Part 3

19K 734 11
                                    

Assalamulaikum, balik lagi, uda part 3 sekarang. Terima kasih atas dukungannya untuk cerita ini. Maaf kalau masih sederhana ceritanya, dan masih aneh hahaha. Tapi penulis berusaha yang terbaik. Ditunggu terus ya kelanjutannya, mudah-mudahan kalian sukaaaaaa. 😄😄😄🙏

Jangan lupa comment dan votenya yaahhh😛

-----

"Lin balik yuk, ganti baju trus kita mulai bekerja" ucapku kegirangan

"Eh bayar dulu, main tinggal aja. Ini siapa yang bayarin?" tanya Lilian

"Hmmmmmm, keyyy Fineeeee~" jawabku dengan mata yang memicing ke arahnya. Kuliat Lilian terkikik.

Selanjutnya kami berganti baju PDH (Pakaian Dinas Harian) dengan baju ala rumah sakit yang berwarna biru tua, walaupun bukan perawat ataupun dokter, kami tetap disuruh pakai baju itu karena memang kita bekerja di lab rumah sakit. Ya walaupun di lab, tetap aja dirumah sakit. Sebagian dari kami juga ada yang tugasnya memakai PDL (Pakaian Dinas Lapangan) palingan itu mereka yang piket. Ada jadwal piket baik pagi siang sore ataupun malam. Yap, malam!! Menjadi abdi negara sekaligus kerja di rumah sakit memang butuh tenaga ekstra, okey, nikmatin aja Vel. Ada Lilian kok, hahaha. Aku menoleh ke arah Lilian sambil tersenyum melihatnya lagi mengurus sampel-sampel darah. Dia memang sahabat terbaik.

"Berasa jadi dokter deh pakai baju ginian, Lin" ucapku sambil berputar seakan baju gaun.

"Iyah ya, walaupun cita-cita kamu gak kesampaian tapi setidaknya bisa pakai baju gini kan, bweeekk" canda Lilian, dia tau kalo cita-cita aku pengen banget jadi dokter.

"Ya ampun Lin, kamu mah memang the best chingu, ihh" pelukku seperti anak* kepada Lilian dari belakang dengan kaki agak splin

"Eh bukan muhrim kamu mahh, lepasin" seketika Lilian panik dengan aksiku. Hahaha

Cekrekk

"Eh ngapain klean berdua macam perangko gitu, pelukan di ruangan, gak normal jangan-jangan klean nih" kata Pak Alex dengan logat bataknya yang khas, karena beliau memang orang batak asli. Dan sekarang beliau bersama keluarganya pindah ke Bandung karena beliau dinas di sini. Beliau juga TNI AD yang berpangkat Serma atau Sersan Mayor, beliau yang bertanggung jawab atas lab dan jajarannya. Walaupun pangkat berbeda,tetap saja beliau lebih tua dan senior dibandingkan aku dan Lilian.

"Ehem eh Pak, siap pak ,hehe" jawabku sambil memberi hormat

"Siap" timpa Lilian

"Kalian uda tau belom, ada kabar baru ini" kata pak Alex

"Kabar apa pak? Cerita pak ceritaa" celoteh Lilian semangat, aku juga sedikit mecondongkan badan ke arah mereka berdua

" jadi ..... "

"Hmmm......"

"Besokkk kn..."

"Iya pak, knpa besok pak?" tanyaku sudah tidak sabar

"Besok uda mau weekend yuhuu!! janganlah klean serius kali gitu mukak klean, HAHAHA" canda pak Alex membuatnya tertawa terpingkal* melihat wajah bengong kami berdua

"Ehhhhhhhh si bapak, uda serius ini pak dengerin" Lilian menjauh dari pak Alex dengan mata menyipit

"Aaaaaaaaaaaaaa pakk, uda serius ni pak" aku juga ikut-ikutan menjauh dan berpura-pura kesel

"Akhirnya bisa weekend juga kan? Hahaha. Jangan di lab aja klean, tua di lab klean nanti. Malam minggu ni keluarlah klean, biar ketemu jodohmu itu" ucap Pak Alex becanda

"Yah pak, kalo itu mah tenang aja pak, gampang hahaha. Si Velma mah pakek susuk pak" canda Lilian. Aku langsung menatapnya dengan mata menyipit.

Dan tiba-tiba seluruh ruangan dipenuhi tawaan mereka, walaupun aku agak terpaksa tertawa, Lilian kadang memang suka iseng.

****

"Hei sayang, uda lama nunggu??" wanita tersebut bernama Yana, seorang mahasiswi di Akademi Keperawatan. Mengenai baju kemeja, celana jeans dan hijab ala ala anak gaul sekarang. Ditambah make upnya yang lumayan, oke, dia memang cantik, itulah kenapa aku suka padanya.

"Hmm, heii ,enggak baru 5 menitan disini kok" jawabku, kita ketemuan di sebuah rumah makan dekat kantorku. Bukannya tidak mau menjemput, pasalnya aku sedang banyak urusan di kantor ditambah lagi dengan urusan pindah dinas.

"Kangen banget sama kamu, beb. Pas banget deh jumpa disini, aku laper banget, tadi habis belanja sama temen" Yana cerita sambil melingkar tangannya ke tanganku.

"Oh ya, pas banget berarti. Dan ada yang mau aku sampaikan juga mengenai hubungan kita" timpaku, "tapi nanti setelah kita makan"

Setelah makan siang, aku pun langsung bilang kepada Yana bahwa aku akan pindah tugas ke Bandung. Kuliat dari ekspresinya dia sedikit bete dan sumpek.

"Hmm kita bakalan LDR yah, hmm bakal miss banget sama kamu beb" Yana melirih dengan tatapan sedih

"Ya mau gimana lagi, namanya juga prajurit" jawabku

Setelah ngobrol, Yana pulang dijemput oleh temannya. Lalu, aku kembali ke kantor untuk mengurus sedikit tentang kepindahanku.

Jam 5.25 aku pulang sedikit telat ke mess. Dan nanti malam rencananya aku ingin ke rumah orang tuaku, hmm kangen juga sama mereka. Walaupun didaerah yang sama, tapi aku tidak tinggal 1 atap.

Setelah selesai shalat magrib, aku bergegas untuk berberes keberangkatan besok dan keluar untuk kerumah orang tuaku sekalian untuk membeli kue.

Dan diperjalanan, aku menemukan hal yang tak terduga saat di traffic light.

"Yana??"

Aku melihat Yana dibonceng oleh seorang laki-laki dengan motor Ninja berwarna hitam. Tepat di depanku. Dan aku tau persis bagaimana tubuh Yana dari belakang. Dan kurasa kalian bisa tau sendirilah gimana motornya, membuat tubuh Yana memeluk laki-laki tersebut dengan erat, kuliat wajahnya yang tersenyum. Oke fix! Everything is done!! Dia selingkuh ternyata. Baru tadi sore aku menemuinya, dan sekarang dia malah enak-enakan sama laki lain.

"Yana kamu lagi dimana?" aku mengetik pesan singkat ke Yana

Yana membuka pesan dariku, dan membalas "aku lagi tiduran aja di rumah ni, capek banget beb"

Wah, parah ni perempuan. Aku berusaha mempercayainya tapi dia berani berbuat seperti ini. Aku tetap tenang dan sebenarnya aku sedikit bahagia sih, karena memang aku ingin mengakhiri hubungan dengannya. Rasanya sedikit jenuh saja walaupun hubungan kami sudah 1 setengah tahun. Walaupun begitu, aku merasa sedikit agak sakit dibagian dadaku. Ya sekarang sudah terbukti.

"Well, Yana seperti kamu menikmati udara sejuk malam ini dengan seseorang di lampu merah. Good night" balasku

Seketika itu wajahnya panik saat dia membaca pesanku dan dia mencoba memutar badannya untuk bisa menemuiku, dan dia menoleh ke arah belakang melihat mobil yaris bewarna hitam milikku, lalu kubuka kaca mobilku, dan melihat Yana sambil memberi salam 'olahraga' dan tersenyum diujung bibir. Yana sontak kaget.

Lampu hijau.

Aku langsung menacapkan gas, dan pergi menjauh darinya.

----

Flawless Love (SEMI HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang