Aku pun langsung mengecek siapa yang masuk ke kamarku. Ternyata Misaki.
"Sudah selesai dengan barang bawaanmu?" Tanyanya.
"Sudah" Jawabku singkat.
"Bagaimana kalau kita keluar jalan-jalan, melihat-lihat sekeliling vila?"
"Hmm.. baiklah" Ucapku sambil membuka pintu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hikaru melihat nomor yang tertera pada kunci yang berada dalam genggamannya. "Nomor 3" gumamnya dalam hati.
Mencari kamar dengan nomor 3 kemudian masuk ke dalamnya.
Keito dari tadi sibuk mencari kamarnya. Nampaknya dia sedikit kesulitan mencari kamarnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Inoo ketika melihat Keito yang sedang kebingungan mencari kamarnya."Ah, iya. Aku tidak bisa menemukan kamarku"
"Kamar Okamoto-san nomor 11, bukan?"
"Iya, nomor 11" Keito menunjukkan nomor kamar yang ada pada kuncinya itu kepada Inoo.
"Kamar Okamoto-san ada di lantai 2, biar saya antarkan" Inoo mulai menaiki tangga, sedangkan Keito mengikuti Inoo dari belakang.
"Sudah sampai, ini kamarnya" Inoo berhenti di depan sebuah kamar dengan nomor 11.
"Arigatou Inoo-san" Keito segera membuka pintu kamarnya.
"Kalau begitu saya pergi dulu, masih banyak yang harus saya kerjakan. Jika ada yang diperlukan Okamoto-san bisa menelepon saya"
Keito mengangguk pelan, menandakan dia mengerti.
Chinen yang sudah berada di dalam kamarnya langsung mengeluarkan keitai-nya yang berada di dalam saku celananya, meletakkannya di atas meja kemudian berbaring di atas kasur. "Aku ngantuk sekalii~" Chinen menguap, lalu memejamkan matanya hingga dia tertidur.
Yabu yang telah selesai membereskan barang bawaannya langsung masuk ke kamar mandi. Dia mendapat kamar nomor 9.
Sebelum menemukan kamarnya, dia harus berkeliling vila yang lumayan besar ini berkali-kali hingga akhirnya menemukan kamarnya yang berada di lantai 2.
Tak lama kemudian Yabu telah keluar dari kamar mandi. Dia baru saja selesai mandi. Sekarang tubuhnya terasa lebih segar dari sebelumnya.
Kemudian Yabu melihat sepucuk surat di atas meja kamarnya. Dia mengambil surat itu lalu membukanya.
To : Yabu Kota
From : Black RosePergilah ke ruang musik, pukul 20:00
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari telah malam, jam menunjukkan pukul 19:00 semua yang telah selesai membereskan barang bawaan mereka dan berkumpul di ruang makan. Inoo telah menyiapkan makan malam bagi seluruh peserta.
"Makanan telah siap, silakan menikmati" Inoo mempersilakan para peserta untuk makan.
"Ano, Inoo-san" Kento menghentikan aktivitasnya sementara.
"Iya? Ada apa?" Tanya Inoo.
"Apakah salah satu dari peserta yang lain belum datang?"
"Ah, Takaki-san? Dia menyuruhku untuk mengantarkan makanannya ke kamarnya, kurasa dia kelelahan"
"Souka" Kento kembali melanjutkan makan.Inoo sudah berada di depan kamar Yuya, kemudian mengetuk pintu kamarnya.
"Siapa?" Yuya membuka pintunya dan melihat Inoo sedang membawa makan malamnya.
"Inoo Kei desu. Bisa aku letakkan di dalam?"
"Ah, tentu saja. Letakkan saja diatas meja"
"Hai" Inoo meletakannya di atas meja. "Saya permisi dulu, jika perlu sesuatu bisa hubungi saya lagi"
"Un, arigatou" Yuya menutup pintu kamarnya.
Semua telah menyelesaikan makan malam. Inoo membereskan meja makan dan membawa piring-piring kotor ke dapur.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Kau mendapat surat juga?" Tanya Daiki.
"Un, isinya aku diminta pergi ke taman belakang" Jawab Yamada.
"Aku diminta pergi ke ruang musik" Daiki memperlihatkan suratnya kepada Yamada.
"Jadi setiap surat beda ya?"
"Kurasa begitu"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hikaru telah sampai di tempat dimana Hikaru diminta untuk pergi. Dia diminta untuk pergi ke perpustakaan yang berada di bagian pojok belakang vila yang bersebelahan dengan taman belakang.
Perpustakaan itu berada jauh dari kamar-kamar yang lain, sehingga dia berpikir mungkin dia bisa mendapatkan petunjuk untuk menemukan harta karun yang berada di pulau itu.
Terdengar seseorang membuka pintu perlahan. Hikaru yang berada di dalam spontan berbalik dan melihat siapa yang masuk ke dalam. "Ternyata kau......"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seseorang menepuk bahu Daiki.
"Hei~"
"Mi-chan? Sedang apa kau disini?" Tanya Daiki yang melihat Misaki yang berada di belakangnya.
Misaki menunjukan surat yang ada di tangannya.
"Kau disuruh ke taman juga?"Misaki mengangguk cepat.
Terdengar suara jeritan seseorang dari arah taman. Misaki dan Daiki yang mendengar jeritan itu langsung berlari ke taman dan mengeceknya.
Walaupun hari telah malam namun mereka masih bisa melihat sekeliling karna ada beberapa lampu taman disana.
Daiki menunjuk ke arah jendela kamar yang tirainya sedikit terbuka.
Mereka melihat lengan baju berwarna hijau. "Yaotome-san!" Daiki spontan meneriakkan nama pemilik baju itu.
Daiki ingat betul warna baju Hikaru. Daiki langsung menarik tangan Misaki lalu berlari memutari halaman vila yang begitu luas.
Daiki dan Misaki masuk ke dalam vila dengan tergesa-sega.
Mereka melihat Chinen dan Kento sedang menuruin tangga. Mereka berdua terlihat sudah mulai akrab.
"Ada apa ini??" Tanya Chinen kebingungan.
"Aku mendengar suara jeritan dari ruang perpustakaan...." Daiki yang masih terengah-engah menatap mereka kemudian melanjutkan omongannya yang terputus. "Kurasa itu Yaotome-san"
"Lebih baik kita periksa sekarang" Kento berlari ke arah ruang perpustakaan disusul dengan lainnya.
"Takaki-san? Sedang apa kau disini??"
"Aku hanya mengikuti isi surat ini" Yuya memperlihatkan suratnya.
"Lalu apa yang ada ditanganmu itu??" Chinen dan lainnya kaget melihat Yuya sedang memegang pisau yang berlumuran darah ditangannya.
"A-aku menemukan pisau ini disini" Yuya menjawab pertanyaan Chinen dengan sedikit gugup.
"Bohong! Kau pasti telah membunuh Yaotome-san!" Chinen langsung menuduh Yuya saat Daiki sedang berusaha membuka pintu.
"Bukan aku! Kan sudah kubilang aku kesini karena surat ini! Dan aku baru saja sampai disini!" Yuya berusaha membela diri.
"Pintunya tidak bisa dibuka" Ucap Daiki mencoba membuka pintu itu lagi.
"Dobrak saja pintunya" Kata Kento.
Daiki pun mencoba mendobrak pintu itu. Alhasil Daiki berhasil membuka pintu itu.BERSAMBUNG....
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose
Mystery / ThrillerSebuah pulau kecil tak berpenghuni yang merupakan tempat terkuburnya harta karun, menjadi sebuah panggung pembunuhan yang sempurna baginya.... Cast : Yabu Kota (Hey! Say! JUMP) Takaki Yuya (Hey! Say! JUMP) Inoo Kei (Hey! Say! JUMP) Yaotome Hikaru (H...