Eager Woodwicky bukanlah manusia. Dia selalu tertidur pulas di halaman depan rumah, tepat di bawah sorotan sinar matahari pagi. Baginya hal itu memberikan sensasi nikmat yang luar biasa, bahkan melebihi kenikmatan menyantap semangkuk besar biskuit ikan. Hari-harinya hanya diwarnai dengan kegiatan yang cenderung monoton. Tidak aneh bila melihat postur tubuhnya yang lebih besar dari spesiesnya yang lain.
Sekarang pukul dua belas siang. Matahari sudah mencapai puncak ketinggiannya dari bumi. Biasanya di waktu seperti ini, Douglas Fletcher, seorang manusia yang memeliharanya, akan memanggilnya dengan sebutan ‘Eager Puss’ sambil menuangkan biskuit ikan ke dalam mangkuk berwarna biru muda lengkap dengan tulisan ‘Eager’s Property’. Benar saja, belum lama Eager mengusap-usap daerah disekitar matanya dengan kaki depannya, suara Douglas sudah membahana dari dalam rumah.
“Eager! Puss…”
Eager menoleh ke arah sumber suara. Dengan sebuah meong pelan, Eager menjawabnya dan berjalan memasuki rumah. Eager meneruskan perjalanannya dengan santai melewati lorong menuju dapur. Kakinya yang gemuk tertutup bulu sangat lebat menapaki lantai kayu dengan anggunnya.
Tak lama, Eager tiba di dapur. Dilihatnya semangkuk besar biskuit ikan tergeletak manja di bagian sudut kiri, tepat di bawah meja yang menampung kompor listrik. Eager menghampirinya dan menikmati makanannya dalam diam. Sesekali Eager melirik ke arah Douglas yang sedang menikmati menu makan siangnya. Dua buah sosis sapi besar dan telur dadar. Menu yang memang selalu dimakan oleh Douglas setiap siang. Wajar saja, Douglas Fletcher adalah seorang profesor di bidang astronomi yang sudah sangat dikenal oleh banyak orang di dunia ini. Hal itu disebabkan prestasinya dalam menemukan sebuah planet baru di dalam sistem tata surya di galaksi Bima Sakti. Sebuah planet yang letaknya sekitar satu milyar tahun cahaya dari Bumi. Jauh melebihi Pluto. Kecintaannya terhadap astronomi dan kucing, membuatnya bertindak secara spontan memberikan nama sesuai peliharaannya, Eager. Planet Eager.
Kini kesibukan tengah melanda Douglas. Berbagai media kerap kali menghubunginya untuk meminta persetujuan dan membuat janji untuk sebuah pertemuan. Penemuannya yang fenomenal membuat wajah Douglas tampil di layar kaca hampir tiga kali setiap harinya. Tidak aneh jika kali ini Douglas terlihat lusuh dan kelelahan. Bahkan dia tidak memiliki cukup waktu untuk memasak menu makan siang selain dua sosis sapi besar dan telur dadarnya itu. Eager hanya berdecak pelan melihat majikannya yang hampir stress dan kemudian melanjutkan makannya.
Mendadak telepon berdering dengan nyaringnya. Bukan hanya Eager, Douglas pun hampir saja menjatuhkan makanan yang sedang dikunyahnya. Douglas segera berdiri dan mengangkat telepon itu.
“Selamat siang, kediaman Douglas Fletcher, apa ada yang bisa saya bantu?” Douglas mengucapkan salamnya pada seseorang yang berada di balik telepon. Eager menatap Douglas.
Tak ada suara yang dapat terdengar, hanya saja Douglas mendengarkan lawan bicaranya dengan memasang wajah kaget dan pucat pasi. Tentu saja Eager juga penasaran dengan hal ini.
“Ba-baiklah, Mr… uh, Mr. Brighton, aku akan segera ke sana. Ya, akan kubawa berkas-berkas laporan itu,” Douglas menjawab dengan terburu-buru, “sampai jumpa di planetarium kalau begitu, er, sekitar sepuluh menit. Oke.”
Douglas meletakkan gagang telepon kembali ke tempatnya.
“Eager, sebaiknya kau bersikap baik. Aku ada urusan di kantor, sampai jumpa,” Douglas berbicara pada Eager yang kemudian dibalas Eager dengan meong pelan. Dia berlari menuju pintu depan rumah, mengambil sweater yang biasa dikenakannya dari gantungan di belakang pintu dan berjalan keluar dengan tergesa-gesa.
“Kemanakah Douglas pergi?” sebuah suara nyaris seperti cicitan terdengar dari bagian atas meja. Tepat di sebelah kompor listrik. Anehnya, Eager tidak menoleh sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pets Save the World
AdventurePets Save the World adalah sebuah kisah petualangan yang dialami oleh Eager Woodwicky (kucing Persia), dan Mickey (hamster), dua binatang peliharaan berbeda species milik seorang profesor astronomi, Douglas Fletcher. Kejadian misterius mendadak terj...