Sepercik Rasa

5 0 0
                                    

Senin pagi ini Nesya merutuki dirinya yang lagi-lagi hampir saja telat mengikuti upacara, tapi untung nya ia berhasil datang tepat 3 menit sebelum upacara di mulai, tanpa menghiraukan murid murid lain ia memasuki barisan perempuan di kelas nya. Kevin yang sudah berada di barisan kelas nya melirik ke arah nya tapi Nesya tidak menyadari.

Beberapa kali Kevin melirik ke barisan kelas Nesya, ia melirik ke arah Nesya yang terlihat pucat, tiba-tiba saja ada rasa khawatir saat melihatnya.

Set jam berlalu, akhirnya upacara selesai dan para murid berlari menuju kelas masing masing karna jam pelajaran akan segera di mulai. Tapi tidak dengan Nesya, ia malah berjalan ke arah kantin, melihat itu Kevin entah kenapa malah berjalan mengikuti tanpa perempuan itu sadari. Nesya berhenti seketika, tiba-tiba saja ia merasa pusing, tapi Nesya tak memperdulikan itu dan terus berjalan padahal pandangan nya semakin kabur, tak lama kemudian..

BRUGG...

Melihat Nesya yang tiba-tiba terjatuh seperti itu membuat Kevin segera berlari ke arah nya, tanpa pikir panjang Kevin langsung menggendong tubuh itu menuju UKS. Semua murid yang berada di lorong yang sama nampak kebingungan melihat situasi tersebut, beberapa siswi melihat dengan tatapan tidak suka, namun ia tak terlalu perduli. Kini di dalam pikiran nya hanya Nesya, entah sejak kapan perasaan khawatir akan perempuan itu muncul Kevin pun jelas ragu.

🍃🍃🍃

Nesya membuka mata perlahan, melihat ke arah sekitar. Dalam benak nya kenapa ia bisa tiba-tiba ada di Ruang unit kesehatan. Nesya haus, tenggorokan nya saat ini terasa sangat kering. Saat ia hendak ingin mengambil minum, dengan sedikit kaget melihat tangan kanan nya digenggam oleh Kevin,

"What the-- eh tidur ya" Entah kenapa Nesya tidak mau membangunkan Kevin, wajah Kevin begitu tenang saat tertidur.

Nesya masi terus memperhatikan wajah Kevin "Lo ganteng juga" tanpa Nesya sadari, ternyata ia telah mengakui kalau tenyata sosok laki-laki yang selalu membuat nya kesal setengah mampus itu ternyata lumayan juga.

Kevin membuka mata perlahan, ia melihat Nesya sedang menatap nya. Nesya tidak sadar kalau Kevin ternyata susah bangun "Lo kenapa?" Seketika Nesya langsung sadar, dan langsung mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Wey kenapa lo?" kata kevin sambil menyentuh pipinya. Nesya langsung buru buru menepis tangan Kevin

"G--gue? Kenapa emang nya gue?" Kata nya terbata bata. "Gue gapapa kali, cuman masih pusing aja" sambungnya. Jelas itu bohong.

"Bukan itu! Maksud gue, kenapa muka lo merah kaya gitu" Kata kevin menunjuk wajah Nesya yang memerah.

"Apaan sih lo nunjuk nunjuk, ngapain juga lo disini?" kata Nesya mengalihkan wajah nya dari Kevin

"Duh seret nih, pengen minum gue" ucap Nesya. Jelas ia tidak bohong tenggorokan nya kembali terasa kering saat ini.

"Ya minum lah bego, malah ngomong" jawaban Kevin lagi lagi bikin Nesya kesal tapi kali ini tidak terlalu ia perdulikan.

"Em, tolong ambilin dong Vin!"

Kevin sepertinya belum menyadari genggaman nya pada Nesya "Lo punya tangan kan?"

"Iya punya, nih!" Nesya mengangkat tangan nya ke atas, menunjukan tangannya yang masih di genggam oleh Kevin. Kevin yang baru sadar pun akhir nya langsung melepaskan.

"Modus lo! Ngapain megangin tangan gue?Atau jangan-jangan selama gue pingsan,gue di ap--"

"Dih. Berharap banget gue apa-apain lo?" kata Kevin. Nesya memutar bola mata nya jijik.

"Kalo gue bilang gue udah apa-apain lo gimana?" Kevin menatap Nesya sambil menaik turun kan kedua alis nya.

Nesya membulatkan mata nya, ia berdecak sebal "Lo gila ya? Jangan bilang lo--" Nesya menggantungkan ucapannya.

"Gue nemenin lo doang, puas?" kata Kevin. Nesya mengernyitkan dahi nya dan tiba tiba ia merasakan serat ditenggorokan nya lagi, Nesya hampir lupa bahwa ia dari tadi ingin minum.

Saat Nesya hendak beranjak dari tempat tidur untuk mengambil satu gelas teh manis yang tadi sudah dibawakan oleh anak PMR, tangan Kevin sudah langsung sigap mengambil lebih dulu teh manis itu. Nesya menatap Kevin sebal, pasalnya Nesya saat ini benar-benar ingin minum, tenggorokan nya sudah terasa sangat kering,

"Vin, gue mau minum"

Nesya beranjak dari tempat tidur untuk menghampiri Kevin dan mengambil alih minum nya, "Tunggu-tunggu! Lo gak usah turun"

"Apasih, Vin. Gue mau minum. Udah seret nih tenggorokan gue"

Nesya mengusap-usap tenggorokan nya, "Yaudah, Awas-awas! Gue mau ke kantin aja kalo gitu"

Saat Nesya akan beranjak, Kevin langsung menahan bahu nya sehingga Nesya kembali terduduk ditempat tidur. Nesya melotot tak percaya, Kevin memang menyebalkan.

"Ini teh mau gue buang, maka nya gue ambil soal nya udah gak anget lagi. Tunggu disini, gue mau beliin lo teh anget dulu di kantin. Lo jangan kemana-mana!"

Nesya diam seribu bahasa, ia terpaku. Ternyata Kevin tidak se-menyebalkan yang ia duga. Tanpa banyak omong, dengan cepat Kevin melesat keluar dari ruangan itu. Nesya masih diam, menatap kepergian Kevin barusan. Dan dia merasa saat ini jantung nya berpacu lebih cepat dari biasanya. Aneh! Itu yang Nesya rasakan saat ini.

                         🍃🍃🍃




Hallo readers, udah lama banget mimin ga update hwaaaaa 😭 semoga cerita nya masih ada yang nungguin yaa🥲 Btw, maaf belum bisa update panjang panjang, tapi mimin pastiin cerita ini bakal lanjut yaa🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Most Wanted BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang