Author POV
"Pagi sayang.. sudah waktunya kamu bangun dan bersiap, kita akan lanjutkan terapimu hari ini" suara lembut seorang wanita membangunkan seorang pria yang masih memejamkan matanya
"Aku tak mau pergi" pria itu membalas ucapan wanita itu dengan cepat dan ketus
"Fabiaaann... ayolah nak, jangan patah semangat, mama sedih lihat kamu begini" wanita itu adalah mama Fabian
"Ma... stop it, gak guna juga aku bisa jalan lagi atau gak, hidupku sudah mati ma.. tolong mama sudahi dan kuburkan semua mimpi itu".
Yah.. sejak kecelakaan yang menimpa Fabian, keluarganya membawa dirinya ke Jerman tempat keluarganya tinggal, dia sudah dirawat di negara itu hampir 3 bulan, kondisi tubuhnya sudah hampir semua membaik, walaupun sangat sulit menyelamatkan dirinya yang terlempar sejauh 5 meter dari motornya akibat kecelakan itu.
Namun, walau semua organ tubuhnya membaik, kedua kakinya masih harus mendapatkan pengobatan intensif, saraf di kedua kakinya telah putus saat kecelakaan terjadi, para dokter di Indonesia angkat tangan dan mengatakan Fabian harus kehilangan kedua kakinya, namun keluarganya tak mau menyerah, mereka membawa Fabian pergi agar mendapatkan pengobatan di negara lain.
Kini kedua kaki Fabian sudah diselamatkan, dia tak harus kehilangan kedua kakinya, tapi tentu urat-urat syarafnya tak lagi dapat bekerja normal, ia harus menjalani beberapa terapi lagi agar ia dapat kembali berjalan normal. Namun Fabian merasa dirinya sudah lama mati, sejak ia melepaskan Adelia untuk Adam, dirinya sudah mati, ia sudah tak mempunyai semangat untuk melanjutkan hidupnya yang hampa tanpa Adel.
"Fabian... mama mohon... buat mama nak..." wanita itu menitikkan air mata ketika Fabian lebih memilih memejamkan matanya dan mengacuhkan permintaan mamanya
Sementara itu, seorang wanita yang lebih muda dari wanita yang ada di sebelah Fabian, berdiri di pintu kamar adiknya itu, matanya berkaca-kaca melihat semangat hidup adiknya yang semakin hari semakin memudar, namun tiba-tiba tangannya merogoh saku celananya, dia merasakan handphonenya bergetar, dia mengambil dan melihat sekilas layar handphonenya, lalu mengangkatnya
"Ya.. bagaimana?"
"............" suara seorang pria menjawab pertanyaannya
"Apa? Besok? Oke saya berangkat malam ini" dia lalu menutup panggilan itu, namun tangannya masih bermain di layar datar itu lalu memencet sebuah nomor
"Riska.. tolong siapkan penerbangan ke Surabaya untuk malam ini"
"............"
"Saya gak mau tau, siapkan helikopter atau jet sekalipun, pokoknya saya harus tiba disana besok, PAHAM KAMU!!" Dia menutup panggilan itu dan menoleh ke arah adiknya lalu berjalan pergi
Fabian yang mendengar pembicaraan kakaknya mempunyai firasat bahwa Adel akan menikahi Adam besok, hatinya langsung terasa sangat sakit, dia memejamkan matanya, dalam hatinya dia berkata
'Sudah terlambat kak.. semua sudah terlambat...'
*********************************
'Adelia... aku mencintaimu, aku akan selalu mencintaimu... tapi aku gak akan pernah memaksamu membalas semuanya.. maafkan aku, semoga kamu bahagia...'
"FABIAAANNN...!!"
Hah.. hah.. hah... mimpi itu lagi, sudah kesekian kalinya dia hadir dalam mimpiku, apa maksud dari semua ini? Apakah dia masih hidup? Apa dia masih menungguku?... tapi dimana? Aku sudah mencari keseluruh rumah sakit di Surabaya, tapi aku tak menemukannya, semua orang mengatakan kalau dia sudah meninggal, tapi aku tak pernah seklipun menemukan atau mengunjungi nisannya, lalu dimana dia? Haruskah aku masih percaya kalau dia masih hidup? Atau aku harus merelakan semuanya dan menikahi Adam hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT LIFE
RomanceAdelia... Seorang wanita dewasa yang terlalu menikmati kehidupan malamnya sehingga membuatnya lupa dengan cara berkomitmen Adam.... Seorang pengusaha muda yang menikmati kehidupan malam untuk menghilangkan kejenuhan sekaligus mencari kesenangan da...