Chapter 10

332 38 0
                                    

Rumah Sehun, 122-9 Jak-dong, Ojeong-gu
Bucheon, Gyeonggi-do, Korea Selatan

Sehun menghempaskan badannya di sofa.
“Argh~appoya,” Sehun mengusap punggungnya pelan. Ia terlalu keras menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa.
“Ukh~ukh~” Sehun terbatuk karena sofa yang ia duduki berdebu.
“Sudah berapa lama aku tidak ada di rumah?” tanya Sehun pada dirinya sendiri. Ia tak tahu sejak kapan ia meninggalkan rumahnya. Sehun menyandarkan kepalanya di sofa dan berpikir tentang Eunji.
“Eunji-ah…eodisseo? Apa kau membenciku karena hal itu? Kau sudah tidak ingin bertemu denganku? Wae?” ujar Sehun dengan menatap langit-langit ruang tamunya.

Pagi harinya, Sehun memberanikan dirinya masuk ke sekolah meskipun ia belum sembuh total. Ia pergi ke sekolah untuk mencari Eunji.
Kai yang melihat Sehun datang ke sekolah langsung berlari senang ke arah Sehun.
“Yak Sehun-ah!!” panggil Kai.
“Oh Kai-ah,” ujar Sehun dengan tersenyum. Kai langsung memeluk erat Sehun.
“Kau tahu aku merindukanmu. Kenapa kau baru menemuiku eoh? Dan…kau sudah sembuh?” tanya Kai dengan memutar balik tubuh Sehun.
“Kai-ah, aku pusing jika kau terus memutarku,”
“Oh mianhae. Kau sudah baikan?” tanya Kai dan mendapat anggukan dari Sehun.
“Hanya punggungku yang belum sembuh total,” ujar Sehun.
“Apa yang membawamu ke sekolah eoh? Seharusnya kau berdiam saja di rumah sakit. Ah ne…apa pamanmu dan hyungmu tahu kalau kau keluar dari rumah sakit?” tanya Kai.
“Anni, mereka tidak tahu aku keluar dari rumah sakit. Biarkan saja, lagi pula aku juga baik-baik saja,”
“Kau memang seperti ini. Sampai kapan kau akan menjadi anak yang kurang patuh eoh?”
“Yak Kai-ah,” ujar Sehun dengan mendekatkan wajahnya ke telinga Kai.
“Apa kau masih akan cerewet padaku?” bisik Sehun dengan senyum jahilnya. Sehun pun meninggalkan Kai.
“YAK!! BOCAH!!”

Sehun sampai di sebuah taman. Taman di mana ia mendapatkan mimpi buruk. Sehun duduk di bawah rindangnya pohon dan menyandarkan kepalanya di batang kekar pohon itu. Sehun memejamkan matanya dan menikmati angin lembut yang menerpanya. Sehun memikirkan seorang yeoja cantik. Yeoja yang selalu memberika perhatian kepadanya.
“Eunji-ah…” gumam Sehun. Sehun kembali teringat pembicaraan Eunji kepada hyungnya.
“Kalian jahat,”
“Ne? Apa maksudmu? Apa yang terjadi Eunji-ah?”
“Jangan pernah kau memanggil namaku, brengsek…ini semua karena kalian,”
“Jangan pernah muncul di depanku lagi. Kalian hanyalah manusia keji yang tega membunuh orang yang tak bersalah. Suruh adikmu untuk tidak mencariku lagi. Aku sudah muak dengan kalian berdua,”
“Aku akan tetap mencarimu meskipun kau membenciku Eunji-ah,” gumam Sehun. Sehun membuka matanya dan melihat seorang yeoja dengan bersimbah darah berlari entah ke mana. Sehun juga melihat Kai yang mengejar gadis itu. Sehun segera menghentikan Kai.
“Yak~eodiya?” tanya Sehun.
“Eunji-ah…” teriak Kai dengan nafas terengah-engah. Sehun yang mendengar nama Eunji ikut panik.
“Wa-wae?!” bentak Sehun.
“Kita harus mengejarnya Sehun-ah…dia dilempari batu oleh para siswa hingga bersimbah darah,” jelas Kai.
“N-ne?!” pekik Sehun. Sehun langsung berlari mengejar langkah yeoja itu yang jaraknya masih bisa dikejar. Kai juga mengejar di belakang Sehun.

Atap gedung sekolah. Eunji sudah berdiri di sana. Eunji berjalan menuju ujung gedung tanpa ada pembatas. Eunji melangkah gontai. Ia berpikir mati lebih baik. Ia juga berpikir bahwa jika ia mati, ia bisa bertemu dengan ayahnya yang di sana. Eunji sudah berada di ujung atap. Ia memejamkan matanya dan merasakan angin yang menerpanya.
Selamat tinggal eomma…maafkan aku…aku harus meninggalkan eomma dan melihat appa di sana…selamat tinggal Kai-ah, selamat tinggal Luhan-ssi, selamat tinggal…Sehun-ah… Eunji mengangkat kaki kanannya. Eunji merasakan kaki kanannya yang sudah tak menyentuh dasar atap. Eunji mulai menyondongkan tubuhnya dan…

Seseorang menangkap tangannya. Eunji membuka matanya dan melihat Sehun yang menangkap tangannya.
“Lepaskan tanganku!!” sentak Eunji dengan berusaha melepas genggaman Sehun.
“Tidak akan Eunji-ah!! Aku tidak akan melepaskanmu,” Sehun membawa Eunji kembali ke atap.

PLAK

Sehun mendapat tamparan keras dari Eunji. Sehun memejamkan matanya dan mengatur amarahnya agar ia tak berubah.
“Brengsek!!” dingin Eunji. Hati Sehun bagaikan ditusuk oleh ribuan jarum yang tajam. Sehun merasakan sakit yang amat dalam setelah mendengar kata-kata ‘kotor’ terlontar dari mulut yeoja yang sangat ia sayangi di depannya sendiri. Kai yang melihat itu langsung mendekat ke arah mereka.
“Yak!! Kenapa kau menampar orang tak bersalah huh?!” Kai meraih tangan Eunji dan mengangkatnya.
“Lihatlah…apa tanganmu ini baru saja menampar Sehun?! Cuih…sadarlah Eunji-ah!!” maki Kai.
“Hentikan Kai-ah,” lirih Sehun.
“Kau lihat? Dia tak mau aku menyakitimu…apa ini balasanmu?!” maki Kai.
“HENTIKAN KAI!!!” bentak Sehun. Sehun berubah menjadi manusia serigala.
“Aku tidak butuh perhatianmu,” dingin Eunji. Sehun menatap Eunji. Ia tak percaya Eunji mengatakan hal yang menyakitkan kepadanya.
“Kau bukanlah Eunji yang kukenal,” ujar Sehun.
“Terserah apa katamu…aku tidak butuh perhatianmu, brengsek. Kau mengacaukan semuanya!! SEMUANYA!!!” bentak Eunji. Sehun merutuki dirinya sendiri. Ia tak menyangka hasilnya akan seperti ini. Sehun memejamkan matanya dan berjalan menuju ujung atap.
“Sehun-ah…apa yang kau lakukan?” panik Kai dengan mengejar Sehun.
“Berhentilah Kai,” dingin Sehun. Kai tetap mengejar Sehun. Sehun menoleh ke arah Kai dan matanya menyorot merah ke arah Kai. Kai tak bisa bergerak.
“YAK!! APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU??!! YAK!!” teriak Kai melihat Sehun yang terus berjalan.
“Hentikan!!” sentak Eunji. Langkah Sehun terhenti. Sehun melanjutkan langkahnya.
“Yak!! Apa kau tuli?! Hentikan!!” sentak Kai.
“Bukankah ini yang kau inginkan Eunji-ah?” tanya Sehun.
“Kau bilang impas bukan? Jika kau mati, aku juga akan mati Eunji-ah. Aku tidak akan membiarkanmu mati karenaku. Aku tahu…kau seperti ini karena ayahmu. Kau masih tidak rela ayahmu pergi. Maafkan aku…karena aku…ayahmu mati. Semua keluargaku tak bisa menyelamatkan ayahmu. Mungkin dengan cara aku mati, kau bisa memaafkanku dan keluargaku,” Sehun mencondongkan tubuhnya dan Eunji langsung menangkap tangan Sehun.
“Andwae Sehun-ah!! Hiks…mianhae…hiks…” ujar Eunji dengan memegang erat tangan Sehun. Eunji berusaha sekuat tenaga membawa Sehun kembali ke atap. Eunji menangis sekeras-kerasnya.
“Mianhae Sehun-ah…hiks…aku bodoh…aku tidak memikirkanmu karena ayahku…hiks…aku masih belum rela ayahku pergi Sehun-ah…hiks…mianhae…” Eunji terus meminta maaf kepada Sehun. Sehun langsung memberikan pelukan kepada Eunji. Hati Sehun lega. Masalah sudah  selesai. Sehun semakin erat memeluk Eunji dengan sesekali mengusap punggung Eunji.
“Gwenchana…aku juga minta maaf karena aku terlalu jahat kepadamu,” ujar Sehun tulus.
“Anni, aku yang meminta maaf…hiks…aku barusaja mencelakaimu…hiks…jeongmal mianhae…” tangis Eunji di pelukan Sehun.
Kai ikut menangis karena mereka berdua. Kai tersenyum akhirnya Eunji kembali seperti dulu. Kai mendekat ke arah mereka dan memeluk mereka. Mereka menikmati kebahagiaan bersama setelah masalah sudah selesai.

=0=

Setelah kejadian itu, semua kembali seperti dulu. Rasa bahagia mulai terlahir kembali. Tidak ada kericuhan, tidak ada perbedaan antara keturunan serigala dengan manusia. Semua sama saja. Mereka mulai menghargai manusia serigala itu. Tidak ada rasa ketakutan diantara para manusia. Benar, mereka tidak akan melakukan kesalahan jika manusia itu tidak mengawali pertengkaran. Mereka percaya, manusia serigala akan baik di kalangan masyarakat.

I'm Not a WOLF (FINISH)Where stories live. Discover now