Kesediahan tiada akhir

1.1K 58 1
                                    

Bell istirahat kedua pun berbunyi, semua murid keluar kelas dan berlalu lalang dikoridor sekolah,ada yang pergi ke kantin,ada yang pergi solat.

Terlihat bahwa Maris Lesy Melati dan Alivia sedang makan dikantin. Tapi Maris hanya memandang makanan yang ada dimeja nya itu, Maris masih memikirkan kemana Nesya akan pergi.

"Gue lagi ga mood, gue balik kelas duluan" katanya sambil meninggalkan ketiga temannya.

****

Nesya mengambil handphone nya yg bergetar berada di dalam ransel nya, ada satu notifikasi chat dari Maris.

Maris Aurelia : Sya, lo dimana?

Nesya hanya membacanya dan enggan untuk membalas. Beberapa saat kemudian handphone nya kembali bergetar menandakan bahwa ada panggilan yang masuk namun ia tetap acuh.

Nesya membiarkan handphone nya terus bergetar, ia masih memandang ke arah langit dengan tatapan kosong. Disini lah Nesya, di rooftop. Menyendiri dengan pandangan lurus melihat langit langit.

Ia mengambil handphone nya untuk melihat siapa yang menelpon nya tadi. "Mau apa bi sri nelpon?" Tanya nya dalam hati. Dan ternyata ada 1 sms, itu dari bi sri.

From : Bi sri
Non mamah dibawa kerumah sakit medika plus. Non cepat kesini.

Nesya yang baru saja membaca isi chat itu langsung beranjak untuk pergi. "Apalagi ini tuhan? Apalagi? Apa kau akan mengambil nya juga? Apa aku disini akan kau biarkan sendirian? Kenapa kau sangat membenciku dengan mengambil orang orang yang aku sayangi?" tetes air matanya kembali berjatuhan, tapi ia tetap terus berlari, Nesya hanya ingin melihat bunda nya saat ini. Ia tidak siap untuk kehilangan sesorang yang ia sayangi untuk ke sekian kali nya.

****

Nesya berlari ke arah Bi Sri yang sedang duduk di dekat ruang UGD, terlihat bahwa Bi Sri dan Om Lukman sedang panik.

"Om mamah kenapa?" tanya Nesya. Om lukman memeluk Nesya sembari menangis, Nesya semakin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. "Bi mamah kenapa bi?" tanya nya pada Bi Sri, mereka tidak menjawab pertanyaan Nesya.

Nesya melepaskan pelukan om lukman, dia beralih pada pintu kamar yang tertutup rapat, ia beralih pada jendela kaca yang langsung memperlihatkan mamahnya. Nesya memandang mamahnya dari jendela kaca itu sambil menangis tersedu sedu.

Om lukman datang menghampiri Nesya, ia mambalikan tubuh nesya.

"Nesyaa. Sekarang kita doakan supaya mamah kamu cepat sadar dan kembali pulih, kamu sayang mamah kamu kan Nesya?" Om Lukman memeluk erat Nesya yang masih tidak mengerti keadaan yang sedang ia alami.

Kali ini rasa nya ia sangat ingin pergi tapi ia tidak ingin membiarkan Bunda nya sendirian,Tidak.


"Bagaimana keadaan nya dok?" tanya Om Lukman pada dokter yang baru keluar dari ruangan.

"Sepertinya kali ini keadaanpasien memburuk, ia memiliki pasca trauma yang cukup sulit untuk dilupakan. Dia berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri, saat ini kondisi nya tidak cukup baik. Saya harap kalian menerima nya saat dia tidak mengenali kalian, berdoa lah untuk kesembuhannya" kata Dokter itu panjang lebar.

"Dan saya tadi sudah memberikan obat penenang, saya juga sudah membalut luka dikepala nya" lanjut dokter lagi.

"Baik dok, terimakasih"

Dokter tersenyum dam berlalu pergi.

Mendengar ucapan dokter tadi Nesya langsung terduduk, tubuh nya tiba-tiba lemas, hati nya seakan di hadang palu godam. Nesya tidak bisa berbuat apa-apalagi, ia ingin masuk kedalam kamar dimana Bunda nya terbaring lemah tapi ia tak sanggup.


Nesya pun bangkit dari duduk nya dan berlalu pergi meninggalkan Bi Sri dan Om Lukman yang masih tertunduk sedih.

****

"Sya lo bolos sekolah?"
"Sya lo dmana?"
"Sya malem jalan yuk?gue jemput kerumah lo deh"

Nesya tidak mengabaikan line dari Radit, hari ini ia hanya ingin menemani Bunda nya, sesudah dipindahkan di ruang Rawat inap, Nesya memegangi lengan Bunda nya sembari menatap wajah wanita paruh baya yang ada di hadapan nya itu penuh harap, kali ini ia merasa benar-benar takut kehilangan Bunda nya.

"Non, mau Bibi beli kan makan?" tanya Bi Sri yang ada di sebelah nya. Nesya hanya menggelengkan kepala nya.

"Bi Sri pulang dulu aja sekalian ambilkan pakaian untuk Nesya dan Bunda ganti, nanti Bi Sri malam kesini lagi" Bi Sri pun menurut dan berjalan pamit sambil melihat Nesya nanar.

Pukul 19 : 00 pm

  Bi Sri yang akan kembali kerumah sakit tiba tiba sebuah mobil tepat berhenti di depan gerbang, seorang lelaki turun dari mobil itu.

"Maaf mas, mau cari siapa ya?" tanya Bi Sri pada lelaki yang sedang berhadapan dengan nya itu.

"Aku Radit, Bi. Temen nya Nesya" ucap Radit

"Oh mas Radit temen nya si Non ya, tapi Non Nesya sedang dirumah sakit mas" jawab Bi Sri

"Nesya sakit, Bi? Apa bibi juga mau kesana sekarang" tanya Radit lagi dengan rasa khawatir

"Iya mas, bibi mau kesana lagi mau anterin pakaian ganti sama makanan. Non Nesya tidak kenapa kenapa mas, tapi nyonya sedang sakit"

"Kalo gitu bibi bareng Radit aja, Radit juga pengen kesana" ajak nya, tanpa pikir panjang Bi Sri mengangguk dan masuk kedalam mobil Radit.

The Most Wanted BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang