#3 Aku Melihatnya Lagi

496 51 7
                                    

Haii...
Maaf ya lama nggak update
Hehehe
Ok nggak perlu banyak bacot langsung baca aja ne..

Moga suka deh..

#3 Aku Melihatnya Lagi

*

Sakit itulah yang kurasakan saat ini. Entah sakit di kepalaku atau dadaku, rasanya aku ingin semua ini berhenti sekarang. Aku pingsan setelah mengetahui semua hal itu, aku tak tau itu semua benar atau hanya cerita karangan dari Seungkwan. Tapi kurasa itu semua benar, entahlah aku tak tau. Aku hanya berharap dia tetap dia  yang aku kenal, yang aku cintai.

Ku senderkan punggungku di sandaran ranjang, ah sekarang aku berada di kamarnya Soojung karena jarak apartementnya lebih dekat dari caffe. Mereka, Soojung dan Seungkwan mengatakan akan membuat bubur untukku. Aku bingung dengan mereka, yang sakit bukan badanku tapi kenapa mereka harus membuat bubur. Dan sejak kapan Soojung bisa membuat bubur, bahkan dapurnya saja hanya akan berguna saat aku atau Jongin yang menggunakannya. Aku ingat tadi saat aku terbangun raut wajah khawatir Soojung dan Seungkwan benar-benar membuatku terharu. Seungkwan langsung meminta maaf atas kelancangan mulutnya yang tak terkontrol itu. Dan Soojung yang menatap Seungkwan seolah menyalahkan kecerobohannya itu. Haahh

Terdengar pintu terbuka, ku lihat Soojung masuk lebih dulu dan Seungkwan di belakangnya dengan membawa nampan yang berisi semangkok bubur dan segelas teh mungkin. Soojung langsung beranjak naik keranjang di samping kananku yang kosong. Seungkwan duduk di samping kiriku setelah meletakan nampannya di meja.

"Apa masih pusing Seul?" Tanya Soojung sambil menatapku intens. Aku menggeleng lemah dan memberinya senyuman.

"Maaf sekali lagi Seul, harusnya.."
"Jangan minta maaf lagi Kwan, lagi pula cepat atau lambat pasti aku nanti juga tau. Lagi pula kita belum tau yang sebenarnya kan?" Balasku memotong ucapannya, kulihat Soojung berdecak kesal. Aku tau apa yang dipikirkan olehnya. Aku menatapnya seolah berkata apa lagi.

"Kamu itu ya Seul, kenapa kamu seolah ingin tau kebenarannya? Lagi pula nih ya dia itu sudah nggak ada kabar selama ini. Lupain aja napa sih? Namja macam itu patutnya dibuang jauh-jauh Seul." Aku tersenyum miring menanggapi perkataan Soojung, mungkin semua sahabat akan sepertinya. Dia terlalu sayang padaku, dia tak mau kalau aku harus terus merasakan sakit lagi.

"Lebih baik sekarang kamu makan bubur ini dulu Seul." Ucap Seungkwan melerai Soojung, lalu memberikan mangkok berisi bubur tersebut padaku, ini buatan Seungkwan pikirku setelah sesuap bubur mengisi mulutku. Tak butuh waktu lama untukku untuk menghabiskan semangkok bubur. Aku tersenyum senang saat Seungkwan mengambil mangkok kosong dipangkuanku dan memberikan segelas teh hangat.
"Terima kasih Kwan." Ucapku, Seungkwan hanya mengangguk.

"Kamu mau istirahat lagi atau apa Seul?" Tanya Soojung padaku, aku melihatnya setelah meminum setengah gelas teh hangatku. Aku mengangkat bahuku tak tau, dia mencebikkan bibirnya kesal.

"Kwan, aku masih penasaran dengan ceritamu." Ucapaku dan menatap Seungkwan.
"Ayolah Seul lupain bocah sialan itu." Soojung sepertinya benar-benar marah pada dia.

"Bagaimana kalau kita ke sana saja? Untuk memastikan semuanya." Aku dan Soojung langsung menatap Seungkwan kaget. Ini anak emang paling pintar, tapi tak adakah ide yang lebih buruk dari ini. Tapi saat ku alihkan pandanganku ke Soojung, matanya langsung berbinar dan mengangguk seolah menyetujui usulan Seungkwan. Tadi dia yang menentangku untuk mengingat tentang dia kenapa sekarang Soojung malah senang.

"Apa kau yakin Kwan?" Tanyaku, sebenarnya yang harusnya ditanya yakin atau tidak itu adalah diriku. Aku tak siap melihat dirinya yang berbeda.

You're Not My Sehun!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang