~~^^~~
Sudah satu minggu setelah kejadian itu, tapi Cessa masih saja memikirkannya, sesekali ia melihat tangannya yang pernah di cengkram kuat oleh Mark.
" Sa, ayo makan " ajak Meilin
" aku tidak lapar " jawabnya, ia kemudian memandangi kameranya, sejak kejadian itu ia tidak lagi pernah melihat Mark, tidak di pungkiri ia sedikit merindukan pria itu.
" sudah kuduga kau melamun lagi, apa kau tidak pengap terus berada di kelas " Atlice manarik paksa Cessa. " sudahlah lupakan saja "
" Cessa... " dengan masih ngos ngosan, Widia menghampiri mereka
" ada apa? '' tanya Cessa dan Atlice bersamaan, Widia memberikan selembar foto
" siapa dia? " tanya Meilin
" darimana kau mendapatkannya? " tanya Indah yang baru masuk kelas dan melihat foto yang di berikan Widia.
" dia salah satu teman sekelas Yaksa, aku mendapatkan ini dari Rena, pria ini kakaknya Rena namanya Reno " jawab Widia
" untuk apa memberinya ke Cessa? " tanya Indah lagi
" kupikir dengan mengenalkannya ke Kakak Rena, ia bisa melupakan si Marketing itu, lagian kakak Rena, dia juga tampan " jawab Widia, Cessa hanya mendengus
" lupakan, aku tidak mengenalnya, ayo makan " Cessa dengan cepat ia berjalan mendahului teman temannya.~~^^~~
Cessa memilih pulang sendirian sebelum ia benar benar gila dengan menghadapi ke 4 temannya, Cessa berjalan sembari menunduk, tapi langkahnya terhenti saat seseorang berdiri menghadang jalannya, dengan berlahan menganggkat kepalanya, matanya membulat sempurna saat mendapati Mark di hadapannya. Tapi untuk apa Mark menemuinya.
" kau berhutang satu pengakuan padaku " kata Mark mengerti kebingungan Cessa.
" ku pikir dia lupa " batin Cessa
" aku menunggu pengakuannmu Cessa " kata Mark, Cessa menatap Mark, pria itu tersenyum ke arahnya. " apa yang ingin kau akui ? " tanya Mark lagi.
" sebenarnya aku hanya ingin mengakui kalau aku mengikutimu sejak 2 tahun lalu " jawab Cessa " maafkan aku " katanya lagi
" sepertinya bukan itu yang ingin kau katakan " katakan Mark.
Mark menarik tangan Cessa memasuki sebuah Caffee, mereka duduk di pojok. Cessa kembali tertunduk membuat mereka terdiam.
" jadi, katakan kenapa kau mengikutiku " tanya Mark memecah keheningan antara mereka.
" bukankah sudah ku katakan " kata Cessa ia memainkan tangannya di bawah meja.
" itu bukan alasan masuk akal " kata Mark
" tapi itu alasanku " bantah Cessa, Mark menatapnya tajam " baiklah aku akan jujur tapi berjanjilah tidak akan marah, sungguh aku hanya penasaran " Mark terdiam menunggu kelanjutan pernyataan Cessa.
" sebenarnya aku mengikutimu karena tanpa sengaja aku menangkap gambarmu saat aku memotret anak anak TK yang baru pulang dari sekolah. Saat kuperhatikan kau memiliki tatapan yang membuatku penasaran " Cessa berhenti dan menatap Mark
" lanjutkan '' suruh Mark
" tatapanmu yang dingin membuatku penasaran, apa arti sorotan tatapan itu, sungguh aku tidak bermaksud yang lain " Cessa kembali menunduk mereka kembali terdiam.
" pergelanganmu bagaimana? " tanya Mark saat mengingat ia mencengkram tangan Cessa terlalu erat saat itu.
" sudah tidak apa apa " jawab Cessa, padahal 1 minggu yang lalu ia terus saja mengumpati Mark karena membuat tangannya memerah selama beberapa hari.
" dia ayahku " kata Mark tiba tiba, Cessa langsung menatapnya.
" aku membencinya sangat, karenanya aku harus ke hilangan ibuku, maaf kau harus melihat semuanya. " kata Mark yang kemudian balik menatap Cessa
" tidak apa apa " jawab Cessa " Mommyku juga sudah tidak ada " kata Cessa sambil tersenyum, Mark balik tersenyum.
Mereka lagi lagi terdiam hingga seorang pelayan mengintrupsi mereka, setelah memesan mereka kembali terdiam hingga pesanan mereka datang. Mereka terdiam dengan pikiran masing masing hingga sebuah pesan masuk ke ponsel Cessa
IndahSeifa : rupanya kau kencan, pantas saja mau pulang sendiri, takut ketahuan ya???
Cessa menolehkan kepalanya ke sana kemari seperti mencari seseorang itu, menyadari itu Mark bertanya ada apa
" tidak, tidak apa apa " jawabnya, sebuah pesan kembali masuk
EvilAtlice : tidak perlu mencari kami, kami berada di kafe seberang
Cessa berdecak kesal kemudian melihat ke luar tepatnya ke caffee yang menjadi tempat favorit mereka, ke 4 tangannya langsung melambai ke arahnya
" temanmu? " tanya Mark yang melihat ke arah pandang Cessa, gadis itu mengangguk
Cessa menghela nafas frustasi " mereka akan bertanya yang tidak tidak, sepertinya aku harus mematikan ponselku mengunci pintu rumah, jendela juga pintu kamarku " celoteh Cessa " dan juga sepertinya aku harus absen 3 sampai 4 hari untuk menghindari mereka " kata Cessa berlebihan membuat Mark sedikit tertawa
" sepertinya begitu " timpalnya. Mereka kemudian mulai bercerita walau sesekali di ganggu oleh chat di Line dari teman temannya.
Me : berisik, kalian pulanglah
Cessa akhirnya membalas pesan dari teman temannya sebelum akhirnya ia kembali fokus ke arah Mark.
Setelah merasa sudah sangat lama mereka akhirnya memutuskan untuk pulang.
Saat mereka melewati pintu keluar, mata mereka menangkap sosok ayah Mark, Cessa melirik Mark pria itu sudah tidak mengeluarkan tatapan semenyeramkan seperti satu minggu lalu. Cessa hanya membalas senyum ayah Mark sebelum Mark memecah keheningan di antara mereka
" akan kuantar kau pulang " tawar Mark, karena tidak ingin Mark mencengkram tangannya seperti dulu ia memilih mengangguk menyetujui.
Dalam perjalan menuju rumah Cessa lagi lagi mereka terdiam dengan pikiran masing masing, hingga mereka tiba di depan rumah Cessa, di sana ia bertemu Daddy Cessa.
" daddy sudah pulang? " tanya Cessa
" tidak. hanya ingin mengambil berkas, daddy duluan ya, ajak temanmu masuk " kata Daddy Cessa sembari tersenyum ke arah Mark sebelum ia masuk.
" ayo masuk dulu Mark " ajak Cessa, Mark menolak dengan alasan Grace menunggunya. Mereka kembali terdiam.
" aku akan kembali ke callifornia " kata Mark memecah keheningan
" kenapa? " tanya Cessa sedikit kaget
" ibuku di sana maksudku makamnya di sana, dan kupikir akan menenangkan diri di sana " jelas Mark mereka terdiam lagi hingga Cessa kembali menatap Mark.
" kau akan menetap di sana? " tanya Cessa lirih
" kalau begitu aku pulang " kata Mark tanpa menjawab pertanyaan Cessa.
" Mark " panggil Cessa lagi membuat Mark menoleh ke arahnya " cobalah untuk memaafkannya, aku tidak tau apa yang terjadi antara kau dan ayahmu, tapi membenci orang tua kita itu tidak baik Mark "
Mark terdiam " ya, sedang ku coba " katanya kemudian.
Mark kemudian melangkah pergi tapi baru beberapa langkah ia melangkah ia berhenti dan berbalik ia mengambil sesuatu di sakunya dan melemparkan sebuah flashdisk ke arahnya
" kau. jadilah fotografer, sampai ketemu 5 tahun lagi "
Mark tersenyum ke arah Cessa dan di balas senyum lebar dari gadis itu.
~~^^~~
The_End
Terimah kasih sudah mau baca
❤ CLC ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Stalker
Teen Fiction[ complete ] Rasa penasaran yang membawanya menjadi seorang penguntit. ( walaupun ia tidak mengakuinya ) Mark Cessa