Author POV
Bunda Adin sedang berbincang-bincang dengan seorang pemuda tampan ketika Adin datang menghampiri mereka.
"Bun," panggil Adin, suaranya membuat dua orang yang ada disana melihat kearahnya.
"Eh Adin, sini duduk sayang!" bunda menepuk sofa sebagai tanda menyuruh Adin untuk duduk disampingnya.
"Sayang, kenalin ini Vino, anak temen bunda waktu kuliah dulu. Dan Vino, ini Adin anak tante satu-satunya," bunda memperkenalkan Vino dengan Adin begitu pula sebaliknya.
Raut wajahnya terlihat sangat bahagia saat memperkenalkan Vino pada anak semata wayangnya.
Adin dan Vino saling menatap satu sama lain, kemudian Vino mengulurkan tangan kanannya.
"Alvino." Adin menatap uluran tangan itu, ia menyatukan tangannya di dada.
"Maaf, saya Adini." Melihat uluran tangannya tak dibalas, Vino menarik tangannya kembali.
Adin mengulas senyum manisnya, ia tak enak saat menolak uluran tangannya tadi. Sedangkan Vino hanya diam saja dengan tatapan dingin, membuat Adin yang ditatap menjadi kikuk.
"Mama kamu kapan kesini Vin?" Pertanyaan bunda mencairkan suasana awkward tadi.
"Bentar lagi juga nyampe kok tan, papa bilang masih dalam perjalanan." jawabnya dengan seulas senyum.
'Ternyata dia bisa senyum, kirain nggak bisa.' batin Adin.
"Oh, yaudah tante kebelakang dulu ya sebentar. Adin kamu temenin Vino ya?"
Bunda menyuruh Adin menemani Vino sendirian. Adin memegang tangan bunda dan menatapnya dengan pandangan memelas.
"Sebentar aja sayang," akhirnya Adin melepaskan tangan bundanya. Bunda bangkit dan berlalu begitu saja.
"Ehmm!"
Adin mencoba mencairkan suasana yang terasa canggung itu. Ia menatap lekat-lekat wajah pemuda itu.
'Sepertinya dia anak kuliahan,' pikir Adin.
Vino menyadari bahwa Adin tengah menatapnya, ia pun menatap balik ke arah Adin.
"Ada apa?" Adin langsung gugup.
"E-eh enggak!"
"Ehmm, kakak kuliah ya?"
Adin bertanya dengan sopan pada Vino, tapi pertanyaannya hanya ditanggapi dengan anggukan. Suasanapun kembali hening.
'Aduh awkward banget sih!' batin Adin.
"Umur kakak berapa?" tanya Adin lagi.
"Dua puluh empat."
Lagi-lagi hanya dijawab dengan singkat oleh Vino. Adin menghembuskan napas kesal, dan akhirnya dia memilih diam.
Adin POV
Nyebelin banget sih nih cowok, aku nanya baik-baik juga. Mana harus kejebak sama dia lagi. Astagfirullah, sabar!
Tok. Tok. Tok!!
Siapa lagi ini? Aku bangkit dan berjalan menuju pintu.
"Assalamu'alaikum, bu Indah ada?" seorang wanita paruh baya mungkin seumur dengan bunda bertanya padaku.
"Wa'alaikum salam, ada. Silahkan masuk!" wanita tersebut kemudian masuk bersama, emm, sepertinya suaminya.
Akupun ikut masuk dan bunda sudah duduk manis bersama Vino di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner ✔
Espiritual🐾Baca info pentingnya yaaa🐾 ________________________________ Adin dan Vino harus berlapang dada menerima perjodohan yang orang tua mereka lakukan. Di umur yang begitu muda, Adin harus melepas kebebasannya dengan menikahi seseorang yang baru ia ken...