chapter 6

93 21 3
                                    

Aleysia's POV

Aku sedang berada di sebuah taman sekarang bersama calum, awalnya aku menolak tapi dia memaksaku karena tidak enak jadi aku menuruti apa maunya.

"Hei, kau mau ice cream? Aku traktir" tawar calum sambil tersenyum

"Tentu, aku mau rasa vanilla"

"Baiklah, tunggu disini" dia pergi meninggalkan ku ke kedai ice cream

Sambil menunggu calum aku melihat lihat keadaan di taman ini.

Aku melihat sepasang kekasih sedang bermesraan di kursi yang tidak jauh dengan tempatku.

Melihat itu megingatkanku pada mantan kekasihku, dia sungguh manis, banyak kenangan yang kupunya dengannya. Dari saat kita berdebat akan hal kecil, saat dia memarahiku karena aku kehujanan, saat dia berusaha untuk menghiburku, saat dia selalu mendengarkanku bercerita akan hal yang tidak penting.

Tapi sayang penyakit itu berhasil merenggut nyawanya, padahal dia masih muda, dia masih bisa menggapai mimpinya. Sayangnya tuhan berkata lain

tanpa kusadari air mata sudah membasahi pipiku, aku buru buru menyekanya takut calum melihat

"Ini ice cream untukmu" ucapnya sambil memberikan ice cream milikku

"Terima kasih" aku tersenyum padanya, dia membalas senyumanku

"Kau habis menangis al?" Mengapa dia bisa tau?

"Tidak"

"Jangan berbohong al, aku tau kau habis menangis"

"Sudahlah"

"Mau menceritakan padaku?"

"Aku tidak ingin membahasnya"

"Baiklah, tak apa. Tapi jika kau membutuhkan tempat untuk bercerita kau bisa bercerita padaku" ucapnya sambil tersenyum.

Jujur aku menyukai senyumannya, dia sungguh manis saat tersenyum. Ternyata dia mempunyai sisi lain, disamping sisinya yang menyebalkan itu.

"Aleysia?"

"Iya?"

"Mengapa kau melamun?"

"Aku? Tidak"

"Jelas kau melamun"

"Kata siapa?"

"Hey aku sudah memanggilmu beberapa kali tapi kau tidak menjawabku"

"Oh benarkah?"

"Sudahlah tidak usah dibahas"

"Baiklah"

Kami terdiam, aku memakan ice creamku sampai habis

"Al, sebaiknya kita pulang, langit sudah mendung" aku melihat ke atas, benar awan sudah menggumpal dan berwarna gelap menandakan akan turun hujan

"Ya, aku setuju denganmu" dengan itu kami memasuki mobil calum lalu dia mengantarku sampai rumah

***

"Sampa nanti aleysia" ucap calum sebelum aku turun dari mobil

"Sampai nanti juga calum" aku tersenyum padanya lalu membuka pintu mobilnya.

Sebelum aku turun calum memegang tanganku membuatku menghadap kearahnya.

"Ada apa?" Tanyaku sambil mengketutkan dahiku

"Tidak ada, hanya ini"

*cup*

Aku terdiam mematung, calum baru saja mencium pipiku, entah ada apa tapi aku merasakan ada kupu kupu berterbangan di perutku, kurasa wajahku sudah memerah sekarang

What Is Love? Z.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang