[ 2 ]

14.4K 778 13
                                    

2 ; sial atau beruntung?

Natasha sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Ia melahap sandwich buatan ibunya.

"Kemarin kamu jadi naik bis kan, Sha?" Shasha adalah panggilannya di rumah. "Nggak, aku bareng temen."

Ibunya hanya mengangguk mengerti, "dua hari sekolah langsung punya temen lo?" No, hari ini bukan saatnya untuk jujur kepada kakaknya.

Satu bulan yang lalu Natasha dan keluarganya pindah ke Jakarta dari Tangerang karena papanya ditugaskan di Jakarta. Kebetulan saat itu adalah saat Natasha naik ke kelas 10. Jadi, Nata tidak keberatan jika harus pindah ke Jakarta.

Natasha mengabaikan ucapan kakaknya yang menurutnya tidak penting, "Sha, ada temen kamu tuh nyariin," ucap papanya.

Mampus! Pasti si Iqbaal!

Natasha beranjak dari tempat duduknya dengan malas lalu melihat ke arah jendela. Benar, ada Iqbaal dengan gayanya yang sok cool yang membuat Nata ingin muntah sedang bersender di mobil berwarna hitamnya.

"Ngapain lo?" Dengan senyum menjijikannya, Iqbaal berjalan menghampiri Nata, "mau nyalon. Ya, jemput lo lah, pinter." Jawab Iqbaal sembari menoyor kepala Nata.

"Sha, kok temennya nggak disuruh masuk? Ajak sarapan bareng, dong." Ucap ibunya secara tiba-tiba, "eh tante, pagi tan." Sahut Iqbaal sembari berjabat tangan dengan ibu Nata.

"Mulai deh, cari muka." Gumam Natasha yang kemudian tangannya disenggol oleh Iqbaal. Sepertinya, Iqbaal mendengar gumaman Nata.

"Nata langsung berangkat aja, Ma. Dia kalau kelamaan sama orang baru suka ngamuk-ngamuk nggak jelas, ngeri deh." Jelas Nata yang kemudian masuk ke dalam rumah untuk mengambil tasnya.

***

Nata tidak yakin jika ia turun di sekolah nanti, keadaan disana akan baik-baik saja. Pasalnya, Iqbaal termasuk cowok paling ganteng seantero sekolah, walaupun berandal, otak Iqbaal tidak beku dan parasnya pun juga tampan. Maka dari itu, tidak sedikit para siswi di sekolahnya yang mengidolakan Iqbaal.

"Sayang, kok diem?" Natasha melirik Iqbaal dengan tatapan yang sinis, "panggil nama gue!"

"Nama lo aja gue nggak tau, gue cuma tau lo tadi dipanggil Sha sama nyokap lo." Jelas Iqbaal sejujur-jujurnya, Nata berdecak kesal. "Nata,"

"Nata? Nata de coco maksud lo? Ck, gue tanya serius, nih." Nata kembali berdecak kesal. Benar, kan? Hidupnya tidak akan tenang jika ada orang gila disampingnya ini. "Apasi, lo. Receh,"

Setelah sampai di parkiran mobil, Nata segera turun dan berjalan menuju kelas. Namun, tangannya ditahan oleh Iqbaal. "Lepas, gue nggak mau kena cibiran para cabe!"

"Suka-suka gue dong mau gandeng tangan siapa, yang gue gandeng juga pacar sendiri bukan pacar orang," penjelasan Iqbaal membuat Nata kembali berdecak kesal dan pasrah. Iqbaal berjalan sambil menggandeng tangan Nata, mengantarnya menuju kelas Nata.

Di sepanjang koridor juga, banyak pasang mata yang melihat Nata dengan tatapan sinis, ada pula yang berbisik-bisik. Sungguh, Nata tidak nyaman berada di lingkungan seperti ini.

"Nanti ke kantin bareng, ya!" Ajak Iqbaal sesampainya di depan kelas Nata.

"Nggak. Gue mau ke kantin sama Flo dan Ran." Jawab Nata ketus lalu berjalan masuk ke kelas. Beberapa saat kemudian, Nata kembali muncul di depan kelas dan menghadap Iqbaal, "hp gue di lo kan? Sekarang mana?"

KAKAK OSIS ft. idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang