh dan mencium rambut perempuannya lagi.
"Maaf sayang, kau tau aku seperti apa saat berurusan dengan musik apalagi yang memiliki ritme yang menarik. Kali ini tidak akan oke."
"Janji yaaa" mohon sang perempuan sambil mengacungkan jari kelingkingnya, lelakinya menyambut dengan hangat.
"Janji. Ayoo!! Aahh musik yang di putar salon itu sangat indah ne?"
Ucap sang lelaki saat mereka melewati sebuah salon yang sedang memperdengarkan lagu bergenre upbeat. Sepertinya lelaki itu memang sangat senang dengan musik seperti ini, mungkin lelaki itu akan langsung menari jika saja mereka tidak di tempat umum.
"Apa yang akan kamu pilih musik atau aku?" Tanya sang perempuan tiba-tiba, lelaki itu langsung menatap perempuannya dengan mata yang menyipit.
"Kau dan musik memiliki tempat sendiri-sendiri di hati dan hidupku sayang. Tapi percayalah kau yang teratas dari semua yang aku suka. I love you My bear"

You're Not My Sehun!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang