3. Cewek selalu benar, dan cowok selalu gila

58 3 0
                                    

Zea turun dari mobil dengan kaki kanan yang di perban. Dean membantu adiknya itu untuk berdiri.

"Lo yakin mau jalan sendiri?" Tanya Dean.

"Yakin. Udah ah mending lo berangkat dari pada lo telat lagi." Ucap Zea.

"Ya udah, lo hati-hati jalan nya. Jangan pecicilan." Ucap Dean yang masih khawatir terhadap Zea.

"Iya ah. Bawel." Sungut Zea. Lalu ia menyalim tangan Dean dan berjalan dengan tertatih memasuki gerbang sekolah.

***

Zea sedari tadi bengong menunggu kedua orang sahabatnya itu tiba. Saat ini Zea sedang duduk di anak tangga menuju kelasnya. Dia tidak bisa menaiki tangga tanpa batuan seseorang.

"Hehh. Gue gak suka kelas gue di atas." Gerutu Zea serta menopang dagunya.

"Lo ngapai disini? Kayak orang bego lo." Ejek seseorang.

Merasa suaranya tak asing lagi, Zea mendongak dan mendapati Raja telah berdiri di hadapannya.

Zea mendengus kesal,
"Please, ini masih pagi, jangan nyari ribut lo."

"Gue gak nyari ribut kok. Gue kan cuma nanya doang. Lo nya aja yang sensitif-an sama orang ganteng kayak gue." Raja menyandarkan punggung nya pada dinding.

"Dari pada lo banyak bacot, mending bantu gue naik tangga." Ucap Zea.

"Lo kan punya kaki, ya jalan sendiri kek."

"Kaki gue sakit, bego! Lo liat ini." Zea menunjukkan pergelangan kakinya yang di perban.

"Lo yang sakit kok gue yang repot. Udah ah gue mau balik ke kelas gue." Raja hendak pergi meninggalkan Zea, tetapi ia urungkan saat mendengar rintihan Zea.

"Lo gak 'papa?" Tanya Raja panik.

"Bantuin gue." Ucap Zea memelas.

"Dasar koala!" Ucap Raja kesal. Raja segera menangkup kedua bahu Zea dan membantunya berdiri. Lalu Raja pun membantunya untuk menaiki anak tangga menuju kelasnya.

Sesampai nya di depan kelasnya, Raja pun melepaskan tangannya dari bahu Zea.

"Thanks ya. Kalau gak ada lo gue pasti gak bakal naik-naik ke sini." Kekeh Zea.

"Hm. Gue balik dulu." Setelah itu Raja pun melesat pergi.

"Cowok aneh." Ucap Zea lalu masuk ke dalam kelas nya.
Saat di kelas, ternyata Kenya dan Mila sudah di kelas dari tadi. Berarti percuma saja dia menunggu tadi.

"Kaki lo kenapa Ze?" Tanya Kenya saat menyadari pergelangan kaki Zea di perban.

"Kemarin pas gue latihan taekwondo, kaki gue terkilir." Ucap Zea saat dia berhasil duduk di bangkunya.

"Makanya lo kalo latihan jangan pecicilan, kan jadi begini." Ceramah Kenya.

"Sekarang gue gak butuh ceramah lo." Ucap Zea penuh penekanan. Dia kembali mengingat kebenaran yang ia ketahui kemarin malam.

Flashback on.

"Ahhh capek banget sumpah. Mana gue pulang nya jalan tadi." Ucap Zea serta menghempaskan badannya ke atas sofa.

"Lo kok gak nelepon gue?" Tanya Dean serta duduk di sofa.

"Hp gue lowbatt dan gue gak dapat taksi." Sahut Zea.

"Kasian adek gue." Ledek Dean.

"Heh, lo bisa nya ngejek aja."

"Gue gak ngejek kok." Dean membela dirinya.

Just A Dream? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang