ADELIA POV
"Adelia tunggu.... tunggu.... aku bisa jelaskan" masih dapat kudengar teriakan dari pria brengsek yang terus mengejarku
Aku tak mau perduli, aku benci padanya, kukeluarkan kunci mobilku dengan cepat aku membukanya, tapi kekalutan dan kesedihan membuat kunci mobilku terlepas dari pegangan tanganku.
"Adeliaaa.... aku mohon" Adam berhasil mengejarku dan memengang lenganku
"Lepaaaskaaann!!!!" Suaraku bergetar, walau aku membentaknya kurasa percuma
"Adelia... aku mohon.. dengarkan penjelasanku.... aku mencintaimu.." hahaha... satu sisi aku sedih namun satu sisi aku tertawa hebat....
"Pffftt.... hahaha... hebat loe dam, yah seenggaknya loe sudah ada kemajuan... loe dah bisa bilang cinta, walau gw gak yakin loe tau artinya..." tanpa ingin berlama-lama di depannya, aku langsung masuk mobilku dan menutup pintunya dengan cepat
Adam masih terus memukul dan mencoba membuka pintu mobilku sambil berteriak memanggi-manggil namaku, namun hatiku terlalu sakit, sampai aku tak dapat lagi mengeluarkan air mata, mengapa aku begitu bodoh tak dapat mengenali pria itu, padahal dia Adam yang sama yang telah meninggalkanku 5 tahun yang lalu.
kunyalakan mobilku dan segera menginjak pedal gas, aku tak perduli jika saat ini tangan Adam masih memegang handle pintu mobilku, bahkan aku berharap dia terseret dan terluka.
"Arrrrggghhh... sh*t!!! sialan loe Dam!!" aku memberhentikan mobilku, entah mengapa aku tak tega melihat dia terseret disamping mobilku
"Lebih baik loe biarin gw sendiri, gw mohon lepasin gw sekarang, kalau memang loe tau arti cinta yang sebenarnya" setelah memberhentikan mobil aku membuka kaca mobil disampingku dan memintanya membiarkan aku pergi
Wajahnya terlihat sendu, tatapannya menunjukkan penyesalan, tapi aku muak melihatnya, yang aku lihat hanya penipu di dalam sana. Akhirnya Adam melepaskan pegangannya dan membiarkan aku pergi, dengan cepat aku menginjak gas dan segera berlalu dari hadapannya.
Pikiranku kosong saat ini, aku tak dapat berpikir, berpikir membuat kepala dan jantungku terasa sakit, nafasku berat, namun tak ada lagi air mata yang dapat kukeluarkan.
Sekarang aku hanya menatap lurus pada jalanan. Entah ke mana tujuanku pergi. Pikiranku terlalu kalut hingga aku hanya merasakan kekosongan dalam otakku, intinya aku sama sekali tak memikirkan apapun. Otakku kosong.
Aku menepi di tengah jalan, tepatnya di sebuah danau. Memarkirkan mobilku di pinggiran. Jalanan di dekat danau ini sangat sepi. Tak ada satupun mobil yang melintas. Otakku mulai mencoba bekerja, dimana aku sekarang?
Aku mendesah, menghela nafas kasar kemudian melempar tubuhku ke atas jok mobil. Kutekan sebuah tombol untuk membuka kap. Semilir angin terasa berhembus, menyelinap ke dalam ruang kosong dalam diriku ketika kap telah terbuka dengan sempurna.
Kutatap langit yang terasa dekat denganku. Kemudian, kupejamkan mataku yang terasa berat sejenak. Angin masih terasa menerpa di atas permukaan kulitku.
Ah, apakah sesulit ini hidupmu Adelia?
Aku membuka mataku ketika merasakan tetes demi tetes air membasahi keningku. Aku segera beranjak menutup kap mobilku dengan cepat. Dewi dalam diriku memaki, sial.. kenapa hujan?
Pemandangan alam di sini sungguh indah, aku tak pernah melihat danau seindah ini di Surabaya.
Dimana aku saat ini? Haahh... entahlah... lebih baik aku pergi sekarang, mungkin nanti ada petunjuk jalan dan ada seseorang yang dapat kutanyai.
Saat ini mungkin tujuan terbaikku adalah tempat Riko bekerja, klub malam favoritku.
Aku kembali ke alam nyata ketika tiba-tiba mobilku berhenti. Keningku berkerut. Dengan segera aku turun dan memeriksa. Aku menggeram kesal ketika ternyata bahan bakar mobilku habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT LIFE
RomanceAdelia... Seorang wanita dewasa yang terlalu menikmati kehidupan malamnya sehingga membuatnya lupa dengan cara berkomitmen Adam.... Seorang pengusaha muda yang menikmati kehidupan malam untuk menghilangkan kejenuhan sekaligus mencari kesenangan da...