Chapter 6

268 30 2
                                    

Yamada segera kembali lagi ke ruangan tempat Keito terbunuh dan memeriksa telepon di kamar itu, sama seperti yang dia lakukan di kamar Keito. Nomor yang sama muncul di layar telepon.

"Semua misteri telah terpecahkan" gumamnya dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Suara tetesan hujan terdengar jelas diantara keheningan yang tercipta di ruang tengah.

Hujan masih turun deras di luar sana. Langit yang begitu gelap terkadang terlihat terang ketika petir mulai menyambar-nyambar.

Yabu, Chinen dan Kento tidak mengerti mengapa tiba-tiba Inoo menyuruh mereka untuk berkumpul di ruang tengah.

"Ada apa ini malam-malam mengumpulkan kami disini?" Kento baru saja sampai di ruang tengah.

Yang lain juga tampak bingung.
"Ada apa sebenarnya ini? Ini sudah tengah malam. Aku ingin istirahat"

Yabu juga ikut menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Bersabarlah sebentar, sebentar lagi Yamada-san dan lainnya akan datang, dia ingin membicarakan sesuatu, begitu katanya" Inoo menenangkan dan menjelaskan kepada yang lain.

"Baiklah kalau begitu" Kata Chinen.

Selang beberapa menit kami datang menemui yag lainnya yang berada di ruang tengah.

"Maaf mengganggu kalian malam-malam seperti ini. Tapi ada hal yang sangat penting yang harus kita bahas sekarang" Yamada meminta maaf kepada yang lain.

"Memangnya apa yang akan kita bahas?" Chinen yang tidak mengerti maksud Yamada pun bertanya.

"Aku mau membahas tentang pembunuhan Yaotome-san dan Okamoto-san" Jelas Yamada.

"Hah? Apa maksudmu?" Yabu juga tampak tidak mengerti maksud Yamada.

"Aku telah mengetahui siapa pembunuh sebenarnya" Yamada mulai menjelaskan perlahan. "Ano, Inoo-san bisa kau panggil Takaki-san kemari juga?" Yamada meminta Inoo untuk memanggil Yuya ke situ.

"Hai, biar aku panggilkan"

"Ini kunci ruangan Takaki-san" Yamada menyerahkan kunci itu kepada Inoo.

"Arigatou" Lalu Inoo pergi memanggil Yuya.

Tak lama kemudian Inoo telah membawa Yuya ke ruang tengah.
Sebelum membawa Yuya ke ruang tengah Inoo sudah menjelaskan semuanya, kenapa semuanya disuruh berkumpul di ruang tengah.

Semuanya sudah duduk di kursi masing-masing. Yamada kemudian memulai pembicaraan.

"Dalam kasus ini Takaki-san tidak bersalah. Bukan dia yang membunuh Yaotome-san maupun Okamoto-san"

"Memangnya kau punya bukti?" Chinen terlihat tidak nyaman dengan keberadaan Yuya yang berada di sampingnya.

"Iya aku punya" Yamada meyakinkan Chinen.

"Kalau begitu cepat tunjukkan" Kata Kento.

Yamada mengeluarkan tabel yang dia temukan di ruang perpustakaan lalu menunjukkannya kepada yang lain.

"Table ini aku temukan di ruang perpustakaan" Yamada meletakkan tabel itu di atas meja yang berada di tengah-tengah kami. Agar kami semua dapat melihatnya.

"Kalian lihat, di atas kolom-kolom tabel ada coretan, coretan itu adalah pesan yang ditinggalkan Yaotome-san sebelum meninggal. Aku menemukannya di dalam buku yang di pegang olehnya" Yamada menarik nafas panjang lalu melanjutkan penjelasannya.

"Disitu tertulis 7-19-Merah, coba kalian lihat nomor atom tujuh, apa simbol nomor atom yang ketujuh?" Yamada bertanya.

"N" Daiki menjawab pertanyaan Yamada.

"Bagaimana dengan nomor atom 19?" Yamada kembali bertanya.

"19... K untuk kalium" Yabu membaca nama unsur itu di tabel.

"Untuk yang merah, apa ada yang mengingat siapa yang menggunakan baju merah, saat hari pertama kita sampai di pulau ini?" Tanya Yamada untuk ketiga kalinya.

Inoo mencoba mengingatnya.

"Hmm... yang nenggunakan baju warna merah waktu itu adalah... Nakajima-san"

"N dan K adalah inisial dari pembunuh yang membunuh Yaotome-san dan merah adalah warna baju yang digunakan oleh pembunuh ketika membunuh Yaotome-san" Yamada melanjutkan.

"Ba-bagaimana bisa kau langsung menuduhku begitu? Mungkin saja itu coretan sudah ada sebelum kita kemari. Sedangkan waktu kita memeriksa ruang perpustakaan, aku bersama dengan kalian. Aku bahkan bersama Chinen-san waktu turun ke lantai 1" Kento membela dirinya.

"Bagaimana dengan ini?" Yamada mengeluarkan surat milik Hikaru dan Yuya.

"Sebelum aku lanjut menjelaskan, aku ingin bertanya kepada Inoo-san, Inoo-san siapa yang memberikan surat ini?" Yamada bertanya kepada Inoo.

"Aku tidak tahu, aku hanya menjalankan tugas dari pemilik vila ini, aku juga baru berkerja menjadi pemandu wisata pemburuan harta karun ini beberapa bulan yang lalu"

"Jadi pemilik vila ini telah menyiapkan surat-surat ini untuk di bagi ke setiap orang, dengan waktu dan tempat yang berbeda.
Ketika mereka mendapat surat itu, mereka akan berpikir kalau tempat yang tertulis di surat itu, terdapat petunjuk untuk mendapatkan harta karun, dan surat ini bukan hanya surat iseng melainkan untuk membangun alibi sang pelaku" Yamada berhenti sejenak lalu melanjutkan penjelasannya.

"Yaotome-san mendapat surat untuk pergi ke ruang perpustakaan pukul 8:55, sedangkan Takaki-san pukul 9:05. Chinen-san waktu itu kau bilang kalu kau bertemu dengan Nakajima-san ketika dia sedang mencari sesuatu di lantai 2 kan?"

"Iya" Chinen menjawab singkat.

"10 menit itu dia gunakan untuk membunuh Yaotome-san lalu pergi ke lantai 2 lalu berpura-pura kalau dia sedang mencari sesuatu. Dengan begitu orang yang melihatnya sedang mencari sesuatu akan berpikir kalau Nakajima-san sudah berada lama disitu. Lalu ketika Nakajima-san melihat Chinen-san keluar dari kamarnya lalu membantunya mencari, Nakajima-san berpura-pura menemukan barangnya ditempat dimana dia menaruh barang itu sebelumnya. Kemudian kalian bertemu dengan Misaki dan Daiki yang mendengar jeritan suara Yaotome-san. Untuk kembali dari taman belakang ke vila, membutuhkan waktu minimal 8 menit dengan berlari. Jadi saat itu adalah kesempatanmu untuk meninggalkan ruang perpustakaan. Saat itu Takaki-san yang mendapat surat dengan jam 9:05 dan segera datang ke tempat itu dengan tepat waktu. Ketika dia sampai di depan ruang perpustakaan, Takaki-san yang melihat pisau yang berada di depan ruangan perpustakaan, mengambilnya. Lalu saat kalian sampai kalian yang melihat Takaki-san yang sedang memegang pisau itu, mengira bahwa dia lah yang membunuh Yaotome-san" Yamada berhenti sejenak.

"Lalu bagaimana dengan pembunuhan Okamoto-san? Kau tidak bisa menuduhku begitu saja. Sedangkan kasus yang kedua kau tidak dapat memecahkannya." Kento menantang Yamada.

"Baiklah, akan aku hancur trikmu itu" Yamada sedikit tersenyum.

BERSAMBUNG....

Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang