I.18

1.1K 50 0
                                    

Zidny terbangun dengan abang tersayangnya berada di sebelahnya. Ia memandang wajah tenang Ardan,rasanya sudah lama ia tidak melihat abangnya setenang ini. Karena mereka saat bertemu pasti akan terjadi perkelahian atau setidaknya adu mulut,pasti.

"Ngghh" Tangan jahil Zidny langsung menjepit hidung Ardan. Zidny terkekeh saat melihat Ardan yang kehabisan napas.

"Woi lepas napas gue" jerit Ardan. Zidny terkekeh lalu melepas jepitannya.

"Yaelah si kebo pake tidur lagi" gerutu Zidny saat melihat Ardan berbalik memunggunginya.

"Ribut lu ah" gumam Ardan. Zidny meraih ponselnya di nakas,melihat jam. Untungnya hari ini Sabtu jadi ia bisa bersantai ria.

"Ardan temenin gue jalan yuk" ucap Zidny.

"Lu mau kemana anjir? Masih pagi ini" balas Ardan dengan posisi tetap membelakangi Zidny.

"Iya kita ke ancol kuy" ajak Zidny. Ardan mendengus

"Pergi ndiri lu ah,gue males" ucap Ardan.

"Yaudah ganti deh,gue aja yang ikutin lo hari ini gimana?" Tanya Zidny.

"Yaudah,tapi gue hari ini latihan basket lu yakin mau ikut? Panas" jawab Ardan.

"Eh gajadi deh mending juga gue nonton dirumah" ucap Zidny. Zidny bangkit hendak turun ke bawah untuk sarapan.

"Gue mau sarapan,mau sepedaan,ikut?" Tanya Zidny.

"Gue nantik aja" jawab Ardan. Zidny turun duluan,lalu menghampiri bunda dan ayahnya yang sedang sarapan.

"Pagi yah,bun" sapa Zidny.

"Pagi sayang,Ardan mana?" Tanya Bunda.

"Ngebo bun,biasalah" jawab Zidny sambil duduk di hadapan bundanya.

"Hari ini sepedaan lagi?" Kali ini ayahnya yang bertanya,yang langsung dijawab anggukan oleh Zidny.

"Pastinya dong yahh,udah gendutan nih" jawab Zidny.

"gendut? badan sekurus itu kamu bilang gendut? ayah ga ngerti lagi sama anak jaman sekarang,maunya badan kurus biar dilirik cowok,padahal cowok itu suka nya badan yang berisi,mana ada coba cowok mau meluk tulang" ucapan Ayahnya membuat Zidny terkekeh.

"iyah ayahku tersayaanggg,Zidny sepedaan biar sehat aja kok" ucap Zidny.

"nah gitu,siap sarapan kamu makan buah sama minum susunya dulu baru nanti kamu pergi sepedaan" peringat bundanya.

"iya bun,untung masih pagi"

"kalo udah siang emang kenapa?" tanya Bundanya

"panas lah bun" jawab Zidny kesal.

"oh iya juga,kamu ga jalan-jalan sama temen kamu?" tanya Bundanya lagi.

"engga bundaku yang paling bawel tapi tetep disayangg" jawab Zidny. Bundanya hanya terkekeh mendengar ucapan Zidny.

"Zid itu kemaren ada kiriman novel,bunda kurang tahu dari siapa" ucap Bunda tiba-tiba. Zidny mengernyit 'novel?' batinnya.

"Oh iya? Dimana bun?" tanya Zidny

"Bunda taruh di kamar,kamu ambil aja nanti" jawab Bunda. Zidny hanya mengangguk sambil melanjutkan makannya. Setelah meminum susu dan memakai jaketnya,Zidny pamit pergi. Ia hanya berkeliling sekitar komplek dan berakhir di taman.

"Zidnong" panggil seseorang. Zidny menoleh dan tersenyum lebar

"Lo kok bisa disini Dos?" tanya Zidny.

"Gue mau kerumah lu,cuma kata bunda lu lagi sepedaan yaudah gue keliling" jawab Nandos.

"Tumben kerumah?" tanya Zidny

Line [I.D.R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang