~~^^~~
" Kakakkkk..... " Cessa masuk ke kamar sang kakak tanpa mengetuk pintunya wajahnya di tekuk.
" dari mana saja k- " Satria menghentikan pertanyaannya dan bertanya lain " ada apa denganmu? Kenapa wajahmu di tekuk begitu? "
" cameraku " lirih Cessa ia berjalan ke kasur kakaknya menangis di sana.
Satria mendekati sang adik duduk di sampingnya
" ada apa dengan kameramu? Rusak? " tanyanya Cessa menggeleng
" hilang? " lagi Cessa menggeleng
" lalu? " Satria mengelus puncak kepala adiknya itu, Cessa pun duduk masih dengan sesenggukan
" Mark mengambilnya... Huaa... Kak satria...." tangisannya benar benar pecah. Bukannya prihatin Satria malah menertawakan adiknya
" huaaa.,.. Kak satria jahat... Daddy... " Cessa berdiri hendak keluar kamar namum Satria mencegahnya.
" Maaf, kemarilah " Satria menarik adiknya untuk duduk kembali di kasur.
" bagaimana bisa Mark mengambilnya? " tanya Satria saat Cessa sudah duduk kembali.
" tadi aku tidak sengaja meninggalkannya di taman, saat aku kembali ke taman untuk mengambilnya kameranya sudah hilang, tiba tiba Mark datang dengan kamera itu di tangannya ia melihat isinya dan sekarang kameraku ada padanya " Cessa menghentikan ceritanya, ia menatap Satria " kak aku harus bagaimana " tangis Cessa lagi.
Satria terdiam sejenak kemudian menghela nafas panjang ia kembali menatap adiknya " huh... Itu pasti sangat memalukan bagimu "
BUKK
sebuah bantal berhasil mendarat di kepala Satria, dengan wajah yang masih memerah marah bercampur malu dan air mata Cessa berjalan keluar kamar Satria, dan Satria dengan tidak berperasaannya ia terus menertawakan adiknya.
Sementara itu di rumah Mark, Joey terus menatap sang kakak berharap ia mendapat jawaban atas pertanyaannya siang tadi
" kak! " panggil Joey
" tidurlah Joey " suruh Mark yang kemudian beranjak ke kamar mandi untuk berendam menghilangkan sejenak beban pikirannya.
Setelah puas berendam ia segera keluar dari kamar mandi, membiarkan Joey sibuk dengan pikirannya sendiri, ia tidak akan memberi jawaban kepada Joey, cukup ia yang terbebani dengan bayangan masalah lalunya itu.
" kak dia gadis yang kemarin "
Mark menoleh ke arah Joey, dan Joey langsung menunjukkan gambar Cessa yang kebetulan ada dalam kamera itu, dengan cepat Mark mengambil kamera itu dari tangan Joey
" itu camera siapa kak? Apa camera gadis itu? Kenapa banyak sekali foto kakak di dalam kamera itu? " tanya Joey beruntun.
" bukankah tidak sopan memeriksa dan mengotak atik barang orang lain " tanya Mark mengkopy kalimat Cessa membuat Joey mencibirnya " keluarlah dari kamarku " usir Mark
Setelah Joey keluar Mark langsung duduk di kursi belajarnya yang tadi di duduki Joey, ia menarik laptop yang ada di dalam tasnya untuk mengerjakan pekerjaannya yang tertunda. Setelah semua sudah selesai ia mengambil camera Cessa memgutak atiknya sebentar dan menghapus fotonya disana, menghapus bukan dalam arti sesungguhnya.
~~^^~~
Indah menghampiri teman temannya, ia melihat ke arah Cessa yang tampak murung tidak seperti biasanya kemudian beralih ke teman temannya yang lain
" ada apa ini? " tanya Indah yang ikut duduk di bangku yang kosong menghadap ke teman temannya
" pelaku pencurian tertangkap tangan " jawab Atlice tanpa beban ia bahkan menahan tawanya agar tidak meledak membuat Indah mengernyit tak mengerti
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Stalker
Teen Fiction[ complete ] Rasa penasaran yang membawanya menjadi seorang penguntit. ( walaupun ia tidak mengakuinya ) Mark Cessa