EXTRA PART

350 25 5
                                    

5 tahun kemudian

Cessa menguap lebar, semalam ia lembur hingga subuh untuk mempersiapkan pameran foto di gallery pribadinya. Sekarang ia adalah seorang Fotografer seperti yang di usulkan Mark untuknya.

Dan mengenai Mark, mereka tidak pernah bertemu bahkan saling hubungi pun tidak, mereka tidak sedekat itu bukan?

Masih dengan mata setengah terpejam Cessa melangkah menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil air minum di sana menuangkannya dalam gelas kemudian ia menegukknya hingga habis itu sudah kebiasaanya sejak dulu.

" pagi singa pemalas " sapa Satria yang sudah lengkap dengan pakaian kerjanya. Sekarang Satria sudah menjadi direktur di perusahaan Daddy mereka, hubungannya dengan Meilin pun masih berlanjut hingga kini dan berencana menikah 3 bulan lagi, pria itu kini sibuk dengan persiapannya juga

" pagi juga kak " balas Cessa, ia duduk di kursi meja makan.

Satria menggeleng kemudian mengambil 2 mangkuk menuangkan sereal di dalamnya dan memberikannya ke Cessa, Daddy mereka sekarang ada di hongkong untuk urusan bisnis jadinya hanya mereka berdua di rumah.

" bagaimana persiapan pamerannya Sa? " tanya Satria memulai obrolan '' acaranya malam ini lo "

" semuanya sudah selesai kak " jawab Cessa dengan mulut penuh.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Cessa bergegas mandi karena ia sudah harus pergi pagi ini juga. Setelah beberes ia dengan cepat menuju garasi di samping rumahnya, memasuki mobil dan menjalankan mesinnya kemudian menjalankan mobilnya membelah jalan raya di pagi hari yang padat, untungnya tidak ada macet pagi ini. Sesampainya di gallery Cessa langsung ke ruangannya mempersiapkan apa yang di perlukan untuk pameran.

~~^^~~

Mark menatap keluar jendela mobil yang ditumpanginya, setelah 5 tahun ia meninggalkan jakarta akhirnya ia kembali juga. Tidak ada perubahan yang mencolok dari dirinya, ia hanya bertambah dewasa dari sebelumnya.

'' kak, malam ini kita ke pameran foto yuk " ajak Joey yang duduk disampingnya.

'' kamu saja, aku capek " jawab Mark kemudian mencoba menutup mata sambil bersandar nyaman di jok mobil.

Joey tidak lagi mengganggunya dan memilih sibuk dengan hpnya saja, di tambah lagi Mark memang baru tiba takutnya kalau ia ganggu setan dalam diri Mark akan bangun.

Setibanya di rumah, Mark di sambut oleh Grace dan Tammy. Mereka langsung makan malam sebelum akhirnya Mark pamit untuk istirahat.

Mark tersenyum, kamarnya tidak ada yang berubah, tidak ada penambahan ataupun pengurangan, barang barangnya masih lengkap seperti 5 tahun lalu. Kebersihan kamar itu tetap terjaga, karena setiap hari kedua kakak perempuannya bergatian membersihkan kamarnya itu.

Mark duduk di kursi meja belajarnya yang sepertinya akan beralih fungsi menjadi meja kerjanya. Mark membuka laci meja itu, mengeluarkan foto keluarga yang sempat ia simpan di laci, ia kemudian meletakkan kembali foto itu di atas meja nakas.

Tentang hubungan dengan Ayahnya, Mark mencoba untuk berbaikan dengan masa lalunya dengan kembali berhubungan dengan sang ayah, ia sekarang bahkan sangat dekat dengan ayahnya itu, meskipun begitu Mark tetap menolak diminta menggantikan posisi ayahnya di kantor, ia memilih merintis usahanya dari awal.

Mark menyahkan komputer miliknya seketika setelah ia memasukkan pashword foto seorang gadis dengan wajah cemberut di tangannya memegang kamera putih masih lengkap dengan seragam sekolahnya terpampang di layar komputernya. Itu foto Cessa yang di ambilnya di hari terakhir mereka ketemu, sebelum ia menghampiri Cessa. Mark menghempaskan dirinya di ats kasur dan mulai terlelap, ia sangat lelah.

~~^^~~

Cessa menghela nafas panjang, usahanya selama beberapa bulan ini tidak sia sia melihat pengunjung yang datang terbilang banyak karena melebihi yang diperkirakan.

" selamat Sa " ucap Meilin yang datang dengan Satria, Cessa hanya mengangguk. Satria mengacak rambut adiknya itu memberi ciuman di kening sebagai ucapan selamat

" berapa banyak foto dia yang kamu simpan sih Sa, sampai sampai bisa jadi pameran kek gini, foto dia semua? " tanya Atlice yang baru menghampirinya.

" hitung aja sendiri " kata Widia yang datang dengan suaminya Aksa, mereka menikah beberapa bulan lalu.

" selamat ya atas pamerannya " ucap Aksa menyalaminya

" terimah kasih kak "

" ngak salah kamu ikutin dia 2 tahun Sa " timpal Indah yang juga baru muncul dengan seorang pria yang mereka yakini kekasih Indah entah yang ke berapa.

Setelah berbincang dengan para sahabatnya, Cessa pamit untuk menemui pengunjung lain juga ia memilih berkeliling menghindari pertanyaan temannya.

Cessa menghentikan langkahnya di depan foto besar yang ia gantung di sudut ruangan, foto itu ukurannya lebih besar karena foto itu adalah foto yang tidak sengaja di dapatkannya membuatnya menjadi penguntit, penguntit? Ya Cessa akui itu sekarang melihat banyaknya foto yang di ambilnya selama ini, mengingat itu membuatnya senyum sendiri. Semuanya berawal dari foto dihadapannya ini.

'' apa itu ketidak sengajaan yang kau maksud? "

Cessa menoleh ke samping tepatnya ke arah pria yang tiba tiba saja berdiri di sampingnya, Cessa membulatkan matanya saat pria itu juga menoleh ke arahnya.

" M...Mark? "

Mark tersenyum " long time no see "

Cessa tak menjawab ia masih saja terkejut, tapi beberapa detik kemudin dia membalas senyuman Mark. Mark menepati kata katanya mereka kembali bertemu setelah lima tahun berlalu, di saat Cessa menjadi seorang fotografer seperti yang di sarankan Mark.

~~^The_End^~~

Thaks for reading...

I'm (Not) StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang