"Mau sampai kapan kamu latihan terus?" Aku tertegun dengan suara itu.ahh, sejak kapan dia disana? "Sebentar lagi" "jangan lama-lama.aku lapar" "makan mulu.kapan belajarnya?"sahut meledek dito.namanya dito.lengkapnya aldiato.dia tetanggaku.kami berteman sejak kecil.dia baik.aku menganggapnya sebagai kakak laki-laki.wajar, karena aku anak tunggal.
"Yuk,pulang" dito mengikutiku dari samping "sini,kubawakan tasnya" "tidak perlu.aku bisa sendiri""tapi,kamu terlihat capek" "it's okay.aku bukan anak manja to" akhirnya dito yang mengalah."hari ini aku bawa motor" "deket gini,pake bawa motor segala?ish..."sahutku kesal "kamu mau pamer lagi?"tanyaku kesal "jangan marah-marah put.ini bukan masalah pamer.kamu kayak lagi baru dapet saja" "isshh... bisa nggak sih serius sedikit kalo aku lagi ngomong sama kamu?" dito tertawa. "ini bukan masalah deket rumah atau enggak.tapi banyak preman.bahaya kalo kamu kenapa-napa di jalan.emang mau di begal?"
ada benarnya juga sih.akhir-akhir ini memang banyak begal. "ya udah.besok jangan jemput aku lagi pakai motor" gerutuku kesal. "jangan ngambek gitu dong tuan putri" rayu dito cekikikan.akhirnya kami pulang.rumahku dan rumahnya memang tidak begitu jauh.toh cuman beda beberapa blok dari rumahku.
sampai di rumah, para pelayan membuka pintu untukku.jangan heran.dari kecil aku memag terbiasa hidup mewah.bukannya sombong.tapi itu kenyataan.ya sementara ini.aku juga tidak pernah bangga dengan kemewahan ini.karena aku tahu, ini bukan punyaku.hidupku memang mewah.bukan kataku saja. tapi orang lain pun berkata seperti itu.
jujur saja,aku tidak suka hidup dengan mewah seperti ini.bukannya tidak suka uang.bukan berarti aku tidak membutuhkannya.hanya saja aku tidak suka berlebihan uang.lihat saja gara-gara aku bergelimang harta, semua orang jadi suka pura-pura baik di depanku.ya, mereka baik karena ada maunya.aku muak.
lagian, bukan salahku juga terlahir dengan bergelimang harta.memangnya aku milih pas aku lagi di kandungan? kalo bisa milih, mungkin aku lebih memilih tidak untuk dilahirkan.daripada aku dilahirkan, tapi sampai sekarang aku tidak pernah tahu siapa orang yang telah melahirkanku ke dunia ini.yang aku tahu hanya figur seorang ayah.
beritanya sih simpang siur.ada yang bilang dulu ibuku seorang pelacur.kemudian dia menitipkanku pada ayah dan tidak pernah kembali.ada juga yang bilang dia berprofesi sebagai penyanyi.tapi melahirkanku tanpa adanya ikatan pernikahan.dan banyak versi lainnya yang malas aku dengarkan lagi dari orang.aku juga tidak pernah bertanya.aku masih menunggu ayah yang akan bercerita sendiri.
iya, kau benar.terkadang aku iri dengan orang lain yang punya ibu.disaat aku kecil, aku melihat teman-temanku sering dijemput ibunya saat pulang sekolah.bercanda, tertawa,bergandengan tangan dan disuapin. bahkan saat mereka menangis, mereka masih bisa merasakan kehangatan seorang ibu.
beda denganku.aku didikan ayah.didik dengan cara laki-laki.tidak boleh menangis,tidak boleh lemah, harus bisa segalanya.penampilanku juga tidak feminin.aku lebih terbiasa dengan kaos atau kemeja dan celana panjang.berteman pun dengan kaum adam.padahal namaku sangat perempuan.
YOU ARE READING
Where's My Mom?
Romancepencarian seorang anak tentang ibunya yang tidak diketahu semenjak kecil