“Sama-sama.” Ucap lelaki misterius tersebut yang ternyata adalah Christ.
“Tadi kamu hebat sekali bisa mengalah kelima penjahat itu sendirian,” puji perempuan berambut cokelat terurai.
“Tapi, kamu kok bisa tiba-tiba tahu ya, kalau kami tadi di gangguin sama penjahat?” Tanya seorang perempuan satunya yang berambut panjang cokelat belah tengah.
“Lagi lari pagi tadi, sekalian cari angin segar di sekitar sini. Melihat ada yang membutuhkan pertolongan, ya aku tolong lah kalian,” balas Christ.
“Kenalin nama aku Sashihara Rino. Di panggil Sashi. Salam kenal Christ.” Ucap perempuan berambut panjang cokelat terurai tadi menyodorkan tangan nya.
“Salam kenal juga,” ucap Christ membalas sodoran tangan Sashi.
“Yang kedua perempuan ini adalah Adik ku, Christ!” Yang berambut cokelat namanya Madoka dan yang berambut hitam itu Natsu.” Ucap Sashi memperkenalkan kedua Adiknya.
Christ bergantian menyalami sodoran tangan dari kedua Adiknya Sashi.
“Ya sudah! aku jalan dulu ya.” Ucap Christ meninggalkan Sashi dan kedua Adiknya.
“Sekali lagi terima kasih ya, Christ!” Teriak sashi.
Christ yang mendengarnya pun tidak membalas ucapan terima kasih dari Sashi, melainkan membalasnya dengan sebuah ancungan jempol dari tangan kanannya, ketika dia sudah menjauh meninggalkan mereka bertiga.
“Sempurna.” Batin Sashi.
Itulah kata-kata pertama yang keluar dari mulut Sashi saat bertemu dengan Christ.
***
“Ibu! Aku pulang.” Ucap Christ.
“Udah pulang kamu, Nak!” ucap Ibu tersenyum.
“Cepetan kamu mandi! Setelah itu sarapan.” Perintah Ibu.
“Kakak udah berangkat kuliah, Bu?” Tanya Christ.
“Iya! Tadi ada yang jemput dia,” balas Ibu yang lagi sibuk menyiapkan makanan buat Christ.
“Siapa, Bu?” Tanya Christ lagi.
“Ke empat temannya kakak kamu. Yang kemarin juga ikutan menjemput kamu di bandara,” balas Ibu.
“Kata mereka berempat sih, mau sekalian ketemu sama kamu. Ada-ada aja ya mereka.” Ucap Ibu tersenyum.
“Oh ya, Bu! Ada yang ingin ku katakan kepada Ibu,” ucap Christ.
“Apa itu, Nak?” Tanya Ibu.
“Aku mau melanjutkan kuliah aku, Bu di sini. Semoga pilihan ku ini menjadi pilihan terbaik buat masa depan ku nanti,” Ucap Christ.
“Syukurlah! Ibu sangat senang mendengarnya, Nak. Ibu selalu mendukung apapun itu pilihan kamu,” ucap Ibu tersenyum.
“Kalau Ibu boleh tahu, kamu mau kuliah dimana?” Tanya Ibu.
“Kuliah sama seperti Kakak, Bu! Sekalian di sana buat jagain Kakak,” balas Christ.
“Apapun itu pilihan mu, Ibu yakin itu pilihan terbaik kamu dan Ibu sepenuhnya mendukung kamu.” Ucap Ibu memegang kedua tangan Christ.
“Setelah ini aku mau ke tempat kuliah Kakak. Mau daftar sekarang dengan jalur prestasi yang sudah aku urus di kuliah ku sebelumnya.” Ucap Christ.
“Ya sudah! cepetan sana kamu mandi dan setelah itu sarapan. Kamu sudah telat sarapan paginya.” Perintah Ibu.
Christ pun lalu mengiyakan perintah ibunya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Selamanya Cinta Itu Berakhir Dengan Duka
RomansaJanganlah kalah dengan DUKA, karena duka bisa membuat hidupmu sengsara. Jadilah pemenang dalam CINTA, karena cinta bisa membuat hidupmu bahagia.