Chapter 9

334 36 0
                                    

서울대학교병원어린이병원
28-2 Yeongeon-dong,Jongno-gu, Seoul,Korea Selatan

“Pasien bernama Luhan, Eunji, dan Sehun harus segera mendapatkan operasi. Jika tidak, nyawa bisa merenggut mereka,” jelas sang dokter setelah memeriksa kondisi Luhan dan Sehun.
“Silakan operasi mereka Uisa,” ujar Seungha, Paman Luhan dan Sehun.
“Tapi sebelumnya saya harus mendapat izin dari walinya,” ujar sang dokter.
“Saya walinya Uisa,” ujar Seungha.
“Baik Tuan. Mari ikut saya,” sang dokter mengajak Seungha untuk masuk ke ruangan dokter dan mengisi formulir untuk operasi mereka.

Lamanya operasi membuat Seungha dan istrinya khawatir. Kai menggigit ibu jarinya karena operasi tak kunjung selesai. Bagaimana tidak? Sudah satu jam lebih operasi tak kunjung selesai. Pintu operasi pertama terbuka. Beberapa suster membawa Eunji ke ruang ICU. Kai lega karena Eunji sudah selesai dioperasi.
Pintu kedua terbuka. Beberapa suster membawa Luhan ke ruang ICU. Kai juga lega karena Luhan juga sudah selesai dioperasi. Kini tinggal menunggu operasi Sehun.
“Kenapa lama sekali Ya Tuhan? Ada apa dengan Sehun?” tanya Kai pada dirinya sendiri.
Akhirnya pintu operasi Sehun terbuka. Kai mengikuti para suster yang membawa Sehun ke ICU. Kai melihat ketiga orang yang sama-sama terbujur lemah di tempat tidur.
Seungha dan istrinya juga datang ke ICU. Seungha melihat kondisi keponakannya yang lemah. Seungha mendekat ke ranjang Luhan dan Sehun yang kebetulan bersampingan. Seungha menggenggam tangan mereka.
“Keponakanku…cepat sadar hm? Kalian tahu, paman tidak suka kalau kalian masih menutup mata kalian di sini. Paman tidak mau kejadian orangtuamu menimpa kalian. Paman harap kalian cepat sadar,” ujar Seungha pada keponakannya yang terbaring di tempat tidur. Semntara itu, Kai duduk di sisi ranjang Eunji. Kai menatap Eunji yang masih memejamkan matanya.
“Apa kau akan seperti ini? Cepatlah sadar Eunji-ah…hari ini adalah eksekusi mati ayahmu. Apa kau tidak ingin melihat ayahmu untuk terakhir kalinya hm?” lirih Kai. Kai terkejut setelah ada pergerakan jari-jemari Eunji. Eunji mulai membuka matanya.
“Aku…di mana?” tanya Eunji.
“Kau di rumah sakit Eunji-ah…doaku dikabulkan oleh Tuhan,” ujar Kai lega.
“Apa benar…hari ini…ayahku…dieksekusi?” Kai membelakakkan matanya setelah mendengar ucapan Eunji.
Bagaimana Eunji bisa mendengarnya? Batin Kai terkejut. Kai hanya menganggukkan kepalanya. Eunji berusaha bangun namun dicegah oleh Kai.
“Kau mau ke mana? Kondisimu masih kurang baik untuk pergi,”
“Aku ingin bertemu ayahku Kai-ah,” ujar Eunji dengan sedikit senggukan. Meskipun ayahnya telah berbuat hal yang keji, namun Eunji juga memiliki rasa sayang kepada ayahnya.
“Aku sudah menelpon polisi untuk membawa ayahmu ke mari untuk terakhir kalinya bertemu denganmu,” ujar Kai. Eunji terdiam.
“J-jjinja?” Kai menganggukkan kepalanya. Eunji melihat beberapa polisi membawa ayahnya yang dikatakan oleh Kai tadi. Eunji menangis seketika.
“Eunji-ah,” lirih Tuan Jung.
“Appa…” tangis Eunji. Tuan Jung langsung memberi pelukan kepada Eunji. Tuan Jung menangis seketika di pelukan putrinya, begitu juga Eunji.
“Maafkan appa ne nak…appa terlalu jahat melakukan hal itu kepada mereka…appa tidak pernah memikirkan bahwa mereka tidak jahat…appa hanya berniat memusnahkan mereka. Maafkan appa ne nak…appa sudah membuatmu seperti ini…” ujar Tuan Jung tulus dari hatinya.
“Ne appa…aku sudah memaafkan appa…jangan pergi appa…mari kita membuat kehidupan yang baru appa…hidup yang penuh dengan kebahagiaan…” pinta Eunji. Ia benar-benar tak sanggup ayahnya pergi begitu saja.
“Maafkan appa nak…appa pantas mati, nak…appa sudah tidak pantas untuk di dunia ini…untuk terakhir kalinya, appa harus menegakkan kebenaran nak…” ujar Tuan Jung pasrah. Tuan Jung sudah bersedia jika ia harus mati. Tuan Jung melepas pelukannya.
“Berbahagialah Eunji-ah…berbahagialah dengan ibumu…appa akan selalu melihatmu di sana,” ujar Tuan Jung dengan menahan tangisnya. Mendengar itu Eunji semakin menangis. Ia semakin tak rela jika ayahnya mati.
“Appa…tidak bisakah appa pergi dan tetap di sini…ne?” pinta Eunji. Eunji terus meminta kepada ayahnya agar tetap di sini. Tapi harus bagaimana lagi, hukuman harus tetap dijalankan. Tuan Jung meminta maaf kepada keluarga keturunan serigala atas perbuatannya. Ia meminta maaf untuk terakhir kalinya meskipun Luhan dan Sehun tak kunjung bangun. Seungha menerima permintaan maaf Tuan Jung. Tuan Jung pun perlahan pergi dari ruang ICU. Eunji terus meronta meminta ayahnya untuk tetap di sini. Kai pun dengan sigap menghentikan pergerakan Eunji. Eunji menangis. Ia menangis sambil meneriaki ayahnya.
“APPA!!! GAJIMASEYO!!! APPA!!!” teriak Eunji. Ia tak peduli para suster yang melihatnya.
“Kai-ah…kenapa kau tidak menghentikan ayahku?!! WAE??!!” Eunji memukul dada Kai yang berusaha memeluknya.
“Eunji-ah…tenanglah. Itu mungkin yang terbaik untuk ayahmu,” ujar Kai. Namun itu membuat Eunji semakin memukuli Kai. Seungha turun tangan dan membantu Kai menenangkan Eunji.
“Tenanglah nak…hukuman harus tetap dijalankan. Jika itu yang kau inginkan, maka itu akan membuat ayahmu kesulitan,”
“Apa yang anda tahu ajhussi? Anda sudah memaafkan ayahku…kenapa anda membiarkan ayahku pergi?!! Hiks…wae?!!” teriak Eunji.
“Bukankah ayahmu sudah bilang kepadamu bahwa ayahmu ingin menegakkan kebenaran? Sudahlah nak, doakan saja supaya ayahmu berbahagia di sana,” jelas Seungha. Seungha memberikan pelukan kepada Eunji.

I'm Not a WOLF (FINISH)Where stories live. Discover now