DUA

28 2 2
                                    

Tak butuh waktu lama.

Hanya sekejap mata...

Semangatku di bulan pertama menjadi seorang siswi SMA lenyap. Angka-angka di depan mataku saat ini seakan mengundangku untuk berkata kasar. Sudah hampir lima belas menit aku mencoret-coret dua halaman bagian belakang bukuku, tapi jawaban yang kudapat sama sekali tidak menyerupai pilihan yang ada.

Saat aku mulai putus asa dan memutuskan untuk memejamkan mata saja daripada harus berpusing-pusing ria...pemandangan yang menyedihkan malah membuatku termotivasi untuk terus berjuang — seisi kelas juga tengah berjuang memecahkan soal sehingga suasana kelas yang biasanya seperti pasar ini beralih menjadi seperti kuburan.

"Thea, apa kau sudah menemukan jawabannya?"

Temanku dari kelas sebelah, Sheila, menjulurkan kepalanya tepat di atas pundakku.

"Hanya ini yang kutemukan..."

Kuangkat pekerjaanku yang kacau ke arahnya. Alih-alih mendengar gerutuannya, Sheila malah mengacak rambutku dengan bersemangat.

"Kau jenius, Thea!"

"Ha?"

Mendengar suara keras Sheila di tengah kesunyian kelas, seluruh kepala yang ada menoleh ke arah kami.

Dan akhirnya usahaku untuk tidur gagal karena hampir separuh kelas mengerumuni kursiku.

"Ternyata kita satu kelas."

Suara asing yang tidak terlalu asing — yang setidaknya pernah kudengar — terdengar tak jauh dariku. Aku rasa pertanyaan itu ditujukan padaku karena saat suara itu terdengar ada sosok bertubuh tinggi menunjukkan wujudnya di hadapanku. Wajahnya yang tersenyum kini sejajar denganku.

Kami bertatapan cukup lama.

Sampai akhirnya aku yang tidak tahan dengan pertanyaan di kepalaku bertanya dengan sangat hati-hati...

"Kau...siapa?"

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang