Teror

1.1K 94 10
                                    

Hai para readers yang author cintai. Pada kangen gak sama author? Maaf ya sebelumnya author sempat hiatus lama banget karena author sibuk dengan tugas sekolah dan ujian semester. Eh kok jadi curhat (?) yaudah langsung aja baca ceritanya daripada author banyak bacot😂

Happy Reading

******************************
"Saranghae jiyeon"
Jiyeon mematung saat mendengar seung ho mengucapkan kata - kata tersebut

"Jangan bercanda yoo seung ho" ucap jiyeon tidak percaya
"Aku tidak bercanda jiyeon" ucap seung ho

Jiyeon terdiam sebentar. Namun kemudian dia membuka suara

"Maaf Seung ho aku tidak bisa. Kita tidak begitu dekat" ucap jiyeon
"Tapi kita kan sudah dekat jiyeon" ucap seung ho
"Tetap tidak bisa. Sekali lagi aku minta maaf" ucap jiyeon sambil melangkahkan kakinya menuju toilet

"Bagaimana pun kau menolakku. Aku akan terus berusaha sampai kau menerimaku jiyeon" ucap seung ho

Setelah keluar dari toilet, jiyeon segera menuju restoran tempat so eun dan jiwon berada

"Hei jiyeon kenapa kau lama sekali sih. Aku sudah lapar tau" ucap so eun kesal
"Maaf. Tapi, kenapa kalian tidak memesan makanan?" tanya jiyeon
"Kami menunggumu jiyeon. Yasudah ayo kita pesan makanannya" ucap jiwon sambil memanggil pelayan

"Pesan apa?" tanya pelayan

"Saya pesan bulgogi" ucap so eun bersemangat karena dia sudah lapar dari tadi
"Saya pesan bibimbap" ucap jiwon

"Ayo jiyeon, mau pesan apa?" tanya jiwon
"Uhm, aku pesan ramyeon saja" ucap jiyeon

"Hei ayo pesan yang lain saja" ucap jiwon
"Tidak usah, tadi aku sudah makan" ucap jiyeon lesu

"Heii kok kamu lesu jiyeon? tanya jiwon
"Iya nih balik dari toilet kok tiba - tiba lesu" sambung so eun

"Aku baik - baik saja kok" ucap jiyeon dengan sedikit senyuman
"Baiklah kalau begitu" ucap jiwon seraya mengambil handphone nya didalam tas.

Berbeda dengan so eun. Dia tahu kalau sahabatnya ini sedang berbohong. Dia akan menanyai teman nya ini sekali lagi nanti

Setelah selesai makan, mereka mengantar jiyeon pulang kerumah

Pada malam harinya...

Jiyeon sedang tiduran di kasur sambil menonton tv. Tiba - tiba ada sebuah panggilan masuk tanpa nama.

Pertamanya jiyeon ragu ingin menjawabnya atau tidak tetapi setelah dipikir - pikir jiyeon pun mengangkatnya

"Halo, siapa ini? Tanya jiyeon
"Halo park jiyeon" ucap si penelpon
"Siapa ini?" tanya jiyeon lagi
"Kau tidak perlu tau siapa aku, yang jelas aku sangat membencimu park jiyeon dan aku ingin kau menjauhi seung ho kalau tidak kau akan tau akibatnya camkan itu"

Tiba - tiba telponnya terputus. Jiyeon berusaha untuk menelponnya kembali, tetapi hasilnya nihil. Tak lama setelah itu, handphone jiyeon berbunyi lagi. Jiyeon pun segera mengangkatnya tanpa melihat nama si penelpon

"Halo" ucap jiyeon setengah berteriak
"Yaa, park jiyeon. Kau ingin membuatku tuli hah" ucap si penelpon
"Siapa ini?" tanya jiyeon
"Yaaa, kau ini pura - pura bodoh atau memang bodoh. Ini aku kim so eun" ucap so eun kesal
"Apaaa!!!" jiyeon segera melihat nama si penelpon dan ternyata hanya so eun

"Hmm... Waeyo? Tanya jiyeon
"Kau kenapa sih? Sakit ?" tanya so eun
"Tidak. Heii cepatlah bicara, aku sedang sibuk nih" ucap jiyeon kesal
"Yayaya dasar kau cerewet. Besok kita jalan - jalan yuk" ajak so eun
"Malas aku mau dirumah" tolak jiyeon
"Ayolah aku bosan dirumah" ucap so eun
"Hmm baiklah. Dimana?" tanya jiyeon
"Taman. Jam 09.00 ya" ucap so eun
"Sip!"

Di rumah so eun

Setelah selesai menelpon jiyeon, so eun berniat untuk mengambil cemilan di bawah. Tetapi niatnya terhenti karena handphonenya berdering. So eun segera mengangkatnya

"Halo kim so eun" ucap si
penelpon
"Ini siapa ya?" tanya so eun
"Aku adalah salah seorang musuhmu kim so eun dan aku sangat membencimu. Mulai sekarang jauhilah kim bum atau tidak kau akan terima akibatnya" ancam si penelpon
"Tapi...

Tut tut tut. Telponnya terputus

"Siapa sih yang menelpon. Pasti orang gila" gumam so eun

TBC

Hai kira kira siapa ya yang menelpon. Kita lihat di chapter selanjutnya

Jangan lupa vote dan comennya ya!

1 vomment kalian = semangat saya






DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang