CHAPTER 9

487 55 7
                                    

"Apa?" Sam terperangah mendengar pengakuan itu.

"I ... itu tidak mungkin!" seru Ashley tak percaya, "Dawn dan Hope tersesat dan terjatuh ke jurang! Semua orang tahu itu!"

"Tidak! Mereka jatuh karenaku!" balas Matt, "Saat itu aku mabuk ... aku selalu menyukai Dawn, namun ia selalu menolakku. Kemudian malam itu, ketika Dawn berlari ke luar, tak ada yang menyadari bahwa aku mengejarnya melalui pintu belakang ... berniat mengungkapkan semua perasaanku ..."

Matt terhenti sebentar. Lidahnya serasa tercekat, namun ia meneruskan pengakuannya. "Namun begitu melihatku, ia justru berlari ketakutan. Mereka berlari ... aku mengejar mereka, berusaha menjelaskannya ... namun mereka terus berlari dan akhirnya terperosok ke jurang ..."

Matt seakan tak kuasa meneruskan ceritanya, namun kebenaran tentang malam itu terus mengalir.

"Aku berusaha menolong mereka ... sungguh ... namun di tepi jurang itu, aku menatap mata Dawn ... mata yang selalu mengabaikanku ... mata yang selalu mengacuhkanku ... dan aku marah ...marah sekali padanya! Dan aku, saat itu aku benar-benar mabuk dan tak sadar apa yang kulakukan ..."

"Matt, kumohon hentikan!" Ashley mulai menangis.

" ... aku menginjak tangan mereka ... tangan yang mereka gunakan untuk berpegangan agar tidak terjatuh ... aku membiarkan mereka jatuh ke jurang, Ash ... ke dalam kematian mereka ... aku benar-benar me ..."

"Sudah cukup!" teriak suara itu, marah tanpa kendali. Iapun menyalakan gergaji mesin itu dan menghujamkannya ke tubuh Matt, memotong perutnya menjadi dua.darah bahkan terciprat ke kamera.

"Tidak! TIDAAAAAAK!!!" jeritan Ashley mengakhiri rekaman itu.

Seorang pemuda memegang remote, mematikan tayangan itu.

"Kenapa?" jerit Sam, "Kenapa kau melakukan semua ini?"

"Kau sudah tahu alasannya kan Sam?" suara itu menjawabnya, suara yang sama seperti yang tadi terdengar di rekaman itu.

"Kenapa Josh, kenapa?!"

***

Kau sudah dengar kan! Dia yang membunuh kedua saudariku! Dia!" serunya.

"Tapi yang lain, mengapa kau membunuh yang lain juga?" di benak Sam terbayang kematian Jessica dan Lyra di depan matanya, Jauh di lubuk hatinya, gadis itu juga tahu bahwa yang lainnya juga kemungkinan besar tak selamat."Mereka sama sekali tak bersalah!"

"Aku juga tak ingin membunuh mereka ... tapi ia memaksaku!"

"Dia? Dia siapa?" tanya Sam keheranan.

"Dia mengatakan mereka semua bersekongkol ... bahwa kejadian malam itu sudah direncanakan! Katanya, mereka semua harus mati ... mereka semua layak mati untuk membayar apa yang mereka lakukan malam itu!" Josh terisak.

Sam segera sadar bahwa mustahil pemuda itu menjadi dalang semua pembunuhan ini. Sam mengenal pemuda itu dengan baik. Ia terlalu rapuh untuk melakukan hal sekejam itu.

"Aku sudah berusaha menghentikannya! Aku sudah memohon agar kau diampuni, Sam! Karena aku tahu kau berbeda dengan yang lainnya ...namun ia terus ... AAAAARGH!!!"

Teriakan Josh menggema di gua itu. Tubuhnya limbung dan ambruk. Sam kemudian sadar, seorang pemuda telah menusuknya dari belakang.

Mike.

"Mike, kau masih hidup!" jerit Sam tak percaya.

"Well, well, well, ada siapa ini." Mike mengacungkan senjatanya, sebuah pengorek kayu bakar perapian yang tajam, "Sudah kubilang kan badut pengecut inilah pembunuhnya?"

"Mike, hentikan! Ada pembunuh yang lain! Pria bertubuh besar itu ..."

"Ah, masa sih kau masih percaya bualannya? Dia adalah bocah gila yang keluar dari rumah sakit jiwa terlalu awal karena kekayaan keluarganya ..."

"Tidak, Mike!" bantah Sam, "Sosok yang membunuh Jessica di depan mataku, itu jelas bukan dia! Josh takkan punya kekuatan sebesar itu. Dia ... dia seperti binatang ... amat kuat!"

"Jadi kau ingin mengatakan big foot pelakunya? Ah, lama-lama kau sama gilanya dengan bocah manja ini!" Mike mengarahkan senjatanya lagi ke tubuh Josh yang tak sadarkan diri, "Sebaiknya kuakhiri saja semua di sini. Rasakan pembalasanku atas kematian yang lain!"

"Tidak, Mike!" jerit Sam ngeri, "Jangan!"

Namun sebelum Mike sempat menghujamkan senjata tajam itu ke tubuh Josh, tiba-tiba sesosok bertubuh besar muncul di belakangnya dan menghantam kepalanya. Mike pun jatuh tak sadarkan diri.

"Ka ... kau ..."

Yang Sam takutkan benar. Ada dua pembunuh.

Dan ia kini berhadapan dengannya.


TO BE CONTINUED 

HINGGA FAJAR MENJELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang