Sooyoung baru saja melangkahkan kakinya dipekarangan rumah,senyuman yang sedari tadi melekat di wajah putih itu terus terukir, hingga saatnya suara riuh menyambut kedatangan Sooyoung yang masih berada di luar rumah, beberapa tetangga berkumpul bergumam di sekitar rumahnya, ini terjadi lagi.
Sooyoung berlari memasuki rumahnya yang terbuka lebar, mata Sooyoung mendelik sempurna saat melihat ibunya tersungkur dengan wajah babak belur dan darah yang mengalir dari keningnya. Mata Sooyoung memanas, rahanganya mengeras, serta tangannya meremas ujung rok sekolahnya. Lehernya terasa tercekik, dia ingin menangis, belum sembuh luka di tubuh Sooyoung kini laki laki berperut buncit itu membuat karya seni bogem /bukan park bogem plis/ di wajah istrinya, ibu Sooyoung.
"Yak!!! KEPAR*T!! KAU INI MANUSIA ATAU BUKAN SIH?", Sooyoung mendorong tubuh ayahnya, hingga laki laki itu terjengkak ke belakang.
Entah datang dari mana keberanian Sooyoung, sehingga gadis yang terbiasa dengan senyum manis dan hangat itu bisa mengeluarkan sumpah serapahnya di depan Park Su Wo, ayahnya.
Pertengkaran sengit kembali terjadi diantara Sooyoung dan ayahnya, berbeda dengan kemarin, kini Sooyoung benar benar melawan ayahnya, membalas cacian, pukulan, bahkan melempar benda apa pun yang sekiranya dapat dia lemparkan.
Ibu Sooyoung, Kim Hani hanya bisa menangis dan meraung tidak jelas melihat sisi anaknya yang lain, dia baru sadar wajah anak gadisnya sudah melebam sebelum pertengkaran dengan suaminya.
"Sooyoung-aa, geumanhae (Sooyoung, hentikan)", lirih ibunya.
Hingga akhirnya tubuh Sooyoung terhempas dan kepalanya membentur sudut meja dapur, sehingga darah keluar lagi dari luka yang belum mengering yang sebelumnya sudah dia dapat.
Sooyoung tak berhenti, dia mengambil botol soju yang masih setengah isi, lalu memukulkan ke kepala ayahnya dengan keras, sehingga laki laki itu mundur beberapa langkah, kepalanya terasa pening dan tangan yang dia gunakan untuk mengecek kepalanya ternyata meninggalkan noda darah.
Ayah Sooyoung geram, mengambil pisau yang tak jauh darinya, lalu bergerak menuju Sooyoung.
Tak ada ketakutan dalam diri Sooyoung, didalam pikirannya jika dia harus mati sekarang, maka orang yang berada didepannyalah yang akan hantui dan di ajak bersamanya. Sooyoung melirik ibunya yang berada tak jauh darinya, di teringat sesuatu 'aku tak boleh mati konyol' Sooyoung menahan tanga ayahny yang sudah terangkat, adu kekuatan puntak terelakkan, Sooyoung dengan sekuat tenaganya berusah membalikkan pisau yang mengarah padanya.
Sooyoung menendang selakangan ayahnya, tanpa mebuang kesempatan Sooyoung berhasil menancapkan pisau di perut ayahnya, airmatanya mengalir, saat mengingat masa kecilnya yang pernah bahagia, merasakan kasih sayang seorang ayah. Namun kenangan buruk kembali menguasai pikiran dan perasaan Sooyoung, membuat Sooyoung Semakin dalam menancapkan pisau tajam kedalam perut ayahnya.
"SOOYOUNG-aa ANDWAE!!", teriak ibu Sooyoung.
Ibu Sooyoung menghampiri gadis kecil yang dia sayang, merengkuh tubuh Sooyoung kedalam pelukannya,ibu Sooyoung bergetar, "Gwenchana eomma" Sooyoung melepaskan pelukannya.
"Sooyoung-aa ayo, a ayo kita kabur saja eomma-"
"Gwenchana eomma, aku akan bertanggung jawab"
"Andwae"
"Eomma, kau mengajarkan ku untuk bertanggung jawab",Sooyoung tersenyum.
BRAKK!!!
Pintu rumah terbuka paksa, segerombolan orang dengan pistol di tangannya memasuki rumah Sooyoung. Ternyata, tetangga Sooyoung yang mendengar dan menyaksikan kekerasan yang terjadi selama ini, akhirnya memanggil polisi, namun naas, mereka terlambat. Sooyounglah tersangka saat ini. Tanpa memberontak Sooyoung akhirnya merelakan tangannya terborgol.
"Gwenchana eomma, ini tak akan lama",Sooyoung tersenyum saat memasuki mobil polisi. Ibu Sooyoung menangis melihat putrinya yang selama ini bersikap baik harus rela memasuki dunia kelam penjara.
~
Sooyoung terdiam, tak ada ekspresi yang mendominasi wajahnya. Ahjussi polisi yang sedari tadi mengintrogasinya akhirnya pasrah dan mijit pangkal hidungnya."Astaga anak ini, apa susahnya menceritakan semuanya eoh?"
"Ahjussi" Sooyoung akhirnya membuka mulutnya. "Apa yang ku katakan pasti terdengar gila, tapi aku bersumpah. Apa yang ku lakukan kepada laki laki itu-"
"SOOYOUNG-Aa!!" teriakan seorang remaja laki laki berhasil membuat semua orang yang berada di ruangan itu mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Sooyoung-aa, gwenchana?", Sungjae yang baru saja mendapat kabar tentang Sooyoung langsung saja berlari menuju kantor polisi, sialnya karena terburu buru Sungjae lupa memakai alas kaki, sehingga membuat kaki besarnya bertelanjang tanpa alas.
"Sungjae-ya",lirih Sooyoung, airmatanya lolos, Sooyoung menangis, Sooyoung benar benar berbeda dengan dirinya 5 menit yang lalu.
Sungjae membolak balik tubuh Sooyoung, mengecek keadaan Sooyoung yang terbilang cukup parah, darah kering masih terlihat di seragam, tangan, dahi dan sudut bibirnya. Sungjae menyentuh luka Sooyoung dengan khawatir, tangannya bergetar, Sungjae benar benar takut menyakiti Sooyoung.
"Gwenchana hiks hiks",Sooyoung mulai sesegukan. Di pegangnya erat tangan Sungjae yang berada di pipinya. Adegan melowdrama yang tercipta karena sepasang remaja membuat ahjussi polisi memutar bola matanya.
"Aigoo, siapa lagi, apa dia kekasih mu?",tanya ahjussi polisi kepada Sungjae, Sungjae hanya mengangguk. "Lebih baik kalian putus saja, ckckck lihat sekarang!! Kelasih mu harus mendekam di penjara, dia baru saja mencelakai ayah kandungnya sendiri"
"Ahjussi, percayalah pada ku, Sooyoung sama sekali tak bersalah, selama ini ayahnya lah yang melakukan kekerasan terhadap Sooyoung. Bahkan tadi pagi Sooyoung berangkat dengan luka lebam di tubuhnya", tutur Sungjae panjang lebar. Polisi itu menatap Sungjae dan Sooyoung bergantian.
"Tolong percayalah kepada ku Ahjussi, aku benar benar tidak-"
"Geumanhae Sungjae-ya" Sooyoung menarik ujung kaos Sungjae. "Pulanglah, ini sudah sangat larut, gwenchana", Sooyoung tersenyum manis kepada Sungjae.
"Ani-"
"Jebal"
Lagi lagi adegan romance tercipta, membuat ahjussi polisi menghela nafas, dia mengingat istrinya yan beberapa minggu ini tak ditemuinya.
"Jebal", Sooyoung menatap Sungjae nanar, namun senyuman tetap berada di sarangnya.
"Ahjussi, tolong percaya pada ku, Sooyoung benar benar tak bersalah, dia bahkan berhasil mengubah si peringkat 196 menjadi peringkat 21, Sooyoung bukan gadis yang jahat", Sungjae masih memelas, melakukan segala yang ia bisa.
"Sungjae-ya, pulanglah, kumohon"
Sungjae melihat Sooyoung yang menatapnya, akhirnya Sungjae meluluh. "Ingat baik baik sooyoung-aa, aku akan selalu menunggu mu", Sungjae berbalik dan berjalan gontai menuju pintu keluar. melihat kaki telanjang Sungjae membuat Sooyoung merasa bersalah.
"Ahjussi, tolong berikan sandal kepada laki laki tadi, aku berjanji akan menjawab semua pertanyaan mu dengan jujur"
~
Sooyoung baru saja memasuki sel tahanan, tubuhnya bersandar pada jeruji besi yang mengelilinginya, tangis Sooyoung kembali pecah, sesak didada Sooyoung semakin parah, rasa sakit tiada tara kini melanda hatinya. Sooyoung menyumpal mulutnya dengan lenga bawahnya, berusaha menyamarkan suara tangisnya.Bagaimana bisa dia berakhir di penjara, padahal selama hidupnya, Sooyoung tak pernah berbuat jahat dengan hewan sekali pun, Sooyoung selalu menjadi warga negara yang baik, dan untuk kehidupan sekolah Sooyoung, walaupun mempunyai otak pas pasan, tetapi Sooyoung tak pernah dihukum, dia selalu mengerjalan PR, Tugas, dan semuanya sesuai dengan kemampuannya.
Sooyoung masih menangis, memikirkan ibunya yang entah bagaimana nasibnya.
"Eomma hiks hiks eomma hiks mianhae eomma hiks jeongmal mianhae", Sooyoung menangis dalam diamnya.
Apa yang akan terjadi kepada Sooyoung? Hukuman apa yang akan ia terima? Bagaimana kelanjutan hubungan Sungjae dan Sooyoung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Stronger [✔]
أدب الهواةBukankah cerita kehidupan setiap manusia itu berbeda? Alur dan konflik tak pernah serupa. Tak semua kehidupan sempurna bagai seorang putri dan berakhir bahagia seperti cerita dongeng.